Egi
Bri makasih ya gue udah sampe nih.Brian
Sama-sama Gi. Selamat istirahat ya.Begitu Egi berganti pakaian lagi maka ia langsung tertidur. Ia memang lumayan lelah hari itu. Kasurnya yang empuk dengan cepat membawanya ke alam mimpi. Selain itu Egi memang pelor alias nempel molor.
Pagi-pagi sekali Egi sendiri sudah bangun. Ia memasak untuk Clary agar Clary bisa langsung makan makanannya. Sesuai janjinya ia akan datang lagi ke sana sebelum Clary bangun. Egi bersiul riang ketika menyiapkan makan, tidak lupa ia juga mencicipinya sebelum dimasukkan ke dalam kotak makan.
Egi tersenyum melihat hasil karyanya di dalam kotak makan, "Tadaaaa..." Ucapnya.
Egi membungkus kotak-kotak makan itu untuk dimasukkan ke dalam tas kain. Egi segera bersiap-siap. Tidak lupa juga membawa perlengkapan bekerja agar bisa langsung ke kantor.
Suara mobil di luar sudah Egi yakini milik Brian, ternyata Pak Edi sudah datang. Driver yang semalam mengantarnya kembali menjemput lagi. Brian tetap bersikeras agar Egi dijemput. Lumayan sih Egi jadi tidak perlu mengeluarkan uang jalan. Egi menyapa dengan ramah sebelum masuk ke dalam mobil.
"Pagi pak."
"Pagi mbak." Pak Edi membukakan pintu mobil untuk Egi.
"Repot-repot jemput lagi pak. Padahal Egi bisa pergi sendiri."
"Mas Brian yang pesenin mbak. Mana bisa nolak bapak." Jawab Pak Edi sambil terkekeh.
Perjalanan pagi itu tidak terlalu lama karena jalanan yang masih lengang. Sepertinya orang-orang masih bersiap hendak beraktivitas, sedangkan Egi sudah meluncur saja memulai harinya.
"Makasih pak." Ucap Egi.
Egi berjalan ke arah pintu rumah milik keluarga Pradipa itu, dipencetnya bel. Sekali dua kali masih belum ada jawaban. Sampai bel yang ketiga baru ada sosok tinggi keluar dari rumah itu.
Brian membuka pintu rumah dengan wajah baru bangun tidur dan terlihat agak lelah. Wajahnya memang berantakan tapi tidak sedikitpun menutupi ketampanannya. Egi diam terpaku karena disuguhi pemandangan ini dipagi buta. Satu kata, tampan.
Apaan sih yang lo pikirin Gi!
Mata Brian menyipit karena melihat Egi yang menggeleng keras, "Kenapa Gi?" Heran Brian.
"Eh enggak Bri." Egi segera menyadari apa yang sudah dilakukannya.
Brian hanya mengangguk lalu berucap, "Beneran datang pagi ya lo." Ucap Brian sambil setengah sadar, ia tersenyum yang semakin membuat matanya menyipit.
"Kan udah janji. Baru bangun lo?" Tentu saja pertanyaan Egi hanyalah basa-basi.
Brian mengangguk, "Kemaren Clary rewel banget. Kayaknya abis subuh gue baru bisa tidur." Cerita Brian.
Egi mengangguk. "Padahal kemaren kayaknya dia udah pules banget pas tidur."
"Iya abis lo pulang rewel lagi. Kayaknya dia ada insting lo pergi deh."
"Iya kali ya." Egi terkekeh.
"Oh iya gue bawain sarapan nih." Egi menunjukkan kotak makan yang ia bawa.
"Repot-repot Gi pakai bawain sarapan."
"Gak juga sih. Lagian Clary juga gak pemilih makannya jadi gak repot kok. Tapi dia suka kan makan bubur bayam?"
"Turunan gue tuh. Semua juga suka dia makan Gi." Brian terkekeh.
Egi juga ikutan terkekeh mendengar klaim dari Brian. Brian mempersilahkan Egi masuk. Egi dan Brian berjalan beriringan ke dapur untuk mempersiapkan sarapan Clary.
![](https://img.wattpad.com/cover/234002778-288-k125909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana | ✔️
General FictionRenjana /rênjana/ (n) rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih) #1 - dayvelvet (28-07-2021) #17 - egian (28-07-2021) #25 - seulbri (28-07-2021) Cover by PUTRI_GRAPHIC