•H A P P Y•
•R E A D I N G•
*•°•*•°*
*Jangan suka berantem, nanti benih-benih cinta bisa muncul*
*•°*•°*•°*
"Al, sini istirahat bentar sebelum pulang. Kita minum dulu," ajak seorang gadis yang satu tahun lebih tua dari Alena. Namanya suci, dia merupakan teman dekat Alena yang sama-sama bekerja di caffe yang sama dengan tempat kerja Alena.Alena tersenyum dan duduk di salah satu meja pengunjung yang kosong. Memang sih semua meja sudah kosong karena caffe sudah di tutup 15 menit yang lalu.
"Makasih kak," ucap Alena saat suci menyodorkan segelas susu coklat hangat di hadapannya.
"Bang Zaki, sini ikut gabung juga," ajak Alena kepada Zaki—Salah satu pegawai caffe yang juga merupakan teman akrab Alena di sini. Cuman mereka berdua yang sering bercanda gurau dengan Alena selama ia bekerja di caffe ini. Jujur, Alena sangat menyukai sikap kedua nya yang sangat ramah dan tak memilih teman.
"Bentar Al, gue taruh ini dulu," sahut Zaki seraya mengangkat gelas yang ia pegang.
"Gimana sekolah lo Al?" tanya suci membuka percakapan.
Alena menyeduh susunya perlahan, dan meletakkan kembali di atas meja. "Baik sih kak. Lancar-lancar aja. Cuman akhir-akhir ini kepala gue mumet mikirin olimpiade yang kurang dari dua minggu lagi," ujar Alena mengungkapkan kesahnya.
"Lo di unjuk lagi buat ikut olimpiade?" tanya Suci memastikan dengan tatapan tak percaya.
"Iya, heran deh gue. Padahal nih ya, kalau di lihat-lihat di sekolah gue tuh banyak banget siswa pintar kak," kata Alena.
Suci memukul bahu Alena dengan pelan, dan menatap Alena kagum, "Berarti—."
"Ya berarti pihak sekolah lebih percaya sama lo dari pada mereka." Zaki yang baru datang langsung ikut nimbrung.
"Ya tapi mereka nggak mikir apa? Gue juga capek kali bang," keluh Alena dengan wajah lelahnya.
"Resiko lah, Lagian jadi manusia kok cerdasnya Nge-gas banget lo," cetus Zaki mengejek.
"Eh bego! Alena mah bagus. Cerdas nya Nge-gas, nah elo? Begonya yang nge-gas!" damprat Suci pada Zaki.
"Aww kata-kata lo setara boncabe ye," sindir Zaki kesal.
Alena tertawa melihat perdebatan yang sering di lakukan oleh dua sejoli ini, "Menurut otak cerdas gue nih ya, biasanya kalau cewek sama cowok suka berantem, maka akan tumbuh benih-benih cinta," jelas Alena puitis.
"Idih, otak lo melampaui kata cerdas Al."
"Berarti lo juga dong Al?" tembak suci membuat Alena langsung diam.
"G-gue? Gue kenapa dah?" tanya Alena bingung.
BRAKK!
Zaki memukul meja dengan keras, "Iya! berarti lo juga Al. Sama cowok yang sering jadi partner lo kalau olimpiade. Lo kan suka bilang kalau kalian itu berantem mulu," cerocos Zaki kelewatan cerewet.
"Nah iya itu maksud gue. Jadi gimana nih? Lo bisa aja tuh suka juga sama dia," sindir suci memicing ke arah Alena yang tiba-tiba langsung kicep.
"Aww salah ngomong kan gue!" gerutunya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Teen Fiction"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]