Bonus (3) Cerita Wina

444 34 7
                                    

Sesuai janjiku.... karena sudah 10k reads aku up bonchapnya Wina dan si ayam yaaaaaa 💕

Sekarang saatnya kita cari tahu cerita Wina!!!
Ini cuma cerita masa lalu tentang pertemuan pertama Wina dan EnamHari.
Mungkin gak akan ada banyak uwu scene.
Semoga kalian suka,
Happy reading 💕




——






"WINATA!!!" Pekik seseorang pada sambungan telepon milik Wina.

"Lo hobi ya bikin gue khawatir! Gue telponin dari kemaren eh baru sekarang jawabnya! Nyebelin banget lo!"

Wina terkikik, "APA YANG LUCU!" Masih saja temannya kesal.

"Regina, bisa gak sih lo biasa aja ngomongnya. Lagian kan udah gue bilang kalau gue ke Jakarta."

"Iya gue tahu lo ke Jakarta dan lo naik pesawat. Emang gak bisa apa kabarin gue? Gue khawatir dan udah mikir aneh-aneh. Jangan-jangan lo kenapa-napa."

"Ya ampun jahat banget sih Regina doa lo. Gue gak kenapa-napa dan gue cuma lupa ngabarin lo."

"Ya kan semua bisa terjadi. Bisa-bisanya lo lupa sama gue. Jahat banget!" Ambek Egi.

"Gak gitu, Gi... kemaren gue panik dan gue udah gak kepegang lagi ponselnya. Sialnya lupa nge-charge lagi." Wina tersenyum getir.

Egi jadi terdiam, "Yang penting lo sampai dengan selamat, Win. Maaf ya gue berlebihan."

"Gak papa, Gi. Makasih juga udah khawatir."

"Gue turut berduka ya, Win. Kalau lo sedih gue ada di sini sebagai sandaran lo. Jangan merasa sendiri ya."

"Thanks, Gi."

"Gue tunggu di Bandung. See you."

"See you."

Sambungan telepon antara Wina dan Egi terputus. Wina jadi terdiam. Kakaknya memang kemarin mengabarkan kalau Omanya meninggal dunia. Dunia Wina seakan runtuh ketika itu. Bagi Wina, Oma adalah segalanya. Ia melewatkan hampir delapan puluh persen masa kecilnya bersama sang Oma ketika kedua orang tuanya sibuk mengumpulkan pundi-pundi uang.

Wina begitu terpukul mengetahui kabar mengenai Omanya. Dua hari lalu ketika ia berkomunikasi dengan sang Oma, Omanya masih sehat dan segar. Omanya bukan tipe orang yang hidup sembarangan. Sang Oma sangat memperhatikan olahraga serta apa yang dikonsumsi. Kata dokter Omanya mengalami serangan jantung. Kematian memang tidak ada yang bisa menebak.

"Makan dulu Win." Seseorang menyerahkan sepiring nasi lengkap dengan lauk dan sayurnya.

"Gue gak laper, Fi."

"Iya sih gak laper, tapi lo udah gak makan dari pagi. Jangan gini lah, Win."

Wina menatap Wafi. Wafi adalah salah satu sahabat Wina. Mereka sudah saling mengenal sejak kecil. Katakanlah Wafi adalah teman masa kecilnya. Wafi selalu ada di samping Wina kala suka maupun duka. Walau terkadang Wina melupakan Wafi, Wafi tidak akan pernah melupakannya. Wina sudah seperti saudara bagi Wafi.

"Gue suapin deh."

Wina malah menangis. Saat-saat seperti ini bukannya orang tuanya yang ada, malah Wafi. Orang tuanya baru bisa pulang ke Jakarta besok. Katanya masih ada sedikit pekerjaan yang harus diselesaikan. Bahkan pekerjaan lebih penting dari Oma. Mereka rela menunda kepulangan dan tidak melihat Oma mereka untuk terakhir kalinya sebelum dikremasi.

Renjana | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang