49. Putus

5.4K 148 4
                                    

Alya melangkah kan kaki nya menuju kantor Arga setelah bertanya pada resepsionis di sini. Pertama kali nya Alya ke sini tanpa Arga, berniat memberi kan pria tersebut bekal yang sudah diri nya persiap kan dari tadi dan meminta penjelasan mengapa Arga akhir akhir ini lumayan berubah

"Maaf. Pak Arga lagi ada meeting sebentar" ucap resepsionis wanita di depan Alya "Kamu adik nya Pak Arga?" Alya menunduk kan kepala nya sambil tersenyum, namun mengangguk kan kepala nya

"Dia pacar saya"

Alya menoleh ke belakang. Di sana sudah ada Arga berdiri tepat di belakang nya sambil menatap Alya tajam "Ma maaf Pak" mohon resepsionis tersebut takut saat melihat tatapan Arga

Arga menarik lengan Alya menuju lift khusus untuk diri nya "Adik aku udah makan?" tanya Arga sambil mengejek saat Alya hanya diam saja dari tadi

Alya menoleh kan kepala nya menahan tawa melihat wajah Arga yang sudah memerah menahan amarah nya "Belum Kak" jawab Alya apa ada nya

Arga menarik pinggang Alya untuk semakin dekat pada tubuh nya "Ka Kakak mau ngapain?" tanya Alya gugup. Pasal nya lift sebentar lagi akan terbuka.

"Mau kasih tunjuk sama mereka, kalau kamu punya aku. You're mine Alya!"

Jleb

Alya membeku dengan tatapan Arga saat ini. Pintu lift terbuka membuat Arga dan Alya tersadar sudah ditatap oleh penjuru satu lantai tersebut "Lepas" suruh Alya melepas kan diri dari Arga

"Gila. Gatal banget jadi cewe"

"Sekali pakai kali sama Pak Arga"

"Ih cantikan juga gue"

"Di bayar berapa ya dia?"

Bisikan bisikan tedengar saat Alya dan Arga keluar menuju ruangan pria tersebut "SHUT UP YOUR FUCKING MOUTH!" bentak Arga saat mendengar hujatan buat Alya karena bersama nya

"She's mine" tekan Arga kepada gerombolan wanita disana "Sekali lagi saya dengar kalian bicara satu kata aja tentang pacar saya. I will kill you" ancam Arga tidak suka

Alya mengelus lengan Arga untuk menenangkan pria tersebut "Aku gapapa kok"

Arga akhir nya menetral kan wajah nya, menghirup udara banyak banyak agar Alya tidak takut pada nya sekarang "Aku yang kenapa kenapa" balas Arga mengusap rambut Alya

Semua menunduk setelah ucapan Arga. Tidak ada yang berani membantah akan seorang Arga yang tidak pernah main main akan ucapan nya "Lo sih" tuduh salah satu dari mereka semua

"Aku buatin makanan. Kamu udah makan?" tanya Alya saat sudah sampai ke ruangan Arga

Arga tersenyum menggeleng kan kepala nya. Jujur saja, sesudah meeting Arga sudah makan dengan klien nya "Sini aku makan" bohong Arga demi menghargai Alya

Alya tersenyum memberikan Arga kotak nasi yang ia buat. Arga memakan nya dengan lahap sambil menyuapi Alya yang juga dipaksa makan dengan nya "Padahal aku udah makan sebelum kesini" kesal Alya

"Nemenin pacar nya makan bisa dapat pahala"

"Nemenin ya nemenin. Bukan berarti aku harus ikut makan juga"

"Dari pada aku yang makan kamu?"

Alya terdiam.

Tok Tok Tok

Ketukan pintu membuat kecanggungan dari mereka hilang "Masuk" suruh Arga kemudian meletak kan bekal yang diberikan Alya karena sudah habis

Seorang wanita masuk dengan menunduk. Salah satu wanita dari yang membisik kan Alya tadi "Maaf Pak. Sebelum nya, saya ingin berkata keberangkatan Bapak ke New York sudah di persiap kan dalam minggu ini" ucap sekretaris Arga tersebut "Apa kah satu tahun waktu yang cukup untuk kita menjalin bisnis selama di sana Pak?"

