|Chapter 17🍁|

111 13 4
                                    

Ia pun masuk kedalam rumah. Namun baru beberapa langkah tiba-tiba ada suara klakson mobil.


Bibb.. Bibb..

Kayla berbalik dan mendapati mobil berwarna silver masuk kedalam pekarangan rumah Kayla. Dan keluar lah seseorang dari dalam mobil.

Kayla sedikit terkejut.

Seseorang itu membuka 'kan pintu samping kiri. Dan keluar lah Nia, bunda Kayla.

"Eh Kaylaa kamu udah mendingan sayang?" Nia menghampiri Kayla.

Kayla mengangguk. "Ya."

"Eum.. Nia saya langsung pulang ya," pamit Anton.

"Oh gitu, gak mau mampir dulu?" tanya Nia.

"Gak usah. Lagian ini udah sore."

"Yaudah kalau gitu terima kasih ya." Nia tersenyum manis kepada Anton.

Dih kok gitu sih~batin Kayla.

Anton mengangguk.

"Kayla, saya pamit pulang dulu ya," Anton pamit kepada Kayla.

Kayla hanya mengangguk singkat.
Anton pun berjalan masuk kedalam mobil. Menjalankan keluar dari pekarangan rumah Kayla.

Kayla menghembuskan nafas pelan. Ia bergegas masuk kedalam rumah.

"Kayla, tunggu dulu sayang," cegah Nia.

"Kenapa bun?" tanya Kayla.

"Kamu itu kenapa sih sayang kalau sama om Anton gak pernah ramah gitu?" tanya Nia.

"Emangnya kenapa bun? Harus banget ya aku ramah sama dia?"

"Ya jelas haruslah, om Anton itu kan cal.." Nia menggantung ucapannya.

"Cal apa?" tanya Kayla penasaran.

"Cal apa bun?"

"Ah enggak kok gapapa. Yaudah bunda istirahat dulu ya," pamit Nia seraya berjalan masuk kedalam kamar.

Namun baru beberapa langkah Nia berjalan langkahnya pun terhenti.

"Maksut bunda calon Ayah?" tanya Kayla memastikan seraya berjalan menghampiri Nia.

"Apa bunda lupa? Aku udah pernah nyuruh bunda buat ngejauhin om Anton 'kan bun?"

Nia nampak menghela nafas.

"Lagian om Anton itu kan udah punya istri bun. Udah punya keluarga sendiri ngapain bunda deket sama dia."

"Kamu itu gak tau apa-apa Kay!"

"Aku emang gak tau apa-apa tapi apa aku salah kalau minta bunda buat ngejauhin om Anton?"

"Ya, iya salah!"

"Apa nya yang salah bun?" tanya Kayla.

"Ya kamu salah karena kamu gak mau lihat bunda kamu bahagia!" gertak Nia.

"Iya emang bunda bahagia, tapi aku enggak bun!" tegas Kayla.

"Bunda bener-bener gak pernah ngertiin perasaan aku ya. Kenapa sih orang yang bener-bener sayang sama aku malah pergi untuk selama-lama nya." lanjut Kayla.

Sekarang kedua mata Kayla mulai berkaca-kaca. Hanya tinggal satu kedipan air mata nya jatuh. Namun Kayla tetap menahannya.

Nia hanya menghela nafas pelan.

"Bukan gitu mak--" belum selesai Nia berbicara Kayla sudah berjalan menjauh dari Nia.

"Kayla kamu mau kemana? Bunda belum selesai ngomong sama kamu!" teriak Nia.

🍁🍁🍁

Tidak terasa sudah satu Minggu Azka menjalin hubungan dengan Kayla. Setiap hari Azka selalu menghabiskan waktunya dengan Kayla. Tidak bertemu satu detik aja dirinya sudah dilanda kerinduan. Maklum bucin.

Azka meraih ponsel diatas nakas dan membuka aplikasi WhatsApp.

My Girl friend❤️

|Lgi ngapain pcr?

Hayo lgi ngapain😂|

|Lah kan aku tanya sma kmu knp mlh nanya balik?🙄

Heheh, lgi mikirin kmuu eaa🤣|

|Aw jdi mlu🙈

Alay bgt😂|

|Awokawok🤣

Kmu sendiri lgi ngapain?|

|Lgi mikirin kmu jg🙈

Sumpah alay banget🤮|

|Ydh skip aja

🤣|

|Eh pcr aku mau mkn dlu ya laper nih

Iya kalau udh selesai jgn lupa kasih kabar|

|Oke❤️

Azka meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia pun segera beranjak keluar menuju ruang makan. Karena ia merasa perutnya butuh banyak makanan.

Di meja makan sudah ada sang papa dan juga mama. Azka pun duduk di samping sang papa.

"Kamu mau pake lauk apa Azka?" tanya Mia.

"Ayam aja Ma." Mia mengambil ayam goreng dan diletakkan dipiring Azka.

"Ayok dimakan."

Azka memakan sesuap. "Azka papa mau tanya sama kamu," ucap Mulya dengan nada dingin.

"Tanya apa pah?"

"Papa denger nilai-nilai pelajaran kamu semuanya turun, kenapa?" Mulya menatap kearah Azka.

"Em mungkin Azka kurang belajar," jawabnya asal.

Mulya menghela nafas panjang. "Bukan karena cewek itu?"

Azka mendongak dan menatap sang papa. "Maksud papa?"

"Kamu pacaran kan?" Azka terkejut. Dari mana papanya tau kalau dirinya pacaran.

"Kata siapa pah? Ngarang banget." Azka pura-pura terkekeh.

"Udahlah Azka jangan ditutup-tutupi lagi. Kamu sekarang lagi pacaran kan sama si cewek itu. Berapa kali papa harus bilang sama kamu, jangan pacaran! Gini kan jadinya nilai kamu semuanya turun!" Mulya sudah tidak bisa mengontrol emosi nya.

"Pah sabar." Mia mengelus tangan Mulya.

"Apaan sih pah, nilai aku yang turun itu cuma beberapa gak semuanya."

"Intinya pacaran itu gak penting Azka! Yang penting itu pendidikan, ngerti!"

"Putusin dia atau papa kirim kamu ke London, pikirin itu mateng-mateng." Lalu Mulya meninggalkan meja makan.

Azka mengembuskan nafas berat. "Udah Azka turutin aja apa kata papa kamu," pinta Mia.

"Aku gak bisa ma. Aku udah terlanjur sayang sama Kayla."

"Tapikan--"

"Aku ke kamar."

🍁🍁🍁

Bersambung..
Next part?

KAYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang