"Katanya lo abis ciuman sama Kak Brian, ya? Terus hot banget lagi." Ujar Julie.
"Gimana rasa bibir Kak Brian? Enak gak? Ciuman pertama lo kan? Beuuuh pasti berpengalamanlah Kak Brian, enak dong pastinya." Lanjut Julie lagi.
"Hah!" Egi langsung terkaget.
"Lo tahu dari mana?" Tanya Egi.
Mereka masih terdengar bisik-bisik.
"Bener, ya?" Julie menunjukkan senyum menggoda.
"Ah enggak-enggak. Maksud gue tahu kabar dari mana?" Sanggah Egi.
Julie terlihat tidak bisa menutupi wajah ingin tertawanya, ia mati-matian menahan tawa. "Ribut-ribut digrup sih, Yesi yang cerita. Eh elo belum masuk ya, Kak. Sorry nih gara-gara gue sakit lupa masukin lo. Kita buat grupnya pas di reuni juga. Nanti gue masukin deh." Julie tergelak.
Egi sepanjang jalan menuju restoran yang Brian maksud cuma terdiam. Wajahnya memerah mengingat ucapan Julie tadi. Bukan hanya itu ia juga pusing dibuatnya berpikir apakah yang Julie katakan benar atau hanya sekedar bualan. Terkadang Julie bisa jadi orang paling jujur namun bisa jadi orang yang membual.
Pembicaraannya dengan Julie tadi benar-benar mempengaruhi Egi, ia bahkan hanya sesekali menanggapi ocehan Clary yang ada di pangkuannya. Clary memang sedang agak rewel. Belum lagi tidak mau duduk di carseatnya sendiri, jadilah Egi yang memangku.
"Gi." Panggil Brian ketika mobil berhenti karena lampu merah.
Brian menoleh menatap Egi. Tak ada sahutan sama sekali. "Gi." Brian masih mencoba memanggil Egi.
"Regina." Panggil Brian lagi.
Kali ini baru ada sahutan, "Hah? Manggil aku? Kenapa, Bri?" Tanyanya sambil menatap Brian juga.
Brian berdecak, "Ngelamun aja. Aku manggilin dari tadi loh."
"Eh iya, ya? Maaf maaf. Kenapa?"
"Muka kamu merah tuh. Kamu sakit?" Brian mencoba memeriksa suhu tubuh Egi dengan punggung tangannya.
Egi menghalau tangan Brian sampai membuat lelaki itu mengerutkan keningnya, merasa respon Egi agak berlebihan. "Enggak kok. Beneran deh." Kata Egi.
"Mama sakit?" Ujar Clary menyela keduanya lalu memeriksa suhu tubuh Egi dengan punggung tangannya.
"Enggak kok, Sayang. Gak panas, kan?" Egi menjawab dan Clary mengangguk.
Brian kembali melajukan mobilnya.
"Kenapa Mama diem aja sih dari tadi? Responsnya cuma gitu-gitu aja." Clary cemberut.
"Hehe maaf ya, Sayang. Tadi Mama ada yang dipikirin aja." Cuma itu jawaban Egi lalu ia terdiam lagi.
Lagi-lagi Egi terdiam dan teringat ucapan Julie tadi. Kalau apa yang dikatakan Julie benar, maka artinya semua orang yang berhubungan dengan EnamHari tahu tentang kejadian tadi malam antara dirinya dan Brian. Egi agak meringis.
"Kenapa, Gi? Ada yang sakit?" Tanya Brian karena mendengar ringisan Egi.
"Eh enggak kok, Bri. Cuma keinget sesuatu aja."
"Inget apa? Penting?"
"Gak kok. Lanjut aja."
...
Julie turun dari mobil duluan yang disusul Wafi. Mobil Julie memang sudah sampai duluan di restoran itu selisih beberapa menit dari Brian. Kemacetan telah berhasil memisahkan mobil Julie dan Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana | ✔️
General FictionRenjana /rênjana/ (n) rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih) #1 - dayvelvet (28-07-2021) #17 - egian (28-07-2021) #25 - seulbri (28-07-2021) Cover by PUTRI_GRAPHIC