HAPPY READING 🎉
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR NYA YA ❤️
LOPE YOU❤️😂
—
️🏵️🏵️
Pelajaran olahraga tengah berlangsung di tengah lapangan. Ditemani dengan panas matahari yang menyengat menusuk kulit, seorang gadis asik memantul-mantul kan bola basket lalu melemparnya hingga berhasil mencetak satu point lagi.
Alena menoleh kebelakang, memperhatikan teman-teman kelasnya yang sibuk dengan kegiatan nya masing-masing. Pelajaran olahraga belum berakhir, namun 20 menit terakhir ini di gunakan oleh siswa untuk bermain apapun yang mereka mau. Sementara pak Dio, sudah lebih dulu meninggalkan lapangan sejak 5 menit yang lalu.
Alena mengambil bola basket yang tadi itu gunakan, lalu kembali memantul-mantul kan nya dan kembali melempar bola itu ke arah ring. Lagi-lagi bola itu berhasil masuk sehingga menciptakan sedikit senyum di wajah gadis itu yang sudah di penuhi keringat.
Alena kembali mengulangi aktifitas nya tadi, tanpa memperdulikan teman-teman yang kini sudah meninggalkan lapangan dan memilih untuk beristirahat di tepi lapangan yang teduh.
Alena terus bermain tapa menyadari bahwa seseorang berjalan mendekati nya dari arah belakang.
"Asik banget kayaknya."
Alena menghentikan pergerakannya sejenak sebelum membalik kan tubuhnya 180°.
"Lo?"
"Mau main bareng? Gue udah lama nggak main basket," kata Galang sembari tersenyum tipis.
Alena tak membuka suara selama beberapa detik. Hingga kemudian Alena memantul-mantul kan bola sambil berlari menuju ring yang ada di sebelah barat lapangan.
Galang yang melihat pergerakan Alena pun, dengan segera berlari dan menyusul gadis itu. Galang mencoba menghalau Alena agar tidak berhasil memasukkan bola ke dalam ring, namun sayangnya Alena lebih cepat. Bola itu sudah masuk dan kembali terjatuh ke lapangan.
Buru-buru Alena mengambilnya, namun Galang berhasil lolos merebut bola itu dan menggiring nya menuju ring Alena.
Alena menyusul Galang dan mencoba merebut kembali bolanya namun Galang lebih lincah menghindari Alena.
Galang melompat melampaui Alena dan melempar bola hingga berhasil mencetak poin untuk laki-laki itu.
Alena berdecak kesal, sementara teman-teman yang ada di tepi lapangan malah bersorak sambil bertepuk tangan.
"Seri ya," ucap Galang.
Alena mendengus, lalu berkata, "Jam olahraga udah berakhir. Gue harus balik ke kelas, kak." Alena berjalan melewati Galang begitu saja.
"Makasih untuk permainan nya."
Alena terus berjalan tanpa merespon ucapan Galang meskipun ia mendengarkan nya dengan jelas.
Sementara di atas sana, dua orang berbeda genre itu sudah memperhatikan Alena dan Galang sejak tadi.
Ares mencengkeram pembatasan koridor dengan rasa kesal di dalam hatinya. Ia benci rasa cemburunya, seharusnya ia tak perlu melihat ini semua.
Sementara Calista, dari koridor lantai tiga ia sudah mengumpat dalam hati. Memaki Alena dalam hatinya. Ia benar-benar kesal dengan Alena. Kenapa ia selalu berhasil menarik perhatian Galang? Sementara ia, tidak pernah sama sekali berhasil membuat Galang melihatnya walaupun hanya sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Teen Fiction"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]