32. Gengsi

4K 147 5
                                    

Lima hari sudah Alya absen untuk tidak menghadiri kelas, membuat Regan menjadi sosok dermawan yang rajin tiba tiba demi mencatat poin poin penting pada Alya "Kalo bukan karna sayang, gak akan gue lakuin" beri Regan catatan tersebut pada Alya yang kini tersenyum di depan nya

Regan meringis melihat keadaan Alya sekarang. Lingkaran mata yang mulai menghitam, badan yang semakin kurus, bibir yang sedikit kering serta wajah nya yang sangat lemas "Udah kayak tengkorak aja" cibir Regan masih menatap wanita di depan nya kini yang masih fokus untuk menyalin catatan Regan

Mereka sekarang berada di kafe dekat kos Alya. Saat Regan berkata ia ke kos Alya, gadis tersebuut langsung menolak dan berkata berjumpa di kafe sebrang saja agar tidak ada cibiran tidak enak dari kamar tetangga

Cukup Arga saja, Regan jangan.

"Dia ada nelfon lo?" tanya Regan membuka pembicaraan

Alya hanya diam, kemudian menggeleng kan  kepala nya. Dari dulu Arga tidak pernah mengemis untuk meminta maaf dari gadis tersebut, jadi hal yang wajar saja Arga sama sekali tidak meminta maaf serta menjelas kan pada nya dengan segala bujukan seperti yang di beri kan seperti pada Lisa.

"Ya udah mending sama gue aja" pamer Regan

Alya mengetuk dahi Regan pelan mengguna kan pulpen milik nya "Kita sahabatan"

"Sahabat jadi cinta kan bisa tuh"

Alya menggeleng kan kepala nya lesu, kemudian tersenyum "Aku udah nyaman kayak gini"

Memegang dada nya dramatis, Regan memasang wajah nya sedih "Sakit banget ya di tolak berkali kali sama orang yang belum move on" drama nya membuat Alya tentu saja terkekeh

Alya mulai terbiasa tanpa Arga dengan ada nya kehadiran Regan. Meskipun masih lima hari ia mulai bisa untuk tidak bergantung pada Arga 

Kehadiran Regan benar benar mampu membuat hari nya nyaman tanpa takut sekitar mencibir nya. Regan selalu membuat nya tertawa, meski pun nanti saat sendirian ia kembali memikir kan Arga yang notabe nya mantan 

Jujur, Alya merindukan Arga namun rasa kecewanya lebih besar dari ini. Alya tidak menyangka Arga bermain di belakang nya dengan menyuruh nya untuk tetap setia pada nya, sedangkan Arga dengan suka hati bermain di belakang nya

Tidak adil rasa nya mengingat hal yang terjadi. Rekening nya bahkan sudah ia tutup agar Arga tidak perlu mengirim kan nya uang seperti biasa. Barang barang yang ada pada nya dari Arga akan ia kembali kan, terutama dress yang ia kenakan kemarin saat acara Lisa

Berbanding terbalik kini dengan Arga. Pria tersebut semakin datar dan dingin menjalani lima hari tanpa kehadiran Alya yang seperti biasa merecoki diri nya

Alva dan Varo sudah jerah dan capek menasehati Arga yang sama sekali masih saja berdiam diri di kamar tanpa melakukan apa pun

"Kenapa gak lo telfon sihhh Arga ku sayanggggg" geram Alva samil meremas remas tangan nya ke depan saking kesal nya

"Takut ganggu dia" jawab Arga seadanya

"Tapi kan dia harus dengari penjelasan lo dulu. Atau perlu gue yang jelasin ke dia?" Arga menggeleng kan kepala nya akan usulan Varo

Sekarang Arga berada di bawah selimut tanpa kaos sambil menatap wajah yang berada di ponsel nya saat ini "Dia gak masuk juga?" tanya Arga tanpa mengalih kan pandangan nya

"Sama kek lo, gak niat jalani masa depan" cibir Alva masih kesal pada dua sejoli yang lagi patah hati ini, namun sama sekali tidak ada niat untuk berjuang dan menjelas kan semua nya

Rasa gengsi Arga benar benar sangat tinggi, di tambah memori di mana Regan mencium wanita nya benar benar membuat diri Arga ingin di kubur kan saat itu juga

"Makan dulu Gal" ucap Lisa tiba tiba datang dari luar kamar membawa nampan berisi makanan dan minuman untuk Arga

Arga menerima suapan dari Lisa, kemudian menghenti kan pergerakan tangan gadis tersebut "Aku aja sendiri" tambah nya mengambil alih

Alva dan Varo cukup takjub akan tolakan dari Arga untuk pertama kali nya yang di beri kan pada Lisa, tanpa memikirkan perasaan gadis tersebut. Seperti nya teman nya satu ini benar benar menyesal dan sangat patah hati

Lisa tersenyum, meskipun perasaan nya cukup sakit saat Arga menolak perbuatan nya untuk  pertama kali karena memikirkan gadis yang tidak pernah Lisa yakini mampu membuat Arga seperti ini

Sejak kejadian kemarin, Arga benar benar menjauhi nya. Bahkan sama sekali tidak berniat membalas pesan dari nya membuat rasa kebencian pada Alya benar benar meningkat

"Alya lagi sama Regan di kafe" lontar Varo membuat Arga menghenti kan suapan nasi ke mulut nya

Lisa sudah pergi meninggal kan kamar sejak Arga menolak nya tadi "Tau dari?" tanya Arga ketus

"Noh lihat status Regan lagi fotoin Alya nulis"

Arga langsung mengambil ponsel milik nya, lalu membuka instagram milik Regan. Tidak peduli ia di bilang stalker karena melihat instastory tanpa memfollow terlebih dahulu. Toh Arga ingin melihat Alya, bukan sang pemilik akun

Genggaman tangan nya semakin erat pada ponsel saat melihat Alya di slide kedua berisi vidio gadis tersebut tertawa bersama Regan "Anjing"

"Santai boss, udah mantan juga" sindir Alva mendapat tatapan tajam dari Arga

"Lagian lo juga dulu sok gak peduli sama pacar lo. Kenak karma kan sekarang" jujur Alva pada nya, meski pun amarah nya meningkat pada kalimat tersebut namun Arga akui itu benar

Namun jujur saja, Arga tidak tau bagaimana harus memperlakukan Alya. Ia peduli, namun rasa peduli nya lebih kepada sahabat nya yang bahkan berhasil menghancurkan hubungan mereka dengan alasan yang gak jelas

Perkataan Lisa yang mengajak nya berkencan berkelana kembali di kepala nya. Ada rasa menyesal ia menerima permohonan gadis tersebut untuk melindungi nya tanpa memikirkan status dan perasaan Alya

"Tuhan aja kasih kita kesempatan. Ya kali Alya gak kasih lo kesempatan kedua. Perjuangi Ar, tapi kali ini serius" ceramah Varo membuat Arga memikirkan perkataan nya yang ada benar nya juga

"Tapi Alya bukan Tuhan" sontak saja semangat Arga untuk perjuangi Alya kembali redup saat kalimat Alva benar benar membuat nya tersudut dari tadi

Varo melempar bantal ke arah Alva yang selalu nyambung membuat keyakinan Arga langsung menurun "Lo bukan nya nyemangati kampret" kesal nya

"Siapa suruh buat kesalahan yang sama. Gue kasihan lihat Alya selama ini" akhir nya Alva mengeruak kan suara nya pada Arga "Kadang gue enek lihat lo yang dekat sama Lisa tanpa mikiri dia. Gue selalu lihat tanpa sengaja dia nangis. Pengen gue samperin, tapi takut di bilang nikung temen sendiri" lanjut nya

"Dari sini lo harus belajar buat mempertahan kan yang seharus nya lo pertahankan Ar. Bukan malah jadi pengecut yang mentingi gengsi nya tanpa mau jelasi semua yang sebenar nya. Lo emang gak sepenuh nya salah di posisi ini, tapi di mata Alya lo yang sepenuh nya salah kalau lo gak jelasin semua ke dia"

"Gue sebagai kawan lo bukan nya mau buat lo gak percaya sama diri lo buat perjuangi Alya. Tapi gue mau buat lo sadar dulu baru mikir hal apa yang harus lo lakuin buat Alya bisa kembali ke pelukan lo"

"Jangan sampai terlambat. Alya gak akan bisa selama itu sendirian tanpa orang yang mendampingi nya"

"Janda aja cari berondong apalagi perawan"

"Anjing gajadi tersentuh gue" umpat Varo tertawa mendengar kalimat terakhir Alva yang tumben sedikit bijak, sedikit.

"Thanks Al"

.

.

.

part ini selesaiiii

semoga suka yaa

...

HEATHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang