28. Mami dan Clary

628 92 14
                                    

AKHIRNYA BISA UPDATE!!! Hope everyone enjoy my (impulsive) story ini ya ;)




———








Brian menatap pantulan dirinya yang sudah gagah di depan cermin. Pakaiannya kasual namun rapi. Sedaritadi ia menyadari kalau ada sepasang mata yang terus menatap gerak-geriknya dari awal hingga sekarang.

"Iya papa tahu kalau papa ganteng." Ujar Brian.

Clary mendengus, "Eh udah bisa mendengus gitu ya ke papa." Kata Brian lagi.

"Habis papa aneh."

"Loh ganteng begini disebut aneh." Protes Brian.

"Papa ganteng tapi aneh." Ralat Clary.

Clary sendiri baru bangun tidur dan bingung mengapa papanya terlihat sudah rapi dan wangi. Bahkan senyum di bibir papanya itu tidak hilang dari awal ia masuk ke dalam kamar.

"Ayo turun. Sarapan dulu." Ujar Brian lalu menggandeng gadis kecil itu.

"Tapi belum mandi."

"Ya udah mandi sama oma dulu."

Brian kembali menggandeng Clary dan membawanya pada omanya. Ia tidak bisa memandikan Clary karena sudah rapi. Selesai Clary mandi, mereka semua sarapan bersama-sama kecuali Davin yang sedang tidak ada di rumah dalam rangka tugas kerja di luar kota.

"Jangan sampai ada yang ketinggalan ya." Ujar Shafa.

"Siap mi."

Brian memasukkan barang-barang yang akan ia bawa bepergian nanti. Brian beberapa kali bolak-balik melewati ruang tamu. Shafa dan Clary menatap Brian yang sibuk bolak-balik. Clary bahkan sampai mengikuti Brian keluar.

"Papa mau ke mana sih?" Tanya Clary.

Bukannya menjawab, Brian cuma menyengir.

"Papa berangkat ya? Baik-baik sama oma. Jangan lupa rencana kita." Brian mengerling pada anaknya.

"Kalau mau Mama Egi jadi mamanya Clary maka Clary harus bisa luluhin calon omanya Clary." Kata Clary mengulang kata-kata Brian dan omanya.

Brian memberikan jempolnya, "Pintar. Sayang semangat ya! Papa yakin calon oma kamu pasti luluh sama kamu. Mama Egi aja luluh." Brian memberi semangat.

Brian mengecup kening Clary sebagai hadiah.

"Udah sana pergi." Usir Shafa.

"Mami gitu..."

"Nanti Clary keburu tahu kamu ke mana." Bisik Shafa.

"Iya iya... Papa pergi. Pergi ya mi."

Brian masuk ke dalam mobilnya. Setelah melambai ia segera melajukannya ke rumah Egi.

"Yuk siap-siap." Ajak Shafa.

Clary berlari menuju kamarnya untuk memakai pakaian yang tadi sudah ia pilih. Semalam Clary dan Shafa sudah membeli banyak bingkisan untuk dibawa ke rumah Liana. Bahkan Shafa sampai membuat kue dengan bantuan Clary juga. Semua bingkisan-bingkisan itu dibungkus rapi dan cantik.

Setelah mendapat kabar kalau Brian sudah pergi dengan Egi, lalu Shafa menyusul. Shafa memilih untuk mengemudikan mobilnya sendiri. Ia dengan riang mengikuti lokasi yang sudah dibagikan oleh Egi.

Kompleks perumahan Egi memang berbeda dengan milik Brian, tergolong biasa saja namun sangat asri. Begitu sampai di depan rumah Egi, Shafa sempat mengaguminya sebentar. Pekarangannya luas dengan pohon besar yang terlihat menyejukkan.

Renjana | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang