|Chapter 36🍁|

118 9 0
                                    

Klik bintang dulu ya:)


Happy Reading💗

Hari ini pengumuman lomba hias kelas. Seluruh murid sekarang pun sudah berbaris ditengah lapangan menunggu hasil pengumuman. Setelah menunggu cukup lama, Pak Agus selaku kepala sekolah pun akhirnya naik kemimbar.

"Cek cek ... Ehem selamat pagi murid-muridku sekalian."

"Pagi pak," seru semua murid.

"Syukur alhamdulillah kita masih bisa dipertemukan kembali dengan keadaan sehat tak kurang suatu apapun."

"Hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun sekolah kita yang ke 46 tahun. Sekolah mengadakan lomba hias kelas, dan sekarang adalah pengumuman juara lomba."

"Nah langsung saja saya bacakan kelas mana saja yang mendapatkan juara."

"Juara ke empat diraih oleh kelas X IPA 1, juara ke 3 diraih oleh kelas XII IPA 1, juara ke 2 diraih oleh kelas XI IPS 2, dan juara ke 1 diraih oleh ... " Pak Agus menggantung ucapannya.

"Gak bakal kelas kita," ucap Afan kecewa. Karena kelasnya malah mendapat juara 3.

"Yaudahlah Fan gak usah nyesel gitu," bujuk Putri. Afan hanya mengembuskan nafas pelan.

"Kelas XII IPS 2," Ucap pak Agus dengan antusias.

Muris kelas XII IPS 2 pun bersorak bangga dan heboh terutama para cewek. Meta pun dengan bangga maju ke depan untuk menerima hadiah. Kelas Kayla sendiri diwakilkan Afan. Kelas yang tidak mendapat juara pun nampak kecewa.

Setelah hadiah diberikan kepada para juara. Semua murid pun akhirnya dibubarkan. Hari ini juga tidak ada pembelajaran seperti biasa. Kayla dan kawan-kawan masuk kedalam kelas. Pak Roni pun ikut masuk kedalam. Afan yang melihat pak Roni masuk kedalam segera menghampiri pak Roni dan menunduk.

"Maaf pak kalau hasilnya mengecewakan bapak."

Pak Roni hanya tersenyum tipis. Ia memegang bahu Afan pelan.

"Tidak papa Fan yang terpenting kelas kita juara, walaupun juara 3 yang terpenting tidak memalukan."

Afan pun mengembuskan nafas lega. Ia pikir pak Roni akan memarahinya ternyata tidak. Afan pun tersenyum tipis.

"Iya pak."

"Bapak hargai semua kerja keras kalian."

"Iya pak."

"Oh ya hari ini tidak ada pembelajaran seperti biasa. Jadi hari ini kalian free tapi minggu depan kalian sudah mulai ujian, jadi dipersiapkan matang-matang ya supaya nilainya tidak mengecewakan."

"Baik pak."

Pak Roni pun keluar dari dalam kelas. Murid-murid pun sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri. Kayla dan kawan-kawannya pun hanya duduk dibelakang dengan memainkan ponselnya masing-masing.

"Gue belum siap deh kalau kita pisah nanti," ucap Putri tiba-tiba.

Kayla pun meletakkan ponselnya dan menatap Putri yang cemberut.

"Gue juga belum siap Put, tapikan pasti ada masanya kita untuk berpisah."

"Tapi perpisahan itu menyakitkan, Kay."

"Bener! Bener banget, perpisahan itu sungguh menyakitkan!" ujar Meli dengan ekspresi seperti orang tersakiti.

"Lebay lo!" cibir Putri.

"Ih orang bener kok!"

Kayla hanya terkekeh melihat tingkah sahabatnya ini. Tiba-tiba Afan pun datang.

"Kay, dicariin Azka tuh."

Kayla nampak terkejut. Ia berdiri dan nampak melihat kearah luar.

"Lo serius?" tanya Kayla.

"Seriuslah. Udah sana temuin."

Kayla nampak bimbang. Putri dan Meli memberi isyarat untuk menemui Azka. Kayla pun akhirnya berjalan menemui Azka di depan.

"Azka sama Kayla ada masalah apa sih?" tanya Afan.

"Mereka itu--" ucapan Putri dipotong oleh Meli.

"Jadi cowok gak usah kepo!" setelah berbicara seperti itu Meli segera menarik Putri menjauh dari Afan.

"Tuh anak kenapa sih dari dulu sama gue selalu nyinyir," gumam Afan.

Kayla keluar dari dalam kelas. Ternyata benar apa kata Afan, Azka memang berada di depan. Kayla pun menghampiri Azka dan duduk disampingnya.

"Ada apa?" tanyanya.

Azka nampak terlihat mengembuskan nafas pelan. Tiba-tiba dia mengulurkan tangan kepada Kayla. Dengan rasa bingung Kayla menerima uluran tangan tersebut.

"Selamat ya, kelas kamu juara."

Kayla tersenyum tipis. "Selamat juga kelas kamu dapet juara 1."

Azka mengangguk paham.

"Udah gitu doang?" Azka mengerutkan dahinya.

"Aku kira kamu mau bahas so--" ucapan Kayla terpotong oleh Azka.

"Oh ya aku juga mau bahas soal hubungan kita." Kayla tersenyum tipis seraya menatap kearah Azka.

"Kay, lebih baik sekarang kita udahin hubungan ini ya."

Deg. Hatinya sungguh sakit, ini bukan yang Kayla harapkan. Kedua mata Kayla mulai berkaca-kaca, ia menggeleng pelan.

"Kamu putusin aku?"

Azka memegang kedua telapak tangan. "Aku jelasin dulu, Kay"

Kayla segera menarik kedua tangannya.

"Kamu jahat!"

"Apa aku marah saat tau kamu malah lebih milih jemput cewek lain ketimbang aku?"

"Kay, aku je--" Azka memegang kedua tangan Kayla.

"Lepas!" gertaknya.

"Kamu itu mikir gak sih, kamu yang minta aku sendiri buat mundur jadi pemimpin saat lomba hias kelas tapi malah kamu sendiri jadi pemimpin di kelas kamu! Asal kamu tau aku itu udah nurut buat ngundurin diri tapi ternyata ka-kamu ... "

Kayla sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Dirinya sudah benar-benar kecewa dengan sikap Azka.

"Kay, aku minta maaf tapi ini semua demi kebaikan kita. Bentar lagi kita bakal ujian yang menentukan lulus tidaknya kita Kay. Jadi aku mau lebih baik kita fokus sama ujian Kay."

"Terserah! Aku gak mau lagi denger apa-apa dari kamu!" Kayla segera berlari meninggalkan Azka.

"Kayla!" teriak Azka.

Meli dan Putri yang sedari tadi bersembunyi dibalik tembok pun keluar dari persembunyian nya.

"Ish Azka! Lo tuh gimana sih, kenapa lo malah putusin Kayla?!" gertak Meli.

"Ish bener-bener deh lo tuh!" Putri menghentakkan kedua kakinya dan segera berlari mengerjar Kayla bersama Meli.

Azka mengacak rambutnya kesal. Ia merasa bersalah kepada Kayla. Namun dirinya harus bagaimana, ia juga tidak mau kalau nantinya dia akan menyakiti hati Kayla.

🍁🍁🍁

Bersambung..
Next partt♡

KAYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang