Setelah berbulan bulan putus dengan Arga. Bukan semakin menjauh, namun Alya merasakan Arga semakin lengket saja pada nya dengan hubungan yang masih gak jelas ini.
"Kak" panggil Alya
"Hm?"
"Kita mau kemana?" tanya Alya menatap genggaman tangan mereka berdua dengan tangan Arga yang satu nya lagi sedang memegang setir
Arga tidak menjawab, hanya tersenyum "Kak serius ih" kesal Alya
"Ketemu orang tua aku"
~~~~~~~~~~~~~
"Kamu yang nama nya Alya?"
Alya menatap wanita di depan nya yang kini sedang menatap nya sangat teliti "Iya Tante" jawab nya lembut
Arga kembali turun dari tangga dengan kaos oblong dan celana pendek casual nya seperti biasa, kemudian duduk di sebelah Alya yang masih menunduk kan kepala nya
Valdo yang sedari tadi fokus pada ponsel nya kini ikut nimbrung setelah usai bertelfon dengan bawahan nya dari kantor "Kamu Alya?"
"Iya Om" jawab Alya ulang
Arga menggemgam tangan kecil gadis tersebut, kemudian mengusap nya lembut memberi ketenangan
"Berapa hari sama Arga?" tanya Valdo tidak suka
Arga sontak melihat Valdo dengan sarkas "Pa!"
"Loh, kan kamu sendiri dulu yang bilang, semua cewe sama kamu gak ada yang tahan sampai berbulan bulan. Cuman bisa ngitung hari aja" kini bukan Valdo yang menjawab, melainkan Lya
Arga menghembus kan nafas nya "Kalo yang ini beda. Spesial" lanjut nya tersenyum
Lya yang sedari tadi menatap Alya terang terangan kini tersenyum, kemudian mengambil tangan Alya yang di genggam oleh Arga "Kalau Arga nyakitin kamu lagi, jangan segan segan yah buat minta tante hajar dia"
Alya terdiam, tidak nyangka bahwa mama Arga sangat lembut pada nya. Padahal, pikiran kotor sudah terbenam di kepala nya saat melihat kedua orang tua Arga yang melihat nya terang terangan.
"I iya Tan. Makasih" gugup Alya
"Ma, Papa ke kantor dulu" sambung Valdo di mana ponsel milik nya tidak henti henti berbunyi dari karyawan nya
Lya mengernyit kan kening nya pertanda bingung "Kan hari ini kamu free"
"Tiba tiba ada yang buat kesalahan, harus aku yang turun tangan" jawab nya kemudian mencium kening istri nya lembut
Valdo tersenyum kecil pada Alya, lalu menatap Arga dengan dingin "Di jaga bukan di sakitin" sindir nya menatap Arga
"Iya Pa, iyaa" jawab Arga malas
Lya tersenyum melihat tingkah suami nya dengan sang anak yang selalu tidak pernah akur dan mendiluani emosi nya di banding logika. Tidak jauh berbeda dengan Alya, kini Alya tau dari mana sifat cuek dan dingin Arga berasal.
"Kamu udah makan sayang?" tanya Lya pada Alya
"Belum Ma" bukan Alya yang menjawab melainkan Arga
Alya menatap Arga tidak suka "Gak sopan ih"
"Mama sendiri kok sayang" jail Arga
"Mau bantuin Mama masak rendang kesukaan anak ayam ini gak?" tawar Lya melirik Arga
Arga membaring kan badan nya ke sofa saat Alya setuju dan berjalan mengikuti Lya yang kini menuju ke dapur
"Tega banget anak sendiri di bilang anak ayam" gerutu Arga pelan, kemudian mengeluarkan ponsel milik nya dan kembali ke dunia fantasi nya.
~~~~~~~~~~~
"Arga tuh suka banget sama rendang. Dari kecil dia selalu nyuruh tante buat masakin rendang, bahkan hampir tiap hari sampe rela berantam sama papa nya buat rebutan" jelas Lya sekalian menyiapkan santan yang akan di gunakan
Alya yang mendengar nya tersenyum, dengan pisau yang sedang memotong daging kecil kecil "Selain rendang, Arga suka apa Tan?"
Lya tampak berpikir "Suka hati ayam sambal buatan Lisa"
Alya terdiam, gerakan memotong nya sempat berhenti lalu di lanjut kan dengan senyum khas yang ia berikan pada Lya
Lya mengelus pundak Alya dengan lembut "Tante tau kok perasaan kamu. Percaya sama Arga ya?"
"Maaf Tan. Alya gapapa kok" jawab nya dengan tersenyum
"Al, dari kecil di mana ada Lisa di situ ada Arga. Bahkan, Arga rela gak ikut ke luar negri dengan kami biar ada yang nemenin Lisa di sini. Dengan Arga yang begitu ke Lisa, sebagai orang tua, Tante juga melakukan hal yang sama untuk menjaga Lisa demi Arga"
"Arga sayang banget sama Lisa. Dulu Arga pernah pengen punya adik perempuan, namun saat itu dokter bilang kalau Tante gak bisa melahir kan lagi, karena daya tubuh Tante yang lemah. Berkat ada nya Lisa, Arga bisa ngatasi kesedihan nya"
"Tante yakin kok, cara Arga menyayangi Lisa berbeda dengan cara Arga menyayangi kamu. Kamu benar benar sosok perempuan yang spesial, bahkan lebih spesial di hidup Arga" lanjut Lya menatap Alya tulus
Tidak terasa air mata Alya akhir nya turun mendengar perkataan Lya yang bisa di bilang sampaian isi hati seorang Arga untuk nya
Alya seharus nya senang, Arga lebih memilih nya sebagai masa depan pria tersebut di banding kan Lisa
Seharus nya Alya senang, Arga masih memberi kan kasih sayang bahkan waktu di saat pria tersebut harus memberi nya juga pada Lisa
Setidak nya Alya masih bisa merasakan nya bukan?
"Tan, Alya boleh peluk?"
Tanpa ada jawaban, Lya langsung memeluk sosok gadis tersebut dengan hangat
Ia paham betul selama ini bagaimana posisi Alya saat Arga jujur pada nya kemarin malam. Menyalah kan anak nya sepenuh nya justru tidak ada guna nya. Arga menyayangi Lisa karena keinginan pria tersebut yang sama sekali tidak bisa ia berikan.
"Makasih ya Tan. Makasih udah kuatin Alya untuk bertahan" ucap Alya merasakan ada nya sosok ibu nya dalam diri Lya
Ini yang Alya butuh kan selama ini
Sosok yang nyata yang selalu ada saat ia bercerita bahkan memberikan nya saran dan menasehati nya serta sosok yang selalu ada kapan pun iya butuh kan
"Udah jangan sedih, gak malu apa di lihati daging nya" canda Lya mengusap air mata Alya
Alya tersenyum "Maaf Tan, Alya cengeng banget ah" kekeh Alya
"Masih mau dengar cerita Arga gak nih?" goda Lya saat memasuk kan santan tersebut kedalam panci yang sudah berisi daging
"MAU"
.
.
.
hai guys
aku kembali hehe
selamat membaca~~
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER (END)
Fanfiction🔔[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]🔔 Alya, si batang kara kini menggantung kehidupan nya dengan Arga. Arga, sipaling berkuasa atas kehidupan Alya setelah insiden yang membuat ia harus bertanggungjawab. Dengan sifat yang sangat possesive dan tempramen...