-Apapun masalahnya, tetaplah bernafas-
-Author-
-Happy reading!!!
🏵️🏵️🏵️
"Aihh, pelan-pelan njir! Perih tuh!"
"Elah, segitu doang juga. Lembek banget lo!"
"Tau lo Res, lagian kenapa nggak di obatin sejak semalam sih? Lo lihat nih, makin parah kan," omel lelaki yang tengah duduk santai di sofa.
"Bacot lo ah! Des, buruan napa, sakit nih," kata Ares di sela-sela ringisan nya.
"Iya-iya, ini tinggal dikit lagi," ujar Desta lalu lelaki itu pun menempelkan plester di luka Ares.
"Terus gimana semalam? Dia masih nantangin lo setelah kekalahan nya dia?" tanya Moka.
"Iyalah, macam lo nggak tau aja gimana sifatnya dia. Mana mau dia kalah gitu aja sama gue," kata Ares.
"Emang keras kepala sih tuh bocah. Udahlah lo biarin aja dia," timpal Desta.
"Udah gue biarin, tapi dia nggak mau banget lihat gue tenang. Pusing gue lama-lama, mana olimpiade udah deket, kegiatan OSIS juga ada terus." Ares mendesah berat kalau menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa.
"Eh iya, gue mau kasih tau lo nih. Tadi itu si Alena ya namanya?"
Ares membenarkan posisi duduknya lalu menetap Desta dengan penasaran kala mendengar nama Alena di sebut.
"Alena? Dia kenapa?" tanya Ares penasaran.
"Tadi dia di tarik sama Calista terus di bawa ke lapangan utama. Kayaknya dia jadi sasaran bully Calista deh. Tapi gue nggak sempet lihat tadi, soalnya gue buru-buru. Biasalah, ada urusan." Desta cengengesan di akhir kalimat nya.
"Alah, urusan lo mah nggak ada yang penting Des," cibir Moka.
"Tapi lo serius, nggak salah lihat Des?" tanya Ares masih penasaran. Pasalnya ia tak yakin jika Alena akan menjadi sasaran bully kakak kelasnya itu. Karena ia tau Alena itu tipe orang yang sangat tidak suka berurusan dengan masalah apalagi gadis itu sendiri yang mengundang masalah.
🏵️🏵️🏵️
"Al."
"Stop it, jangan bahas hal yang lagi nggak pengen gue denger!" tukas Alena membuat Yulia yang hendak menguak kembali masalah kemarin, langsung terdiam.
"Al, ada apa sih?" tanya Renata yang tiba-tiba saja merasa penasaran.
"Nggak ada apa-apa. Gue duluan, mau ke perpustakaan." Alena berdiri dari duduknya lalu melenggang begitu saja keluar kelas meninggalkan Renata yang masih bingung di tempatnya.
Jujur saja, Alena sangat tidak minat dan nafsu untuk membahas persoalan kemarin. Baginya itu hanya akan membuang-buang waktunya.
"Ada apa sih Yul?" tanya Renata pada Yulia. Gadis itu tidak akan diam jika belum menebus rasa penasarannya.
"Kemarin, Alena nyaris di buli sama kak Calista. Tapi Alena dengan beraninya nampar dan buat kak Calista malu," jelas Yulia dengan suara yang dikecilkan.
Renata melotot dengan mulut sedikit terbuka. "Alena di buli?"
"Hampir, tapi Alena malah buat kak Calista malu," jawab Yulia.
"Keren banget Alena. Luar biasa!" ucap Renata penuh binar. Mengingat betapa beraninya sahabat nya yang satu itu.
"Gue juga kagum banget. Kok bisa ya dia berani banget? Nggak takut di keluarin dari sekolah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Ficção Adolescente"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]