Alya memandang kota Jakarta di atas rooftop dengan kedua air mata yang terus mengalir. Tanpa berpikir panjang tiba-tiba dirinya menyesali perbuatan yang telah dia lakukan dengan membentak Arga didepan umum.
"Hiks-hiks Arga jahat banget" isak Alya menutupi wajahnya menggunakan kedua tangan gadis tersebut.
"Aku udah gede masa masih dibilang anak kecil" isaknya lagi tidak terima perkataan Arga.
Namanya ia cemburu.
"Jahat" lagi, lagi dan lagi tanpa menghentikan tangisannya Alya seperti itu. Ia juga tak tau mengapa saat ia sedang halangan sangat mempengaruhi moodnya hingga seperti ini. Bahkan saat ini emang seperti anak kecil. Namun, Alya tidak memperdulikannya.
Alya menggerakkan wajahnya menatap ke arah langit. Namun, akibat sinar matahari yang sangat menyekat membuat Alya mengurungkan niat.
Setelah itu ia meletakkan tangannya untuk menutupi kedua matanya agar terhalang dari sinar matahari sambil menikmati sejuknya angin.
Tak terasa perlahan-lahan kedua matanya tertutup. Alya mencoba menarik nafas kemudian menghembuskannya berulang kali untuk menstabilkan emosi yang saat ini membuat dirinya akhirnya tertidur.
Kurang lebih satu jam berlalu Alya bangun dari tidurnya. Mood yang mulai membaik dan merenggangkan kedua tangannya setelah berbaring.
Alya berdiri membersihkan pakaian yang terkena debu dan kusut, mencoba kembali rapi meskipun tak serapi semula.
"Lapar" gumamnya setelah membereskan pakaian tersebut. Ia mengabaikan semua notif dari ponselnya karena tidak ingin memperdulikan yang lain terlebih dahulu dibanding dirinya sendiri.
Dirinya berinsiatif turun untuk ke kantin saja karena kelasnya pasti akan segera selesai jika dia masuk, lagian Alya pasti langsung di suruh pulang saja oleh dosen karena tidak tau diri baru masuk jam segini.
***
Disisi lain Arga berlari masih mencari Alya. Namun, Alya sama sekali tidak kunjung Arga temukan. Arga tidak masuk kelas hanya untuk mencari Alya hampir satu jam lebih, baru seperempat kampus ini di kelilingi. Air putih yang di beli untuk Alya saja sudah setengah Arga minum agar setengah lagi untuk Alya.
Arga mencoba menghubungi Alya sekalian mencari gadis tersebut namun sama sekali tak kunjung diangkat.
"Lo kemana sih Al astaga. Belum makan lagi" gumam Arga sambil melirik keseluruh penjuru siapa tau menemukan Alya.
Tadi Arga sudah ke kelas Alya namun gadis tersebut sama sekali tidak ada menunjukkan batang hidungnya. Semua berpikir Alya bersama Arga saat ini makanya tidak masuk ke kelas.
Argapun kembali ke kantin dan menemukan Lisa yang masih saja duduk di tempat mereka berdua tadi sambil bermain ponsel.
"Kenapa gak masuk Lis?" tanya Arga meletakkan roti dan minuman untuk Alya tadi di atas meja membuat Lisa mendongakkan kepalanya menatap Arga yang memiliki postur badan sangat tinggi.
"Nungguin kamu" jawab Lisa lalu menggeserkan tubuhnya kesamping agar memberi Arga ruang untuk duduk.
" Ketemu sama Alya?" tanya Lisa sembari melihat Arga yang fokus meminum minuman yang Lisa pesan tadi.
"Enggak. Alya kayaknya udah pulang" jawab Arga lalu menghembuskan nafas kasar lalu menyenderkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki.
Lisa melihat wajah Arga yang sudah bercucuran keringat. Pasti laki-laki dihadapannya ini sangat lelah. Apalagi Arga belum ada makan setelah ke rumahnya semalam hingga saat ini dan Arga sama sekali tidak bisa tidur lalu tiba-tiba di hadapi dengan masalah begini.
"Capek banget ya?" tanya Lisa sambil mengelap wajah Arga menggunakan tisu yang sudah disediakan di atas meja membuat Arga menganggukkan kepala lalu menutup kedua matanya perlahan.
"Pulang aja ya Gal?" ajak Lisa tidak tega melihat kondisi Arga saat ini.
