|End🍁|

511 14 5
                                    

Kayla pun sampai ditempat yang menjadi tempat pertemuannya dengan Azka waktu pertama kali mereka bertemu. Kayla duduk seraya sesekali mengecek ponselnya. Mungkin saja Azka tiba-tiba mengabari dirinya.

Cukup lama Kayla menunggu Azka datang. Membuat Kayla merasa bosan. Kayla pun mengambil laptop dari dalam tas dan mulai melanjutkan naskah yang waktu itu belum terselesaikan. Untung saja tadi dirinya membawa laptop kalau tidak bisa jamuran dirinya menunggu Azka datang.

Tidak begitu lama Azka pun datang dengan membawa kotak yang nampak begitu besar.

"Hai, maaf ya lama." Azka duduk di samping Kayla. Kayla segera menutup layar laptop nya dan tersenyum kepada Azka.

"Eh iya gapapa kok."

"Em.. Mau pesen minum dulu?" tawar Kayla.

"Boleh."

Kayla pun memanggil salah satu karyawan di cafe tersebut. Ia pun memesan satu es cokelat sama dengan dirinya. Tak berapa lama salah satu karyawan menghampirinya dan membawakan es cokelat tersebut.

"Kamu masih inget gak pertama kali kita ketemu ditoilet cafe ini." Azka membuka suara.

"Masih kok."

"Bener-bener ya dunia ini sempit." Azka terkekeh pelan, Kayla pun sama.

"Kamu lanjut kuliah dimana Kay?" tanya Azka seraya menyeruput minumannya.

"Belum tau." Azka hanya mengangguk paham.

"Azka.. Sebenarnya kamu ngajak aku kesini mau ngapain ya?" tanya Kayla penasaran.

"Kamu masih inget gak sama omongan aku kemarin?"

"Yang mana? Kamu kan ngomong banyak kemarin." Azka mengembuskan nafas kasar.

"Kalau seandainya nanti aku pergi apa kamu bakal marah sama aku?" tanyanya dengan menatap wajah Kayla intens.

Deg. Kayla terdiam dan menunduk sebentar. Dan sesaat ia tersenyum menatap Azka.

"Buat apa aku marah sama kamu? Lagi pula kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi Azka, kita cuma sedekar temen biasa gak lebih."

Andai kamu tau Kay, sebenarnya aku masih menyimpan rasa sama kamu~batin Azka.

"Jadi kamu gak marah?" tanya Azka. Kayla menggeleng pelan.

"Kamu gak mau tanya gitu aku mau pergi kemana?"

"Em.. Sebenarnya sih aku udah tau kamu mau kemana," jawab Kayla. Azka mengerutkan dahinya.

"Kamu mau kuliah di London kan?" tanya Kayla memastikan.

"Kok tau? Jangan-jangan.. " Azka memicingkan matanya seraya menunjuk kearah Kayla.

"Apaan sih! Aku tau karena aku dikasih tau sama Meli."

"Oh.. Kirain." Kayla hanya memutar bola mata jengah.

"Emang kapan kamu pergi ke London nya?" Azka nampak melihat jam tangan yang melingkar di tangannya.

"Em.. Bentar lagi aku bakal ke bandara."

"B-bandara?" Kayla terkejut. Azka hanya mengangguk. Azka nampak mengambil sebuah kotak yang ia bawa tadi dan memberikannya kepada Kayla.

"Ini buat kamu." Kayla menerimanya dan segera membuka kado yang berisi boneka beruang berwarna cokelat.

"Boneka?"

"Iya.. Itu sebagai kenang-kenangan dari aku. Kalau seandainya kamu kangen sama aku, kamu bisa kok peluk boneka itu."

"Ih geer deh!" Azka hanya terkekeh.

"Makasih ya Azka."

"Sama-sama."

Hening. Baik Azka maupun Kayla sama-sama diam. Kayla pikir dirinya tidak akan kehilangan sosok yang ia cintai dan sosok yang ia sayangi lagi. Namun kenyataannya Kayla akan kehilangan dia lagi.

"Kay, kayanya aku harus segera kebandara sekarang." ucapan Azka membuat kedua mata Kayla berkaca-kaca.

"S-sekarang?" Azka memegang kedua tangan Kayla dan menatap Kayla intens.

"Iya."

Bulir-bulir putih keluar dari kedua mata Kayla. Kayla memang belum bisa membuka hatinya lagi untuk Azka dan untuk siapa pun itu. Namun ketahuilah Kayla masih menyimpan rasa kepada Azka. Dihatinya masih saja sama dengan satu nama yaitu Azka.

Azka segera memeluk tubuh Kayla erat. Mungkin ini untuk terakhir kalinya Azka memeluk erat Kayla. Dan ini mungkin untuk terakhir kalinya Azka bertemu dengan Kayla. Sebenarnya Azka tidak mau meninggalkan Kayla lagi dan tidak mau menyakiti hati Kayla untuk kesekian kalinya. Namun inilah kehidupan, kita dapat berekspektasi tapi realita bisa saja tidak sesuai dengan semua ekspektasi kita.

Azka melepas pelukan tersebut. Ia menghapus sisa air mata Kayla menggunakan ibu jarinya.

"Jangan nangis lagi cengeng deh," ledek Azka.

"Ih Azka nih, orang lagi sedih juga." Kayla cemberut. Azka tersenyum tipis dan memeluk Kayla sekali lagi.

Dirinya benar-benar tidak siap untuk meninggalkan Kayla lagi.

"Yaudah aku pergi ya."

"I-ya."

Azka pun berjalan keluar dari cafe tersebut meninggalkan Kayla sendirian. Kayla masih tidak percaya jika Azka harus pergi meninggalkan dirinya lagi. Tidak tau sampai kapan Azka pergi. Namun Kayla berharap suatu saat nanti dirinya bisa dipertemukan kembali dengan Azka.

Kayla mengembuskan nafas pelan. Ia mencoba tersenyum menatap kepergian Azka. Seseorang yang selama ini sudah membuat hidupnya menjadi berwarna dan seseorang yang sudah membuat Kayla merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Perpisahan memang sangat menyakitkan, namun perpisahan pula yang mengajarkan kita untuk lebih dewasa dan mengambil sikap untuk menjalani kehidupan selanjutnya
-Kayla Sherliana-

-Tamat-

🍁🍁🍁

Akhirnya selesai juga:) lega bangetttt guyssss.

Sebelumnya author mau mengucapkan banyak-banyak terima kasih untuk kalian yang sudah mau membaca cerita 'Kayla' dari awal sampai akhir💗

Ini cerita pertama author yang terinspirasi dari dunia real seseorang.

Intinya makasih yang selalu memberi semangat untuk author, yang selalu vote dan ngeramein komenan. Sampai author bisa menyelesaikan cerita inii💗💗

Nantikan cerita-cerita selanjutnya yaa😋

Thanks youu all💗💗💗💗

KAYLA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang