47. Hujan

2.4K 94 3
                                    

"Kepala gue mau pecah" ngeluh Varo yang langsung diangguki oleh Alva yang saat ini juga mengikuti Varo mengacak acak rambutnya.

Arga menatap kedua teman "Napa lo pada?"

"Skripsi" jawab Varo yang langsung saja dapat dipahami Arga dengan mengangguk-anggukkan kepalanya.

Sekarang Arga, Varo, dan Alva saat ini akan segera lulus. Tentu saja sudah saatnya untuk menyusun skripsi masing-masing yang membuat Varo dan Alva tidak ada waktu untuk bermain lagi.

"Santai aja" lanjut Arga berusaha menenangkan.

"Gue gampar juga ya lo" kesal Alva menatap Arga sinis.

Varo juga melakukan hal tersebut, menatap Arga dengan sinis "Lo mah enak otak lancar, mulus kek mihun" ucap Varo.

"Siapa suruh gak lo kerjain dari kemarin. Pusingkan sekarang? Mampus" balas Arga, bukannya menenangkan malah membuat suasana semakin kesal.

"Mentang-mentang dah kelar tuh skripsi. Bangga lo begitu?" jawab Alva.

Arga tersenyum manis dihadapan kedua temannya "Oh jelas. Galaksi nih boii" sombong Arga dengan tangan kanan memukul dadanya bak pahlawan.

"ALYA, COWO LO NGESELIN ASLI"

Alya yang baru saja masuk kantin berniat menyusul Arga menolehkan kepalanya ke arah suara Alva yang meneriaki namanya.

"Eh?" tanya Alya bingung saat Alva menatapnya kesal.

Alya melangkahkan kaki semakin dekat "Kenapa Kak?" tanya Alya.

Alva mengadu layaknya anak kecil menggunakan kepalanya sembari menunjuk Arga yang masih tersenyum penuh dengan kemenangan "Noh. Cowo lo tuh".

Alya menatap Arga bertanya "Kak Arga apain?"

"Gak ada" balas Arga sambil menarik lengan Alya agar duduk disebelahnya "Aku pesan makanannya ya" Arga bangkit memesan makanan Alya.

"Giliran sama cewenya aja kayak gitu" cibir Varo menatap kepergian Arga.

Alya menatap kedua kembar ini yang akhir-akhir ini memasang wajah seperti orang punya banyak utang saja.

"Kak Arga kenapa?" tanya Alya masih ingin tau.

"Seperti biasa. Songong! pengen gue tonjok" adu Alva menggebu-gebu sambil mempraktekkan tangannya yang ingin meninju orang.

"Apa lo bilang?!" Arga menarik telinga Alva membuat pria tersebut akhir nya duduk kembali di bangku setelah berdiri saking mempraktekkan emosinya tadi.

"AAARRGHHH SAKIT ARGANJING" maki Alva berusaha melepaskan diri.

Arga semakin menarik telinga Alva kencang "Berani lo?!!!" emosi Arga.

"Kak Arga!!" panggil Alya marah "LEPASIN"

Arga menatap Alya cemberut "Dia dimulai, yang"

"Yang yang yang! Kayang kali lo manggil yang-yang" kini Varo yang buka suara karena masih kesal dengan Arga.

"Suka-suka gue. Pacar-pacar gue, sirik lo?" balas Arga yang belakangan ini semakin saja menjawab, tidak seperti dulu 'Arga sipaling cuek'.

Alya menarik tangan Arga yang memegang bakso pesanan untuk dirinya "Sini. Kak Alva cuman becanda juga, harus banget digituin?"

"Mampus" gumam Alva senang. Arga selalu nurut pada Alya, membuat dirinya jadi tidak terlalu takut untuk mengejek Arga jika ada Alya. Cari kesempatan dalam kesempitan hehe.

"Siapa suruh mancing-mancing" jawab Arga masih menatap Alva kesal begitu juga dengan Varo yang masih pusing memikirkan skripsinya.

"Ikan kali lo dipancing, ah" kini Varo tumben sekali membela Alva, membuat Alva sekarang semakin tersenyum karena semua dipihaknya. Tau begini, pusing aja dia terus berkat skripsi kalau Arga menjadi ternistakan.

HEATHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang