15. IRI

3.2K 165 0
                                    

"Iya Pa" jawab Arga memutus kan sambungan telfon dari bokap nya saat sedang menemani Alya yang kini sedang makan di kantin satu lagi agar jauh dari kawan kawan nya.

Alya meminum kan teh botol yang di beli Arga pada nya tadi kemudian menatap Arga yang kini terdiam setelah menerima telfon entah dari siapa Alya tidak dengar karena Arga pergi menjauh sedikit saat menerima telfon nya "Kakak kenapa?" tanya Alya akhir nya

"Gapapa. Nanti lo balek sendiri ya soal nya gue gak bisa antar"

"Kenapa?"

"Bokap suruh kerumah Lisa bentar lagi" jawab nya membuat Alya bener bener tidak bisa melarang

Alya mengangguk kan kepala nya "Enak ya, Kak Lisa udah kenal orang tua Kakak, dekat lagi" lirih Alya yang masih dapat di dengar Arga di sebelah  nya

"Lo bisa gak sih gak usah iri terus lihat Lisa?" kesal Arga bertambah sejak menerima telfon dari bokap nya mood nya langsung berubah hancur seketika dan menatap Alya merasa bersalah. Namun, gadis di sebelah nya ini sama sekali tidak pernah mengerti posisi nya atau diri nya yang tidak mengerti posisi Alya saat ini

Alya tidak mengerti sekarang, semua wanita akan seperti nya ketika pacar nya bahkan keluarga pacar nya lebih mengutamakan cewe lain di banding kan diri nya "Iya aku minta maaf" tunduk Alya tidak enak mencoba mengerti keadaan Arga

"Gue cabut" ucap Arga bangkit meninggalkan Alya yang Arga tau ada kelas beberapa menit lagi

Alya menghembuskan nafas nya menatap kepergian Arga "Ditinggal lagi, tinggal aja terus kalo perlu putus aja" cerocos Alya kesal sendiri

"Ngomong sendiri nanti dianggap orang gila, gue temenin aja ya" kekeh Regan tiba tiba duduk di depan Alya

Alya menyipitkan mata nya menatap Regan kemudian tertawa "Mata kamu lucu banget pas ketawa, nyipit gitu ketutup semua" tawa Alya mengubah mood nya

Regan semakin melebar kan senyum nya menatap Alya dengan pandangan berbeda "Tiap hari gue harus senyum gini aja ya biar lo ketawa terus gue buat" ucap Regan membuat Alya menghenti kan tawa nya

"Eh? Maaf Regan, aku spontan banget" tunduk Alya merasa bersalah menatap Regan

"Gapapa, aku suka kok" jawab Regan membuat keadaaan kembali canggung "Gak mau masuk kelas?" ajak Regan

"OH IYA! Aku lupa" tepuk Alya jidat nya kemudian bergegas untuk berlari menuju kelas yang sebentar lagi akan dimulai. Namun, tiba tiba tangan nya di tarik oleh Regan yang kini Alya tatap bingung

"Barengan, aku gak mau sendiri" ucap Regan tersenyum

Regan mempersiap kan posisi nya untuk berlari mengajak Alya "Siapa yang kalah bakal traktir makanan sepuas nya. Deal?" adu Regan yang kini sudah diangguki Alya dengan serius

"Oke deal. Aku pasti yang menang. SIAP GO!!" teriak Alya yang kini sudah berlari tiba tiba meninggal kan Regan yang kini tertawa terbahak bahak menatap tingkah Alya

Kemudian Regan berlari mengejar Alya yang sangat mudah. Namun, saat berada di sebelah Alya, Regan memperlambat lari nya hingga kini banyak yang menatap mereka berdua aneh, tapi Regan tidak peduli karena sudah fokus pada gadis yang tidak jauh di depan nya ini.

"EH ALYA LO NGAPAI LARI LARI?" teriak Alva yang menatap Alya setelah keluar dari kantin tadi

"LOMBA LARI KAK, LUAN YA" jawab Alya tanpa menoleh

Varo tertawa melihat tingkah Alya kemudian menatap sosok laki laki yang ikut berlari pelan di belakang Alya dengan tersenyum "Buset, tuh Regan kan?" henti Varo membuat Alva, Lisa bahkan Arga menatap yang dibilang Varo

HEATHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang