13. Pasar Malam

3.4K 176 3
                                    

Seminggu berlalu, seminggu Alya tidak melihat Arga sama sekali bahkan Arga tidak ada mengabari nya seperti biasa. Alya menghela nafas nya pelan lalu memejam kan kedua mata nya setelah melihat isi pesan dari whatsapp nya namun sama sekali tidak ada nama Arga tertera mengirim pesan baru untuk nya.

"Al" Alya langsung menoleh kan kepala nya menghadap seseorang yang sedari tadi di pikiran nya "Kamu darimana aja sih!" spontan Alya

Arga menatap Alya yang langsung membelakangi nya setelah membentak nya tiba tiba "Lo kenapa?" Arga memegang pundak sebelah kanan Alya yang sedikit bergetar?

"Al?" tanya Arga dengan lembut dan pelan "Lo kena-"

Alya membalikkan tubuh nya membuat Arga terdiam tidak jadi melanjut kan kalimat nya "Maaf Kak" ucap Alya menunduk kan kepala nya mengarah Arga membuat sosok di depan nya tersebut menatap nya dengan penuh keheranan

"Kak, aku boleh peluk?"

Setelah mendapat persetujuan, Alya langsung memeluk Arga dengan erat bersandar di dada Arga "Alya kangen" Arga mematung.

Perlahan Arga mengangkat kedua tangan nya membalas pelukan Alya, mengelus lembut rambut gadis yang wangi strawberry di pelukan nya "Lo ada masalah?"

"Aku kangen Kak"

"Jawab gue Alya" peringatan lembut untuk gadisnya "Gue tau lo bohong"

"Sebentar lagi Kak" Alya semakin menggelam kan wajah nya ke pelukan hangat Arga membuat ia sama sekali tidak ingin melepas kan pelukan yang Alya rindukan saat ini

Arga menarik Alya setelah mengunci pintu kos Alya tanpa melepas pelukan gadis tersebut. Setelah sampai di mobil, Arga menduduk kan Alya membuat Alya bingung "Mau kemana?"

"Lihat matahari senyum"

"Ha? Inikan udah malam, gak ada matahari dong"

Arga menghidup kan mesin dan melaju kan mobil keluar dari perkarangan kos Alya "Cerewet banget. Btw kenapa tumben manggil gue pake embel embel 'Kak'?Biasa juga tuh suara nyelengking manggil nama doang"

"Gapapa, lagi pengen hormati yang lebih tua" senyum Alya

"Lo pikir gue setua apa eh"

"Kenapa Kakak cerewet banget sih jadi nya"

"Lo aja yang makin nakal didepan gue, melawan bener jadi pacar" jawab Arga tanpa memperhati kan muka Alya yang sudah semerah tomat akibat kata 'pacar keluar dari mulut cowo tersebut

"Kakak gak suka aku panggil pake Kak?" tanya Alya setelah berhasil menghentikan blushing yang dengan tidak tau diri muncul di pipi nya

"Biasa aja, cuman rada aneh karna lo biasa manggil nama gue" acuh Arga memerhatikan jalan yang mereka lewati

Alya mengsamping kan badan nya ke arah kanan agar dapat dengan jelas menatap lekat Arga dengan senyum di pipi nya yang kali ini berhasil bersarang lama "Kalau Alya panggil sayang, aneh ga Ka-"

"GILA LO?" bentak Arga tiba tiba rem mendadak, untung saja pas sekali lampu hijau di depan berubah langsung menjadi merah

Alya mengerjap kan mata nya kaget lalu menunduk kan kepala nya ke bawah merasa takut saat Arga tidak menjawab selembut dan sesantai sebelum nya

"Ma maaf Kak, A Al Alya tadi cuman bercanda, maaf maaf maa-"

Tanpa Alya duga, telapak tangan besar sudah bersarang di atas kepala nya tanpa sepengetahuan nya. Alya menatap Arga yang kini juga menatap nya dengan lembut? Salah! Lebih tepatnya datar. Aneh bukan?

"Jangan pernah panggil kayak gitu sama orang lain" peringat Arga tajam tanpa mengalih kan tatapan nya ke arah Alya meski pun tangan nya masih saja bersabar mengelus kepala Alya lembut, berbanding terbalik dengan tatapan nya yang datar

HEATHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang