|Chapter 31🍁|

100 8 0
                                    

Klik bintang dulu ya:)


Happy Reading💗

Kayla dan Afan sekarang sedang berjalan menuju kantin bersama dengan Meli dan Putri. Di tengah jalan langkah mereka terhenti oleh Azka.

"Aku mau bicara sama kamu," ujar Azka.

"Mau ngapain?" tanya Kayla bingung. Azka segera menarik Kayla menjauh dari mereka bertiga.

"Eh Kayla!" teriak Putri.

"Ih tuh anak kenapa sih main tarik Kayla aja," gerutu Meli.

"Udah biarin aja, mendingan kita ke kantin dulu," kata Afan.

Putri dan Meli mengangguk bersamaan. Disatu sisi Kayla memberontak kepada Azka. Namun Azka tidak menggubris sama sekali. Ia tetap menarik Kayla menuju rooftop. Sesampainya di sana baru Azka melepaskan lengan Kayla.

"Azka! Kamu ini apa-apaan sih! Tangan aku sakit tau." Kayla mengelus-elus lengannya yang nampak memerah.

"Eh beneran sakit? Aku kira cuma becada, sini coba aku lihat." Azka nampak meniup-niup lengan Kayla dan sesekali mengelusnya pelan.

"Ngapain di tiup segala sih."

"Kan biar sembuh." Kayla hanya memutar kedua bola matanya malas.

"Lagian kamu ngapain sih! Tiba-tiba narik-narik aku?" tanya Kayla

"Aku tuh mau bicara sama kamu."

"Ya bicara kan bisa di tempat yang tadi, ngapain juga narik aku sampai ke rooftop?"

"Yaudah aku minta maaf, lagian tadikan ada temen-temen kamu."

Kayla hanya mendengus kesal. Azka menghela nafas pelan.

"Udah ah aku mau turun," pamit Kayla namun dengan cepat Azka mencekal lengan Kayla.

"Apa lagi sih!"

"Aku kan belum ngomong sama kamu."

"Yaudah ngomong!" suruh Kayla dengan menatap lurus tanpa menatap Azka.

"Em ... Apa bener kamu ditunjuk jadi pemimpin dikelas kamu?" tanya Azka. Kayla menoleh.

"Kok kamu tau?" tanya Kayla bingung.

"Jadi bener? Terus kamu sama siapa? Pasti yang ditunjuk kamu sama Afan, Iyakan."

"Iya emang bener sih aku sama Afan, tapikan aku juga ditunjuk sama pak Roni," jelas Kayla.

"Pacar! Kamu tau gak sih aku itu gak suka kamu deket-deket sama Afan!"

"Kamu apaan sih! Afan itu sahabat aku, kenapa aku gak boleh deket sama dia?"

"Apa kamu gak sadar Afan itu suka sama kamu."

"Apaan sih kenapa jadi bahas kaya gini, ini semua juga karena pak Roni yang nunjuk aku sama Afan kalau gak aku juga gak mau kali."

"Tapi bisa kan kamu nolak, atau gak kamu ijin dulu kek sama aku," pinta Azka.

"Ya gak bisa."

"Tuh kan kamu gitu, kamu gak ngertiin perasaan aku tau gak!" gertak Azka. Kayla menghela nafas pelan.

"Oke aku tau kamu cemburu tapi tolong kali ini simpan dulu rasa cemburu kamu, aku gak mau cuma masalah kaya gini terus tiba-tiba hubungan kita berdua renggang."

"Kamu gak mau kan hubungan kita renggang?" tanya Azka.

"Iya gak maulah." Kayla menggeleng pelan.

"Makanya kamu jauhin Afan, sekalian kamu mundur gak usah jadi pemimpin kelas kamu lagi," suruh Azka.

"Yang bener aja dong Azka, aku gak mungkin tiba-tiba mundur gitu aja. Pokoknya aku gak mau mundur!" Azka nampak mengusap wajah kasar.

"Yaudah terserah kamu, terserah kamu mau ngapain aja. Kamu mau deket sama siapa aja terserah, aku udah gak peduli!"

Azka pergi begitu saja meninggalkan Kayla yang masih terpaku tidak percaya.

Kayla menghela nafas pelan. Kedua matanya kini mulai memanas menahan air matanya.

Bulir putih tiba-tiba menetes membasahi kedua pipinya. Ia tidak menyangka dengan sikap Azka yang tiba-tiba berubah seperti itu kepada dirinya.

Kayla segera berlari menuju kamar mandi. Ia menghapus air matanya dan mencuci muka agar terlihat seperti tidak ada apa-apa.

🍁🍁🍁

Azka masuk ke dalam kelas dengan terburu-buru. Ia segera menghampiri meja Meta.

Brak.

Azka mengebrak meja Meta. Membuat sang empunya terkejut.

"Ya ampun Azka! Ngagetin aja, mau ngapain sih?" tanya Meta bingung.

"Gue mau jadi pemimpin kelas kita," teriak Azka membuat para murid yang berada di dalam kelas menoleh ke arah dirinya. Begitu juga dengan Renal.

"Serius?" tanya Meta dengan mata berbinar.

"Iya."

Meta langsung memeluk Azka dengan erat. Dan Azka hanya diam tidak menolak seperti biasanya. Meta melepas pelukannya.

"Thanks ya." Azka hanya mengangguk dan berjalan menuju bangkunya.

🍁🍁🍁

Bersambung...
Next part?

KAYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang