36. ALANTA •BERTEMU DIA?•

122 12 10
                                    

AKHIRNYA BISA KEMBALI UPDATE 💗
SEMOGA KALIAN SELALU SUKA DENGAN ALANTA YA💗🏵️

JANGAN LUPA JUGA BUAT AJAK TEMAN-TEMAN, SAUDARA, TETANGGA ATAU SIAPAPUN ITU UNTUK BACA ALANTA💗

JANGAN LUPA VOTE YA💗
-
HAPPY READING 🎉

🏵️🏵️🏵️

Pukul 7 malam, setelah pulang dari kebun bunganya untuk melihat kondisi bunga, juga mencarikan perawat baru yang bersedia menjaga bunga-bunganya, Alena memutuskan untuk pergi ke Caffe.
Sudah cukup lama Alena tidak pergi ke tempat itu. Tempat dimana ia bisa bertemu teman baru juga bisa mencari sedikit uang jajannya.

Beberapa Minggu yang lalu Alena sempat izin kepada manager Caffe. Ia izin tidak masuk kerja karena kegiatan olimpiade juga persiapannya untuk menyambut ulangan semester.
Dan untuk malam ini, Alena memilih untuk kembali masuk kerja, selain karena kegiatan belajarnya sudah selesai, 2 manusia yang sejak kemarin menerornya juga merupakan salah satu alasan untuknya masuk bekerja.

Alena mendorong pintu kafe hingga lonceng yang menggantung di atas pintu berbunyi. Alena tersenyum senang saat melihat Zaki dan Suci yang tengah berdebat seperti sebelumnya.

Alena mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru caffe. Nampaknya Caffe saat ini masih sepi. Mungkin sebentar lagi akan ramai seperti biasanya.

Alena melangkahkan kakinya mendekati Zaki dan Suci yang berdebat di pojok Caffe.

"Selamat malam calon pasangan," sapa Alena degan nada di buat-buat.

Zaki dan Suci sontak menoleh mendengar suara Alena. Saat netra keduanya menangkap sosok Alena, sontak saja keduanya menjerit histeris dan langsung memeluk Alena.

"Ya ampun, Al udah berapa abad lo nggak masuk kerja?" tanya Zaki lebay.

"Iya, Al. Lo tau nggak? Kemarin itu banyak banget cowok ganteng yang datang. Pokoknya gantengnya tuh parah banget, melebihi kegantengan cowok-cowok di kampus kakak," sambung Suci dengan semangat.

"Iya sih, tapi mereka nggak sebanding dengan kegantengan gue," celetuk Zaki bangga.

Suci mendelik lalu menoyor kepala Zaki. "Lo kalau ngomong, pikir-pikir dulu. Jangan lagi mimpi, Lo main ngomong aja."

Alena tertawa melihat interaksi keduanya yang makin sering bertengkar karena hal-hal kecil.

"Udah ah, mending temenin Alena ke belakang. Mau ganti baju dulu," kata Alena melerai pertengkaran keduanya.

"Iya deh, ayok!"

🏵️🏵️🏵️

30 menit berlalu, dan pengunjung Caffe mulai ramai. Alena, Zaki, Suci dan beberapa pekerja lainnya mulai nampak sibuk melayani para pengunjung.

Seperti halnya Alena saat ini yang tengah membawa nampan berisi satu gelas coffee latte untuk seorang gadis yang ada di meja nomor 5.

Alena perlahan menaruh nampan dan menyodorkan segelas kopi hangat itu padanya. "Selamat menikmati, kak." Alena bertutur sopan.

"Oh iya, terimakasih," balas gadis itu dengan senyumnya. Alena terkejut selama beberapa detik saat melihat wajah gadis itu. Nampak sangat tak asing, mirip seseorang yang pernah ia temui. Tapi siapa?

Alena melihat pergerakan gadis itu yang tengah mengangkat gelas kopinya. Saat itu juga Alena bisa melihat bekas luka yang cukup jelas di lengan kanannya.

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang