16. ALANTA •PULANG BARENG•

152 16 0
                                    

-Jika hati seseorang sudah tertutup rapat, maka jangan coba-coba masuk dengan mencari celah. Tunggu dia siap, dan kembali membuka hatinya-

-Alena-

🏵️🏵️🏵️

Seperti hari-hari biasanya, Alena selalu sampai di sekolahnya lebih awal di saat sekolahnya masih sepi.

Di dalam kelas yang hanya diisi oleh dirinya sendiri, Alena hanya duduk sambil fokus membaca buku fisikanya.

Saking fokusnya pada buku tebal itu, Alena sampai tak sadar jika sejak tadi seseorang terus saja memandangi nya dari pintu kelas.

Dia Ares.

Cowok itu tengah bersender pada kusen pintu sambil memasukkan satu tangannya ke saku celana.

Ares terus memandangi Alena yang begitu fokus. Tiba-tiba Ares menarik kedua sudut bibirnya secara refleks saat melihat pergerakan Alena yang tengah menyelipkan anak rambutnya kebelakang telinga.

Karena sudah merasa gemas ingin mengusik pagi Alena, Ares pun lantas mengayunkan tungkainya mendekati gadis itu.

"Pagi Al!" sapa Ares dengan ramah, namun malah mendapat respon buruk dari yang di sapa.

"Mau ngapain lo pagi-pagi ke sini?" tanya Alena sinis. Ia juga terkejut dengan kedatangan Ares tiba-tiba.

"Emang nggak boleh? Gue kan Waketos, apa salahnya gue ngecek ruang-ruang kelas," sahut Ares membenarkan dirinya.

Alena memutar bola matanya malas.
"Tumben banget pake acara periksa kelas segala. Emang ini soal ujian apa?!"

"Suka-suka gue lah. Sewot banget lo kayanya," cibir Ares.

"Gue itu selalu sewot kalau berurusan sama lo. Soalnya liat muka lo aja gue rasa pengen nonjok," kata Alena jujur.

Ares tersenyum miring, lalu menumpu kedua tangannya di atas meja dan mendekatkan wajahnya pada Alena. "Ah masa sih? Terus kenapa kemarin-kemarin nggak di tonjok aja? Lo kan punya banyak banget waktu sama gue."

Alena menggeram dan hampir meninju wajah tengik cowok itu sebelum suara seorang cowok menggelegar di seluruh penjuru kelasnya.

"OMAYGAT! LO BERDUA NGAPAIN ANJIR? ASTAGHFIRULLAH, MASIH PAGI UDAH MESRA-MESRAAN!"

Alena dan Ares sontak menutup rapat-rapat kedua telinga mereka karena suara Ejie yang begitu memekik di telinga.

"Lo kenapa sih jie? Suara lo malah cempreng kek cewek gini!" sahut Alena.

Ajie tak menggubris perkataan Alena, cowok dengan rambut ikal itu melangkah mendekati Ares dan Alena lalu menatap mereka dengan pandangan penuh curiga.

"Ta-tapi bentar deh." Laki-laki itu menjeda kalimatnya. "Jadi, kalian ini beneran pacaran?" Ejie memperhatikan keduanya secara bergantian.

"Wow, keren. Gue semakin percaya, bahwa cinta itu timbul karena terbiasa. Bagus-bagus, langgeng ya buat kalian berdua." Ejie mengambil paksa tangan Ares dan Alena lalu menyalami keduanya, memberikan ucapan selamat.

Bugh

"Aww anjing! Tangan GUEEE." Ejie meringis memegangi tangan kanannya yang terkena meja akibat Alena menepis tangan begitu kasar.

"Biar tau rasa lo!"

"Gila lo Al! Jahat banget," ringis Ejie. Namun, Alena tak perduli. Beda lagi dengan Ares yang malah tertawa ngakak.

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang