Pukul enam lebih tiga puluh menit, Alena telah sampai di sekolah nya.
Alena berjalan santai di tengah koridor lantai satu. Suasana di koridor saat ini masih sepi. Hanya ada beberapa saja yang tengah memunguti sampah di depan kelas.Alena terus berjalan, hingga sekitar 6 meter di depannya, Devan berdiri sambil tersenyum menyambut Alena.
"Pagi kak!" sapa Devan ramah.
Alena membalas senyum Devan meskipun hanya berupa senyum tipis.
"Pagi, Devan.""Kak, jam istirahat kakak bisa bantu kita lagi kan?" tanya Devan.
"Kenapa harus jam istirahat? Kan biasanya pas pulang aja," ujar Alena.
"Aku nggak bisa kak, kalau pas waktu pulang. Hari ini aku ada acara keluarga, jadi harus cepet-cepet pulang," jawab Devan.
"Oh oke. Terserah aja, gue sih ngikutin aja."
Devan mengangguk lalu tersenyum. "Makasih kak."
"Iya, santai aja. Kalau gitu gue ke kelas dulu," ucap Alena lalu melenggang pergi meninggalkan Devan.
-
Alena masuk ke dalam kelas yang sudah di isi oleh Yulia, David dan Azizah.
Alena melangkah menuju mejanya lalu meletakkan tasnya di atas kursi.
"Yul, Tere mana?" tanya Alena basa-basi. Ya ia sangat meskipun malas!"Dia di anterin bokap nya. Jadi gue datang sendiri aja."
Alena mengangguk saja lalu mulai duduk di kursi nya dan mengeluarkan buku-bukunya. Saat Alena tengah menaruh bukunya di atas meja, ia sengaja menjatuhkan bolpoin nya. Terpaksa Alena pun menunduk dan mengambil bolpoin nya.
Saat itu pula, Alena tak sengaja melihat sebuah buket yang di taruh di dalam laci mejanya.Dengan buru-buru Alena mengambilnya dan melihat buket itu. Ternyata itu adalah sebuah buket bunga marigold yang begitu indah.
"Wah, bunganya cantik banget Al. Bunga apaan tuh?" Alena mendongak dan melihat Tere yang baru saja datang. Yulia dan teman-teman kelasnya pun mulai menoleh pada Alena setelah mendengar ucapan Tere.
"Iya, bunga apaan tuh? Baru lihat gue," celetuk David.
"Ini Marigold," jawab Alena singkat.
"Punya lo?" tanya Yulia.
"Bukan, gue nggak tau punya siapa. Gue nemuin di dalam laci gue," kata Alena.
"Penggemar rahasia kali. Coba lo cek, kali aja ada namanya," ujar Tere.
"Ada yang tau siapa yang masukin ini ke laci gue?" tanya Alena yang pandangannya langsung tertuju pada David.
"Gue nggak tau, Al. Gue yang duluan datang di kelas, tapi nggak ada siapapun yang masuk ke kelas ini, apalagi sampe bawa buket segala," jawab David sangat jujur.
Alena menghela nafas berat. Siapa lagi yang sudah mengirimkan nya buket bunga seindah ini? Jujur Alena sangat menyukainya, tapi Alena tidak bisa menerimanya sebelum mengetahui siapa pengirimnya.
"Mungkin Ares?" celetuk Yulia secara tiba-tiba membuat Alena terdiam.
Benarkah itu Ares? Tapi Alena merasa bahwa ini tidak mungkin perbuatan Ares.Alena memejamkan matanya sebentar lalu membuang nafas gusar. Kemudian gadis itu memasukkan kembali bunga itu ke dalam laci mejanya.
Setelah menyaksikan itu semua lewat jendela, seorang gadis berkacamata itu pun segara pergi sebelum di lihat oleh seseorang.
🏵️🏵️🏵️
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Fiksi Remaja"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]