Alya terbangun dari mimpinya dan melihat jam sudah pukul enam sore, sedangkan acara Lisa di mulai jam tujuh.
Satu jam waktunya untuk bersiap, namun satu hal yang ia lupakan. Gaun apa yang harus ia gunakan????
"Duh mana gaun gue jelek semua lagi" gumamnya mengobrak abrik lemari miliknya untuk menemukan satu gaun yang terlihat pantas di acara Lisa.
Seketika rasa menyesal mengeruak dalam dirinya karena selalu menolak Arga untuk membelikan ia barang-barang bahkan segala keperluan untuk wanita
"Oh iya, pakai gaun yang kemarin aja" ide nya mengingat Arga membelikannya untuk yang pertama dan terakhir kalinya gaun padanya.
Karena melihat harganya yang mampu membeli satu handphone membuat Alya marah pada Arga dan menekan untuk tidak membeli apapun padanya lagi.
Cukup Arga memenuhi biaya kuliah Alya, meskipun dengan beasiswa. Namun, itu sudah lebih dari cukup Alya dapat untuk meraih mimpinya suatu saat nanti
"Al lo berangkat sendiri ya" 17.00
"Lo gak jadi datang kan?" 18.00
Alya mengernyitkan keningnya.
Mengapa Arga sama seperti Regan untuk menyuruhnya agar tidak perlu datang ke acara Lisa, meskipun dengan keras kepala ia akan tetap menghadiri acara tersebut.
Setelah melakukan ritual mandi bebek, Alya kini bersiap merias wajahnya sedikit.
Alya mencari pangkal ojol yang biasa berada di depan gang, namun karena langit tampak mendung mereka sama sekali tidak ada berkeliaran seperti biasa.
Membuka aplikasinya, memesan gojek motor membuat Alya frustasi karena banyak yang mengcancel nya, bener-bener hari yang buruk.
Mungkin ini dosa karena terlambat ke gereja tadi. Itu semua karena Arga yang tidak bisa dihubungi dan tiba-tiba beralasan tidak bisa gereja bareng.
Alasannya cukup membuat hati Alya tenang dan memaafkan pria tersebut, lalu berangkat sendiri ke geraja tanpa Arga.
Dengan tekad yang penuh, Alya menggunakan angkutan umum karena hujan sudah mulai turun ke bawah. Nanti ia akan turun di sebrang saja untuk memesan gojek kembali sekalian meneduh.
"Yah basah" sendunya saat melihat sepatu kini menginjak genangan air tanpa sadar.
"Pinggir, Pak" teriak Alya agar sang supir berhenti di simpang, lalu Alya turun dengan hati-hati agar bajunya tidak terciprat air.
Saat ini Tuhan berpihak padanya. Sekarang ia sudah berada di atas motor gojek untuk menuju ke acara Lisa dan hujanpun tinggal gerimis, tidak sederas tadi.
Merapikan bajunya yang sedikit basah serta mengeluarkan kaca dari dalam tas untuk melihat polesan wajahnya yang kini lumayan hilang dan berantakan karena sempat terkena hujan tadi. Namun, Alya tidak peduli.
Kakinya melangkah perlahan mencari keberadaan Lisa dan Arga, kini tidak disangka sekarang Alya benar-benar menjadi sorotan semua orang dengan menatap keadaannya aneh dan datar.
"Perasaan tadi biasa aja deh" gumam Alya sambil menenteng kado yang akan ia berikan pada Lisa.
Rumah Lisa sangat luas. Tepat di depannya ada kolam renang lebar yang sudah dihias dengan mewah dan di depan ada panggung khusus untuk cake yang sangat besar dan tinggi.
Alya pertama kalinya datang ke acara ini. Dulu, pernah sekali ia mengikuti kedua orang tuanya mengadakan acara ulang tahun dari pekerjaan, namun ia sangat bosan karena para pembisnis membahas kegiatan kantor dan tidak satupun ada yang menemaninya bermain.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER (END)
Fanfiction🔔[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]🔔 Alya, si batang kara kini menggantung kehidupan nya dengan Arga. Arga, sipaling berkuasa atas kehidupan Alya setelah insiden yang membuat ia harus bertanggungjawab. Dengan sifat yang sangat possesive dan tempramen...