Setelah selesai mandi Alya kembali menatap jam yang terletak didinding untuk kesekian kali. Ia masih setia menunggu Arga padahal sudah dari lima jam yang lalu pria tersebut pergi namun tidak kunjung kembali kesini.
Alya mencoba menelfon Arga namun yang terdengar hanyalah nomor yang anda tuju tidak aktif. Menghembuskan nafas pelan, sudah pasrah bahwa Arga pasti melupakannya kembali jika sedang bersama Lisa seperti biasa selama mereka berpacaran maka Agra akan selalu melupakan Alya dan lebih memprioritaskan Lisa.
Bosan! Satu kata yang saat ini Alya rasakan.
"Apa gue keluar aja kali ya" gumam Alya pada dirinya sendiri.
Kemudian ia segera mengganti baju lalu mengambil tas dan jangan lupa dompetnya. Alya memesan kendaraan online menuju mall untuk membeli buku di gramedia yang berada didalam mall tersebut.
***
Disisi lain kini Arga, Lisa, Alva dan Varo sedang makan di salah satu restoran di dalam mall terbesar disini.
Sedari tadi suara tawa tak pernah luput dari meja mereka membuat semua pasang mata menatap mereka. Sialnya, saat ingin menegur karena terlalu berisik, langsung saja mereka urungkan saat melihat semua orang yang berada dimeja tersebut sebagai pencuci mata para wanita.
Wajah tampan walaupun memliki humor yang receh bukanlah salah satu masalah selagi bisa berbagi ketampanannya.
Tidak ingin menyia-nyiakan suasana, akhirnya mereka memotret wajah Arga dan Alva serta Varo. Saat sedang asik menatap ketiga pangeran tampan tersebut, satu suara yang berasal dari meja mereka membuat orang-orang mengikuti tatapan seseorang yang kini sedang terdiam di pintu masuk.
"ALYA SINI" teriak Lisa saat memandang kearah pintu masuk lalu tidak sengaja menemukan keberadaan Alya yang tepat sekali menatap keberadaan mereka juga.
Alya yang merasa namanya tersebut dipanggil langsung saja melihat ke arah Lisa. Tubuhnya langsung membeku bak patung saat melihat Arga dengan Lisa dan jangan lupakan kehadiran Alva dan Varo yang kini menatap dirinya dengan terkejut.
Disisi lain Arga langsung menetralkan mimik wajahnya, tidak menyangka bahwa Alya akan kesini seorang diri. Kemudian, Arga langsung teringat bahwa ia memiliki janji untuk langsung ketempat Alya sesudah mengantar Lisa namun ia mengingkari janji tersebut.
Alya langsung menghampiri mereka saat sudah sadar bahwa ia dilihati oleh semua orang yang ada di sini sekarang. Malu sekali rasanya namun ia tidak peduli toh juga dikampus ia selalu menjadi bahan sorotan jika bersama dengan Arga dan yang lain.
Alva berpindah tempat duduk agar Alya bisa di sebelah Arga karena Lisa yang berada di sisi kanan Arga tidak ada niat untuk berpindah tempat agar membiarkan Alya berada di samping Arga.
Alya yang melihat hal tersebut tersenyum mengucapkan terima kasih kepada Alva karena sudah mengerti keadaannya, tidak seperti Lisa yang hanya diam di tempat duduk seolah-olah ingin memamerkan posisinya dengan Arga sekarang.
Ingin sekali rasa nya Alya melepaskan tangan mereka dua. Jelas-jelas disini ada kekasih Arga namun Lisa sama sekalli tidak melepaskan gandengannya pada lengan Arga membuat Alya hanya bisa tersenyum saja berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa.
Alya menghembuskan nafasnya baru ingat bahwa Lisa pasti belum tau kalau ia dengan Arga memiliki hubungan spesial bukan sebagai sahabat tetapi sebagai pasangan.
"Lo sendiri?" tanya Varo menstabilkan suasana.
"Iya tadi naik grab motor" jawab Alya
"Ngapai?" kini Arga yang bertanya mengarah menatap Alya membuat Alya tidak sengaja kembali menatap gandengan Lisa dengan Arga.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEATHER (END)
Fanfiction🔔[ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ]🔔 Alya, si batang kara kini menggantung kehidupan nya dengan Arga. Arga, sipaling berkuasa atas kehidupan Alya setelah insiden yang membuat ia harus bertanggungjawab. Dengan sifat yang sangat possesive dan tempramen...