Egi menatap Brian sebal, yang ditatap malah hanya senyum-senyum sambil sesekali memasang wajah memelas agar dimaafkan. Sedari tadi bahkan Egi tidak mempedulikan Brian. Ia hanya melewatinya bagai angin lalu.
"Gi, maaf yaaaaa?" Bujuk Brian lagi.
"Gi, maaf yaaaaa?" Ulang Egi dengan sebal.
Brian kembali mengeluarkan jurus memelas dan imutnya. Egi menghentikan kegiatannya. Ia tadi sedang mempersiapkan bahan-bahan makanan yang akan digunakan untuk acara barbekyu di rumah Brian.
"Kamu tahu gak semua mergokin aku. Mana pas aku lagi nyepol rambut. Malu banget! Mana ada Kak Jae juga. Diakan biang gosip, gak yakin gak akan ketahuan yang lain." Keluh Egi sambil cemberut.
"Maaf Gi. Maaf ya?" Ulang Brian.
"Emang maaf bisa ulang waktu." Egi mendengus.
Ia dengan sengaja membuat bunyi keras dari pisaunya hingga membuat Brian bergedik ngeri. Galak juga pacar gue, pikir Brian. Brian memutar otaknya bagaimana agar dimaafkan Egi.
Brian tiba-tiba memeluk Egi dari belakang bahkan membuat wanita itu tersentak kaget. "Brian!" Omel Egi.
"Maaf ya Regina sayang?"
Egi memutar bola matanya malas. Ia tahu sikap manis ini hanya akal-akalan Brian agar dirinya memaafkan. Walau sebenarnya Brian juga selalu bersikap manis padanya. Bahkan kadang sampai membuat Egi geli sendiri.
"Jangan marah lagi dong. Nanti cantiknya hilang." Brian menoel-noel dagu Egi.
"Bodo." Egi menghempaskan kasar tangan Brian.
"Ih kata-katanya kasar. Nanti kalau Clary denger gimana?"
"Lepas sana. Aku sibuk." Jutek Egi.
Bukannya melepas, Brian malah semakin mengeratkan pelukannya pada Egi sampai-sampai wanita itu kesal sendiri.
"YA AMPUN BANG BRIAN KAK EGI! LO KALO MAU MESRA-MESRAAN BISA GAK JANGAN DI SINI! TOLONG DI SINI ADA GUE DAN CLARY JUGA!" Teriak Davin heboh.
"Papa Mama..." Ujar Clary juga.
Rupanya Davin datang bersama Clary setelah membawanya membeli bahan-bahan yang lupa dibeli Brian dan Egi. Alasannya karena Brian ingin waktu berdua dengan Egi dulu. Davin dengan dramatisnya menjatuhkan belanjaannya. Egi dan Brian masih diam dalam posisi tadi, bengong.
"Papa sama Mama ngapain? Kok cuma Papa yang dipeluk?" Clary malah merajuk karena Egi hanya memeluk papanya.
Buru-buru Egi melepaskan pelukan Brian, "Kok malah dijatuhin." Egi mengambil belanjaan Davin.
"Ayo Clare bantu Mama." Ujar Egi.
Davin tetap berdiri di posisinya dan menggelengkan kepala tidak percaya. Iya sih waktu berdua, tapi bukan berarti berbuat tidak senonoh begini kan. Egi tetap melanjutkan kegiatannya tanpa mempedulikan Davin, Brian pun hanya senyum-senyum.
Davin terus-terusan menatap pergerakan Egi ataupun Brian dengan tatapan menyelidik, "Lo napa sih natap gitu banget?" Protes Brian.
"Gue jagain lo kalau-kalau berbuat yang aneh-aneh depan ponakan gue." Jawab Davin.
Egi memutar bola matanya malas, "Abang lo tuh yang perlu dijagain. Kelebihan hormon dia." Cibir Egi.
"Lo juga kali kak. Buktinya mau-mau aja." Kata Davin.
Egi menatap Davin sengit karena mengatainya sama dengan Brian.
"Kelebihan hormon apa si Ma?" Tanya Clary.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana | ✔️
General FictionRenjana /rênjana/ (n) rasa hati yang kuat (rindu, cinta kasih) #1 - dayvelvet (28-07-2021) #17 - egian (28-07-2021) #25 - seulbri (28-07-2021) Cover by PUTRI_GRAPHIC