"Aku antar kamu dulu ya? Abis itu aku ke tempat Alya" jawab Arga.
"Kamu tinggalin aku sendiri?"
"Bukan gitu Lis. Lagiankan ada Bu Susi sampai jam enam nanti" bujuk Arga mengingatkan bahwa Lisa akan ditemani oleh Bu Susi yang bertugas membersihkan rumah gadis tersebut.
"Aku ikut aja ya ke tempat Alya?" bujuk balik Lisa membuat Arga menghembuskan nafasnya pelan.
"Gak bisa Lis. Nanti sekalian aku beliin sesuatu mau ya?"
"Kamu ada hubungan apa sih sama Alya?" kesal Lisa menatap Arga.
Mengapa kali ini Arga berani menolak kemauannya selama ini. Bahkan Arga lebih mengutamakan gadis lain tidak seperti biasanya. Lisa kesal kali ini. Hal yang selama ini ia takutkan benar-benar terjadi, dirinya tidak akan membiarkan Arga meninggalkannya demi wanita lain.
"Gak ada hubungan, ta-"
PRANG
Bunyi pecahan terdengar membuat Arga menghentikan kalimatnya lalu menatap ke arah wanita yang sedang terjatuh membuat kuah bakso yang di bawa tadi mengenai wanita tersebut. Sedangkan dihadapannya terdapat seorang pria yang sedang membantu gadis tersebut.
Baru saja pria tersebut ingin menggendong wanita yang jatuh tadi. Namun, ...
"WOI" teriak Arga menatap pria tersebut tajam seperti ingin mengulitinya hidup-hidup. Jika saja Arga seorang psikopat sepertinya sudah langsung membunuh pria yang ada dihadapannya ini sekarang juga.
Arga memukul pria tersebut membuat semua orang berhenti melakukan kegiatannya. Pertama kalinya mereka melihat seorang Arga berulah seperti ini.
Bagaimana nanti jika sudah tersebar berita seorang Arga yang genius, berbakat, kaya raya dan tampan mendapat berita membuat onar di kantin kampus.
"MATA LO BUTA NJING?!" bentak Arga membuat pria tersebut ketakutan untuk melawan anak pemilik gedung ini.
"Ga udah! Lo bawa Alya untuk di obati dulu biar urusan nih anak gue sama Varo yang urus" ucap Alva saat mendengar kejadian ini ia langsung berlari ke arah kantin membuat lelucon yang baru dia keluarkan kepada Varo menjadi umpatan setelah mendengar bahwa Arga sedang bermasalah.
"Lo lihat Alya udah nahan sakit" kini Varo yang berbicara. Ia tak ingin jika Arga sudah marah maka apapun bisa terjadi tanpa terkendali.
Lebih berbahaya bukan?
Lisa yang sedari tadi diam kini membantu Alya untuk berdiri. Namun, tanpa sengaja gadis tersebut memegang tangan Alya yang terkena kuah bakso tadi membuat Alya meringis tiba-tiba
"Aw sshhh" ringis nya membuat Arga langsung menatap kearah Alya dan Lisa yang sudah memasang wajah bersalahnya.
"Sorry" lirih Lisa.
Arga langsung mengangkat Alya menghiraukan tatapan orang-orang. Arga membuka jaket kulit mahalnya yang hanya terdapat dua di dunia membuat baju kaos hitam yang ia gunakan menampakkan kedua tangannya yang kekar membuat wanita-wanita yang melihat sekarang ingin berada diposisi Alya.
Pelukable
Lisa mengikuti Arga yang ingin mengantar Alya ke rumah sakit. Lisa langsung duduk di bangku depan samping Arga membuat Arga terkejut lalu akhirnya meletakkan Alya ke bangku belakang.
"Sakitan hati gue dari pada tangan kalau gini ceritanya" gumam Alya sambil memejamkan matanya, tidak mau melihat ke arah depan melihat adegan romansa Arga dengan Lisa.
.
.
HI GUYS SIAP JUGA BAB 7 HEHE
HAVE A NICE DAY GUYS
SEMOGA SUKA YA SAMA CERITA AKU,JANGAN LUPA VOTE OKEYYY
LUV U ALL..
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER (END)
Fanfiction🔔[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]🔔 Alya, si batang kara kini menggantung kehidupan nya dengan Arga. Arga, sipaling berkuasa atas kehidupan Alya setelah insiden yang membuat ia harus bertanggungjawab. Dengan sifat yang sangat possesive dan tempramen...