Arga mengangguk kan kepala nya "Terima kasih Pak. Kalau begitu, saya permisi"

"Kayak nya banyak yang udah aku lewatin di sini?"

DEG

Arga mengunci tatapan nya saat kalimat Alya terdengar di telinga nya "Al, aku bisa jelasin"

"Ini alasan kamu gak mau cerita sama aku?" tanya Alya tidak tahan

Beberapa hari sebelum pernikahan Lisa, Arga benar benar berubah semakin lebih sering diam. Akhir nya, Alya memutus kan untuk bertemu pria tersebut sendiri ke kantor nya karena Arga yang jarang bertemu dengan nya semenjak saat itu

"Alasan kamu jauhin aku karena ini?" tanya Alya lagi

"Sayang" panggil Arga mencoba membuat Alya tenang

"Sayang? Masih bisa kamu manggil sayang, saat masalah ini aja aku gak tau sama sekali. Bahkan, satu pun masalah kamu gak pernah aku tau Arga!"

DEG

Arga merasakan jantung nya berdetak, setelah sekian lama alya tidak pernah memanggil nya dengan sebutan nama saja "Ini aku coba jelasin!" bantah Arga

"Coba jelasin? Kalau aku gak dengar, kamu gak bakal jelasin kan?"

Alya pusing. Belum lagi memikir kan skripsi nya, di tambah sikap Arga yang akhir akhir ini ikut berubah membuat mood dia benar benar kacau belakangan ini "Harus dengan jauhin aku? Aku pacar kamu gak sih?"

Arga mengacak rambut nya frustasi, kemudian menarik Alya agar semakin dekat pada nya "Salah satu alasan aku gak mau kamu tau, karena aku yang belum siap lihat kamu kayak gini" jawab Arga menatap Alya serius

"Tapi aku juga butuh tau Kak"

"Aku masih bingung Al. Ninggallin kamu selama satu tahun bahkan bisa aja lebih, bukan pilihan yang semena mena langsung aku setujuin" Arga mencoba menjelas kan semua nya "Aku takut Al, takut salah ambil keputusan lagi"

"Bukan nya aku ngehindar. Aku butuh waktu buat mikir, semakin aku sama kamu terus, semakin aku gak akan siap ninggalin kamu disini sendiri" lanjut Arga membuat Alya mencari kebohongan di mata pria tersebut

"Kemarin aku udah mau tolak kerja sama ini. Tapi, papa ngancem kalau aku harus ke sana menjalin bisnis sama mereka, salah satu anceman nya yaitu buat aku gak akan bisa nikah sama kam-"

Arga menggeleng kan kepala nya, tidak melanjut kan kalimat nya "Kamu harus mikirin kuliah kamu dulu. Skripsi kamu juga belum selesai kan? Bentar lagi bakal wisuda dalam bulan ini"

Alya menghela nafas nya "Iya" jawab Alya

Alya tidak bisa egois dalam hal ini. Arga mengejar karir nya dan diri nya mengejar prestasi nya "Gak harus dengan cara kayak gini kan Kak?"

Arga menunduk kan kepala nya merasa menyesal "Maaf. Aku emang gak pernah tau gimana cara biar buat kamu gak mikir aneh aneh"

"Kita bakal ldr selama itu?" tanya Alya tidak menggubris permohonan maaf Arga, namun menatap Arga dengan tatapan sulit diartikan

Arga memeluk wanita di depan nya dengan erat "Ini kelemahan aku Al. Maka nya aku gak ada niat buat bicara hal ini ke kamu"

"Semakin Kak Arga gak bicara. Semakin aku bakal benci sama Kakak" jawab Alya "Komunikasi itu penting dalam hubungan Kak. Satu sama lain harus saling tau, bukan di pendem sendiri"

"Al" panggil Arga membuat Alya mendongak kan kepala nya menatap Arga

"Ayo putus" lanjut Arga

.

.

TAMAT



















































































































































































tapi boonk

HEATHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang