|Chapter 10🍁|

166 21 3
                                    

Sesampainya di depan rumah kayla segera turun dari motor azka. Ia melihat di depan halaman rumah nya terdapat mobil berwarna silver.


Mobil siapa itu?~batin kayla.

"Kay lo liatin apa sih?" tanya Azka.

"Ah eng--enggak ngelihatin apa-apa kok."

"Oh ya makasih udah nganterin sampe rumah ya," sambung Kayla.

"Iya sama-sama."

"Mau mampir?" tawar Kayla.

"Gak deh gue langsung aja."

"Oh oke."

"Em Kay, jangan lupa besok Lo harus jawab pertanyaan gue tadi, gue tunggu." Azka tersenyum simpul.

Kayla mengembuskan nafas panjang.
"Setelah bokap lo bilang kaya gitu, lo masih mau tetap nunggu jawaban dari gue?"

"Gue gak peduli Kay, yang bakal ngejalanin hubungan ini gue bukan bokap."

"Gue ma--" ucapan Kayla terpotong.

"Kayla," sapa Nia-bunda nya Kayla.

Kayla menoleh dan mendapati bundanya dengan seorang laki-laki. Hah apa laki-laki? Siapa dia. Pikir Kayla.

"Bu-bunda."

"Kamu baru pulang? Terus ini siapa?" tanya Nia.

Azka turun dari motornya dan mencium punggung tangan Nia san seorang lelaki yang berada disamping Nia.

"Azka tante." Azka memperkenalkan diri.

"Bunda nya Kayla."

"Yang di sebelah tante itu sua--"

Kayla memotong pembicaraan Azka. "Eh Azka kata nya lo mau balik kan yaudah balik aja gapapa kok," suruh Kayla memotong ucapan Azka.

"Ah enggak gue bel--" Kayla mencubit perut Azka pelan.

"Aw sa--"

"Iyakan lo mau pulang." Kayla memberi kode kepada Azka untuk pulang.

"I-iya Tan saya mau pulang." Azka menyengir.

"Oh iya hati-hati."

Azka menjalankan motornya pergi dari pekarangan rumah Kayla. Setelah Azka pergi Kayla segera melangkah masuk kedalam rumah. Namun langkah Kayla segera di cegah oleh Nia.

"Kayla sebentar, bunda mau ngenalin seseorang sama kamu."

Kayla hanya melirik sekilas tanpa menghiraukan perkataan dari bundanya.

"Kenalin ini om Anton rekan bisnis bunda dan--" Nia menggantung perkataan nya.

"Dan apa?" tanya Kayla dengan nada ketus.

"Gak ada dan, hanya sedekar rekan bisnis aja." Anton angkat bicara.

"Oh."

"Bunda berharap kamu bisa akrab sama om Anton ya," pinta Nia.

Kayla hanya menghela nafas. Dan detik berikutnya ia melangkah kan kaki nya menuju rumah. Namun lagi-lagi ia di cegah oleh nia.

"Kayla tunggu, kamu gak boleh main pergi gitu aja dong!"

"Emang nya kenapa bun? Kan udah selesai," ujarnya seraya melangkah kan kaki nya menuju rumah.

"Kayla.. Kay," teriak Nia tanpa dihiraukan Kayla.

"Udah biarin Kayla istirahat dulu, masih ada hari esok," ujar Anton.

"Maafin atas sikap Kayla ya."

"No problem, yaudah saya pulang dulu," pamit anton

Anton memasuki mobilnya dan segera menjalankan mobil keluar dari perkarangan rumah Kayla. Nia pun segera masuk untuk menemui akayla. Ia segera menuju kamar Kayla.

Tokk.. Tokk.. Tokkk..

"Kayla buka pintu nya!"

"Kaylaaa!" teriak Nia.

Ceklek. Pintu kamar terbuka.

"Ada apa sih bun Kayla capek." Kayla memasang raut wajah malas.

"Bunda kecewa atas sikap kamu sama om Anton tadi, gak seharusnya kamu bersikap seperti itu Kayla! Malu-maluin bunda tau gak." Nia geram.

"Terus? Terus Kayla harus bersikap seperti apa bun? Jujur ya bun, Kayla gak suka kalau bunda deket-deket sama om-om."

"Jaga mulut kamu ya!" bentak Nia.

"Emang bener kan dia itu om-om yang udah punya istri iya kan? Bunn aku mohon sama bunda, gak usah deket-deket sama dia lagi! Aku gak mau bunda di bilang pelakor sama orang-orang."

Plakk.

Satu tamparan melayang di pipi Kayla sebelah kiri. Kayla tampak terkejut dengan perlakuan bundanya. Kayla langsung menatap bundanya dengan tatapan benci.

"Jangan sembarangan kamu kalau ngomong ya!" sentak Nia.

"Aku gak mau om Anton sampai jadi ayah aku bun. Ayah aku cuma satu, Ayah aku cuma ayah Hardii gak bisa digantiin sama siapa-siapa!"

Plakk.

Satu tamparan lagi melayang di pipi Kayla sebelah kiri. Air mata Kayla tiba-tiba jatuh. Ia tidak menyangka bunda nya akan bersikap sekasar ini kepadanya.

"Jangan pernah ucap nama itu lagi di rumah ini!"

"Kenapa? Dia ayah aku, aku berhak menyebut namanya berulang kali!" Lalu Kayla berjalan masuk kedalam kamar dan menunci pintu kamarnya.

"Kaylaa bunda belum selesai bicara sama kamuu!" teriak Nia.

"Kaylaa buka pintunya!"

"Kaylaaa!"

"Pergiiii!" teriak Kayla dari dalam kamar.

🍁🍁🍁

"Bu--bunda jahatt," ucap Kayla lirih seraya menangis tersedu-sedu. Wajah nya kini sudah sembab karena sedari tadi ia tidak berhenti menangis. Pipi sebelah kiri nya pun masih terasa perih bekas tamparan bunda nya.

Kayla mengambil sesuatu didalam laci. Sebuah album foto keluarga. Ia sangat rindu keluarga nya yang dulu. Ia juga sangat rindu sosok ayah.

Ia membuka halaman pertama memperlihatkan foto sang ayah yang sedang bersama sang bunda.

"A--ayah.. Kayla rin--rindu ayah," ucap nya lirih seraya mengelus lembut foto sang ayah dan sang bunda.

"Ken-kenapa.. Kenapa bunda sama ayah malah memilih bercerai!"

Semenjak perpisahan kedua orang tua nya. Kayla tidak pernah di ijinkan untuk bertemu sang ayah. Padahal ia sangat merindukan sosok ayah. Sekarang ia tidak tau di mana sang ayah nya berada.

Kayla menutup album foto dan menyimpannya kembali di dalam laci. Ia masih saja menangis sesegukkan hingga ia tertidur lelap diatas meja belajar miliknya.

🍁🍁🍁

Bersambung..
Next part?

KAYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang