|Chapter 38🍁|

126 8 0
                                    

Klik bintang dulu ya:)


Happy Reading💗

Renal masuk kedalam rumah Bagas tenan satu geng nya. Rumah Bagas memang sejak dulu selalu menjadi tempat kumpul geng mereka. Dengan wajah masam ia duduk disofa.

"Kenapa lo?" tanya Bagas.

Renal hanya menggeleng pelan.

"Udahlah bro lupain si Meli."

"Iya bro masih banyak cewek diluar sana yang lebih cantik dari si Meli."

Renal hanya menggeleng melihat tingkah para sahabatnya ini.

Brak.

Seseorang membuka pintu dengan sangat kasar. Renal dan teman-temannya pun terkejut. Ternyata seseorang tersebut adalah Azka. Dengan wajah penuh emosi Azka segera menarik baju Renal.

"Eh apa-apaan ini!"

"Maksud lo apa nyet!" Azka melepas baju Renal dengan kasar.
"Lo yang apa?! Dateng-dateng langsung nyeret gue!"

"Bangsat!"

Bugh.

Tanpa babibu Azka memukul Renal. Ia benar-benar marah dengan Renal. Bagas dan yang lain berupaya untuk memisahkan mereka.

"Woy stop! Kalian berdua apaan sih ga biasanya kalian berantem!" gertak Bagas.

"Lo Azka! Ngapain dateng-dateng langsung nyerang Renal?!"

Azka menunjuk kearah Renal dengan tatapan tajam.

"Dia munafik!"

"Maksud lo!" Renal tidak terima.

"Emang kan lo itu emang munafik! Di depan gue lo berlagak seperti dukung hubungan gue sama Kayla tapi ternyata lo nikung gue!"

Bagas dan semuanya terkejut mendengar penjelasan Azka. Mereka semua menatap kearah Renal meminta penjelasan.

"Kenapa? Lo ga terima kalau gue suka sama Kayla?!" tanya Renal.

Bugh.

Azka memukul perut Renal. Emosinya sudah tidak bisa ia kontrol. Azka benar-benar benci dengan Renal.

"Azka! Stop woyy stop!"

Teman-teman yang sedang berada disitu segera melerai Azka dan Renal.

"Semuanya bisa dibicarain baik-baik woy!"

Nafas Azka memburu. Ada kilatan di kedua mata Azka. Tatapan benci yang ia lontarkan kepada Renal. Renal menghela nafas kasar.

"Oke gue jelasin semuanya!"

"Gue emang suka sama Kayla, dari dulu sebelum lo kenal sama dia!"

"Gue masih nunggu waktu yang tepat untuk nembak dia! Tapi ternyata lo udah duluan nembak dia!" Renal emosi.

"Jadi siapa yang di sini nikung sahabat sendiri, hah? Siapa?!" gertak Renal.

Semua terdiam. Menatap Renal dan menatap Azka secara bergantian. Azka mendekati Renal.

"Gue yang salah! Gue emang gak tau kalau suka sama Kayla. Gue minta maaf."

"Ck! Gak gue yang salah! Gue egois, gue udah mau ngerebut kebahagiaan dihidup lo, Ka."

"Dan sekarang gue ikhlasin Kayla buat lo." Renal menepuk bahu Azka.

"Buat Kayla bahagia. Karena gue bahagia kalau Kayla juga bahagia."

Azka menggeleng pelan. "Gue udah putus sama Kayla, kemarin."

Semuanya terkejut mendengar pengakuan Azka.

"Kenapa lo mutusin Kayla, bangsat!"

"Karena gue udah buat dia sakit hati! Gue sadar gue salah sama Kayla salah besar! Maka dari itu gue mutusin Kayla!"

"Goblok! Kayla itu cinta mati sama lo! Kenapa lo malah putusin dia, tolol!" emosi Renal naik kembali.

"Gak! Dia udah kecewa sama gue! Gak mungkin dia masih cinta sama gue!"

"Asem! Sadar lo! Lo mutusin Kayla itu artinya lo udah nyakitin Kayla!"

Bugh.

Renal memukul Azka. Emosi dia kembali. Renal tidak suka jika ada yang membuat gadis yang ia cintai tersakiti.

"Woy udah cukup!" relai bagas dan beberapa teman lainnya.

Bugh.

Bugh.

"Woy Nal sadar! Cukup!"

Azka hanya diam saja saat ia dijotos oleh Renal.

"Pujo lebih baik lo bawa pergi Azka dari sini!" suruh Bagas.

"Oke-oke." Pujo segera menarik Azka keluar dari dalam rumah Bagas. Mereka keluar dan duduk di depan teras rumah Bagas.

"Azka woy! Sadar lo!" Pujo menepuk-nepuk pipi Azka.

"Gue salah Jo! Gue salah!" Ujar Azka dengan nada lemah. Azka sungguh sangat putus asa sekarang.

"Gue nyesel! Gue nyesel udah mutusin Kayla!"

"Udah lah bro, gak usah disesali. Ya emang pada kenyataannya sih penyesalan selalu datang terlamat tapi lo jangan nyesel kaya gini! Lo harus bangkit!"

"Gue udah nyakitin seseorang yang cinta sama gue Jo!"

"Udah bro! Mungkin sekarang lo nyesel dan gak bisa ngelupain Kayla seutuhnya. Tapi setahun, dua tahun lagi mungkin aja hidup lo lebih bahagia dari kehidupan lo yang sekarang."

"Dan lo bisa lupain Kayla seutuhnya!"

Azka hanya diam. Air matanya pun mengalir begitu saja. Ini pertama kalinya Azka menangisi cewek. Dan ini untuk pertama kalinya Azka merasakan kehilangan seseorang yang sangat berarti dihidupnya.

Ia baru sadar bahwa Kayla itu sangat berarti dihidupnya. Namun kini semua telah berakhir. Ibarat kata nasi sudah menjadi bubur. Hubungannya dengan Kayla sekarang sudah selesai. Dan itu adalah keputusan awal dari dirinya sendiri yang namun pada akhirnya ia sesali.

🍁🍁🍁

Bersambung..
Next part?

KAYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang