35. SAH!

711 82 22
                                    

Btw reader-nim sekalian... Renjana ini sisa 4 part loh. Waw gak kerasa banget kan?
Aku juga udah stok sampai 2 part sekaligus. Rencananya aku bakal selesein ini baru fokus ke cerita lain lagi.
Duh gak nyangka udah mau tamat aja. Padahal kemaren pas lama update itu juga karena stuck dan gak mood sama sekali. Tahu-tahu udah mau ending aja. Waaaaah.....

Tanpa banyak cincong lagi.... Selamat membaca








——








Ini memang bukan pernikahan pertama Brian, tapi rasanya tetap masih sama seperti pertama kali meminang Netta. Belum lagi ia dan Egi harus dipingit, rindunya setengah mati. Untung saja sekarang zaman modern yang mana ada video call untuk saling melepas rindu.

Egi tertawa melihat Brian yang mengeluh rindu, daritadi Brian terus mengeluhkan tradisi pingit memingit ini. "Sabar, besok juga udah ketemu lagi ditambah sah pula." Ujar Egi, padahal dalam hatinya juga rindu berat.

Jika ditotal mereka memang dipingit kurang lebih tiga hari dan hanya bisa berhubungan lewat video call atau telepon biasa.

"Kenapa harus dipingit segala sih?" Protes Brian.

"Udah tradisinya gitu Bri. Sabar aja kenapa sih?" Kali ini giliran Egi yang protes.

"Kangen tahu."

Egi lagi-lagi tertawa, "Clary mana?"

"Kenapa sih harus nyari yang gak ada? Ada aku loh di depan kamu. Mana kangen aku gak dibales." Ambek Brian.

"Ih apaan sih! Mana Clary?" Tanya Egi lagi tidak peduli.

"Lagi sama mami. Dia masih ngambek sama aku gara-gara gak boleh video call-an sama kamu."

"Emang ya papanya manipulatif banget sama anak."

"Dia kali Gi yang manipulatif. Masa mau sama kamu terus. Aku sama kamunya kapan?"

"Diiih inget umur, inget anak." Cibir Egi.

"He he he."

"Udah sana tidur. Besok pagi-pagi loh bangunnya."

Brian cemberut, "Masih kangen."

"Dangduuut. Besok ketemu lagi. Bye bye sayang."

"Aww jadi malu dipanggil sayang." Egi tidak mempedulikannya dan langsung mematikan sambungan telepon mereka, berakibat Brian yang mendumel karena Egi tidak bisa diajak beromantis ria.

Brian dan Egi di tempat yang berbeda sama-sama tersenyum, sama-sama gugup, dan sama-sama tidak sabar menanti hari esok. Perjalanan panjang Brian sebagai duda akan berakhir besok dan penantian panjang Egi mencari jodoh juga akan berakhir besok. Setiap kebahagian orang memang berbeda-beda dan dengan porsi yang berbeda pula.

Egi memejamkan matanya dan berdoa untuk kelancaran esok hari. Pun dengan Brian yang ikut berdoa semoga ia bisa lancar mengucapkan ijab kabul. Dalam doa keduanya terselip nama masing-masing.

...

Egi mengetuk pintu kamar ibunya. Liana mempersilakan masuk dan tersenyum melihat anak perempuannya berdiri di depan pintu. Egi berjalan perlahan untuk mencapai kasur ibunya. Egi dan Brian hari ini masih tidur di rumah masing-masing. Rencananya besok setelah ijab kabul baru mereka check in hotel untuk resepsi.

Egi duduk di sebelah ibunya, "Duh anak ibu gak kerasa udah mau nikah aja. Padahal kayaknya baru kemaren ibu minta mantu." Ucap Liana.

Egi tersenyum, "Berkat doa ibu akhirnya jodoh Egi sampai."

Renjana | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang