33. ALANTA •INTI PERMASALAHAN•

127 14 12
                                    

HAPPY READING 🎉

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR NYA YA ❤️
JANGAN LUPA PULA AJAK SEMUA TEMAN-TEMAN, SAUDARA, TETANGGA ATAU SIAPAPUN ITU UNTUK BACA CERITA ALANTA YA❤️

LOPE YOU❤️😂

🏵️🏵️🏵️

Malam harinya, setelah selesai menyantap makan malam miliknya, Alena pun langsung masuk ke kamar untuk melanjutkan belajar nya.
Ulangan semester semakin dekat, sebab itu Alena lebih giat untuk belajar. Ia tidak boleh sampai kalah dari Ares untuk peringkat satu paralel di sekolahnya.

Ya, meskipun Ares baru sekali merebut peringkat satu paralel di sekolah, namun Alena tidak mau sampai kalah lagi. Nilainya dengan Ares hanya terpaut sangat tipis tiap semesternya.

Alena berusaha fokus memahami soal-soal yang ada di buku paketnya. Namun, rasanya sangat sulit. Kejadian-kejadian yang terjadi kemarin benar-benar mengganggu pikirannya.

Terlebih lagi saat dimana Ares mengungkapkan perasaannya. Jika boleh jujur, Alena sebenarnya senang saat Ares mau mengakui perasaannya. Tapi disisi lain, Alena marah kepada Ares. Dan lagi-lagi Alena bertanya-tanya dalam hati, kenapa ia harus marah pada Ares? Kenapa ia harus kesal karena sudah mengetahui fakta-fakta pria itu? Kenapa ia terlihat sangat egois sekarang ini?

Lamunan Alena buyar seketika saat mendengar suara ketukan pintu dari luar. Tak ingin membuat orang itu menunggu lebih lama, Alena pun segera bergegas untuk membuka pintu.

"Eh, Lo ternyata. Ada apa?" tanya Alena.

"Mau jalan, nggak?" tawar Laskar.

"Jalan kemana? Udah malam."

"Ya udah, kalau gitu gue disini aja. Temenin gue ya?" pinta Laskar dengan senyum manis yang di buat-buat.

"Apaan sih Kar." Alena tertawa lalu duduk di samping Laskar.

"Mau duduk-duduk kosong aja nih? Nggak mau pesan apa kek gitu?" tanya Alena memancing.

"Lo mau apa?" Laskar balik bertanya.

"Pizza sama susu coklat dingin, mungkin enak?" Laskar terkekeh mendengar jawaban Alena.

"Masih itu aja kesukaan lo!" sindir Laskar.

"Ya terus gue mau suka apa lagi? Suka elo, gitu?" Alena memutar bola matanya malas.

"Emang lo nggak mau suka gue?" goda Laskar.

"Idih, najis banget!" Semprot Alena dengan sadis.

"Idih, dasar cewek galak!" cibir Laskar.

"Ih, Laskar! Pesen makanannya, gue mau makan!" rengek Alena layaknya anak kecil. Laskar pun hanya bisa tertawa melihat gadis di samping nya ini.

"Iya bentar ya, gue pesan dulu." Laskar pun merogoh ponselnya lalu memesan makanan lewat aplikasi di ponselnya.

"Udah, bentar lagi nyampe," ujar Laskar dan di balas anggukan oleh Alena.

"Em, Laskar. Lo tau nggak?" tanya Alena membuka topik baru.

"Apa?"

"Gue pernah di tembak sama cowok," kata Alena.

"Ya kan emang lo dari dulu banyak yang nembak," celetuk Laskar.

"Ih, dengerin dulu!" protes Alena.

"Iya-iya maaf. Jadi gimana?"

"Di sekolah gue yang sekarang, cuman dua orang yang berani ungkapin perasaan nya secara langsung. Gue bener-bener merasa bahwa mereka itu gentleman banget."

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang