Bonus (5) Perspektif Yesi

436 26 7
                                    

Waw! Kaget gak? Ih aku gatau bakalan nulis bonchap tentang Yesi. Gatau kenapa pengen aja. Kaya biar kalian baca dari sudut pandang Yesi aja. Biar enggak cuma dari sisi Davin aja.
Mungkin akan banyak yg protes krn bonchap ini sepertinya menjengkelkan🤣

Baca ajalah udah
Gak panjang kayak Irena kok
Tapi lumayan juga wkwk





——






"Yes, ada undangan." Ujar Wafi.

Yesi bisa melihat dekorasi indah dari undangan khas pernikahan, "Siapa yang nikah?" Tanya Yesi.

"Baca aja." Buru-buru Wafi pergi.

Yesi menatap undangan itu. Tertulis dengan besar "The Wedding".

Pernikahan? Dalam kamus kehidupan Yesi Aryana Khalid masih belum ada kata pernikahan. Belum ada. Ia tidak tahu apakah nantinya ia akan menikah atau tidak, yang pasti sekarang ia masih takut dan ragu. Ia bisa menjalin hubungan pacaran, tapi kalau menikah? Ia sangat takut dan tidak siap.

Bahkan sampai kakaknya Wafi menikah pun, ia masih belum siap. Belum lagi banyak teman-temannya yang satu persatu sudah menikah bahkan punya anak yang mungkin usianya sudah satu atau dua tahun.

Kalau membahas pernikahan, ia jadi ingat Davin. Ia pernah dilamar oleh Davin beberapa tahun lalu. Ternyata sudah berlalu sekian tahun.

Yesi masih ingat bagaimana ia dan Davin putus sekitar empat tahun lalu. Walau sudah berlalu bertahun-tahun, Yesi masih bisa merasakan rasa itu. Ia masih bisa mengingat semua kenangan indah bersama Davin. Bohong jika Yesi juga tidak mencintai Davin, ia sangat mencintai Davin namun juga sangat egois untuk dirinya sendiri.

Yesi bahkan masih makan di tempat ketika ia dilamar Davin, ia masih ke bioskop tempat mereka biasa nonton, ia bahkan masih mendatangi tempat kencan favorit mereka. Ia masih melakukannya selama tiga tahun terakhir. Otomatis semua kenangan mereka terputar kembali saat ia kembali pada tempat penuh kenangan itu.

Yesi masih sama, dengan perasaan yang sama dan untuk orang yang sama. Salahkah kalau Yesi berharap masih bisa bersama dengan Davin?

Air mata yang sudah Yesi tahan selama ini akhirnya keluar juga. Sudah lama ia pura-pura bahagia dan tidak pernah menangis lagi. Hari ini semuanya tidak bisa ia pura-purakan lagi. Ia benar-benar tidak baik-baik saja.

The Wedding of
Adrian Davin Pradipa & Jennie Aliandera Prawira Putri

Ada foto besar pre-wedding Davin dan Jennie. Senyum keduanya terlihat tulus dan sangat bahagia. Sudah lama Yesi tidak melihat senyuman Davin selebar dan sebahagia ini. Ia sempat beberapa kali melihat senyuman Davin, tapi tidak begini.

Rasanya sakit dan sesak saat melihat undangan pernikahan Davin. Undangan itu ia peroleh dari Wafi. Walau tidak enak, Wafi tetap harus menyerahkan undangan yang memang diamanahkan Davin untuk Yesi.

Akhirnya hari yang Yesi takutkan datang, Davin benar-benar telah melupakannya. Walau Yesi meraung pun tidak akan mungkin mengembalikan Davin kan? Sekarang tinggallah ia dan perasaannya yang masih sama tanpa sedikit pun berubah.

Sebuah tangan memeluk Yesi, "It's okay Yes, you can cry out loud." Ucap Julie.

Yesi lupa kalau ia sekarang ada di rumah Wafi. Masih ada kakak iparnya itu di rumah ini. Setidaknya Wafi tidak melihatnya sedang menangisi Davin.

"Ada gue di sini." Ujar Julie.

Julie tahu bagaimana perasaan Yesi pada Davin. Sekali pun Yesi tidak pernah mengatakannya, Julie merasakannya. Yesi masih sangat mencintai Davin. Hati Yesi masih untuk Davin. Sedangkan hati Davin? Sudah sepenuhnya untuk orang lain seperti yang Yesi inginkan dulu. Bahkan wanita beruntung itu tidak lain adalah teman Julie sendiri, Jennie.

Renjana | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang