2. Rumah Wina

1K 137 6
                                    

"Bener-bener ya gak nyangka kalau ini bocah tengil bisa takluk sama lo, Gi." Puji Wafi ketika Egi dan Brian sudah ada di kamar rawat Wina.

Egi hanya tersenyum mendengar pujian Wafi, "Anak gue gak tengil ya." Brian tidak terima putri cantiknya disebut tengil.

"Iya ih lo masa bilang Clary tengil." Kata Wina.

"Lo juga ngerepotin gue tahu gak, Win." Ucap Brian dingin.

"Hehe maaf ya Bapak Brian."

"Pokoknya nanti lo urus dah urusan kalian jangan bawa-bawa gue ya." Brian merotasi bola matanya jengah.

Clary sedang duduk anteng dipangkuan Egi. Bahkan tadi saat masuk tangan Clary mengamit erat tangan Egi. Kegiatan Clary setelah itu lagi-lagi duduk di pangkuan Egi sambil menonton kartun kesukaannya atau kalau tidak asik bertanya-tanya pada Egi.

"Seanteng itu." Ucap Wina takjub.

"Lo kayaknya udah tergantikan sebagai her favourite aunty deh, Win." Kata Wafi.

"Iya nih gue sedih." Wina pura-pura menghapus air matanya.

"Bakal kangen adegan Jae sama Clary rebutan elo deh." Ucap Wafi lalu tertawa.

Wina memang menjadi tante favorit Clary. Wina berperan cukup banyak dalam pertumbuhan Clary. Bisa disebut Wina itu adalah ibu pengganti untuk Clary. Bahkan karena itulah kenapa Jae sering berebut Wina dengan Clary. Selain cemburu ia juga takut suatu saat Clary meminta Wina menjadi ibu sungguhannya. Bisa gila Jae kalau itu terjadi.

"Bener gak papa nih Wina pulang?" Brian memastikan.

"Iya bang gak papa. Untungnya dia cuma kecapekan dan gak parah. Jadi gak perlu rawat inap." Jawab Wafi.

"Cuma... lo harus bedrest di rumah, Win. Demi kebaikan lo dan bayi lo." Kali ini Wafi berucap pada Wina.

Egi menyela mereka dengan berucap, "Win, gue balik kantor aja kali ya?"

"Eh mau balik aja? Lo barengan gue sama Brian aja. Toh nanti kan Brian pasti ke kantor juga. Atau lo sekalian izin aja deh. Balik barengan kita. Rumah kita kan searah." Saran Wina.

"Gak usah deh. Ya masa gue izin juga. Yang sakitkan elo." Tolak Egi.

Egi tidak mungkin izin sedangkan pemilik perusahaannya saja ada di depannya. Egi baru mengetahui kalau Brian ini adalah pemilik perusahaan tempatnya bekerja setelah mereka benar-benar saling mengenalkan diri.

"Ya lo sekalian temenin gue di rumah kek. Mumpung gak ada Jae. Gak papa ya, Bri?" Pinta Wina.

"Terserah lo aja deh, Win. Yang penting lo seneng." Pasrah Brian.

Wina tersenyum senang dan membujuk Egi lagi agar mau menemaninya di rumah.

"Mau ya, Gi? Kangen nih gue mau cerita-cerita." Bujuk Wina lagi.

Sebenarnya Egi ragu namun karena melihat Brian mengangguk maka ia mengiyakan. Wina tersenyum senang mendengar jawaban Egi, "Ayo Bri kita pulang." Ajak Wina.

"Clary, yuk pulang. Nontonnya dilanjut di mobil aja." Ucap Brian, terdengar lembut namun tegas.

Clary langsung berhenti dan mengembalikan ponsel milik Egi. Egi cukup terkagum dengan bagaimana Brian membesarkan Clary walaupun ia masih kebingungan meredakan tantrum Clary.

Brian menggendong Clary begitu Wina siap. Ia menaruh Clary di carseat dan Wina duduk di sebelah kemudi. Egi sendiri memilih duduk di sebelah Clary atas permintaan gadis kecil itu.

Wina menoleh. "Adorable banget ya Clary kalau begini. Pengin cepet-cepet ketemu dedeknya jadinya." Wina mengelus-elus perutnya yang masih kecil, baru tiga bulanan.

Renjana | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang