21. ALANTA •BERULAH LAGI•

128 13 0
                                    

(。♡‿♡。)

HAPPY READING YA🏵️

🏵️🏵️🏵️

Alena keluar dari perpustakaan setelah mengembalikan buku yang tadi mereka pinjam untuk bahan pelajaran PKN yang di terangkan oleh pak Aryono.

Alena berjalan sambil merapikan seragamnya yang sedikit berantakan. Jam pelajaran pertama sudah selesai, kini sudah saatnya memasuki pelajaran ke dua.

"Alena!"

Alena menoleh ke samping, tepat di pertigaan koridor, di sana sudah berdiri seorang guru dengan badan sedikit berisi. Ibu Neneng namanya, namun ia lebih suka jika di sapa Bu Neces. Guru BK dengan gayanya yang nyentrik dan paling menonjol diantara guru-guru yang lain.

Alena berjalan menghampiri guru itu, "Ada apa Bu?" tanya Alena sopan.

"Ibu mau minta tolong sama kamu. boleh kan?" tanya Bu Neces dengan senyum manisnya.

"Ah, ya Bu. Minta tolong apa?"

"Begini, ibu ini sedang ada urusan sama kepala sekolah. Jadi ibu sangat buru-buru. Kamu bisa bantu ibu untuk memberikan surat peringatan ini kepada Agung?"

Alena mengernyit, "Agung?" Alena nampak tak asing dengan nama itu. Namun, nama Agung di sekolahnya itu pasti banyak.

"Iya. Itu loh, siswa kelas IPA 3, dekatan sama kelas kamu kan? Ibu minta tolong yah, berikan ini sama dia. Ibu mau ketemu kepala sekolah dulu." Bu Nenes langsung menyerahkan amplop putih itu ke tangan Alena dan berlalu begitu saja.

Alena membolak-balik amplop itu dengan tatapan pasrah. "Agung, ya? Yang modelan kek gimana lagi tuh anak?"

🏵️🏵️🏵️

Alena berdiri di depan kelas IPA 3, yang pintunya tengah tertutup rapat. Namun, dari luar Alena bisa mendengar dengan jelas suara riuh dari para siswa. Alena bisa menyimpulkan bahwa saat ini, kelas itu sedang tidak ada guru.

Alena pun segera membuka pintunya. Detik itu juga, suara riuh yang tadi menguasai ruangan seketika senyap. Alena dibuat salah tingkah sendiri, saat semua pandangan tertuju padanya.

"Yang sopan dong kalau masuk kelas orang, ngetuk dulu kek," celetuk salah satu siswa membuat Alena langsung melayang tatapan dinginnya pada pria itu.

"Lo nyuruh gue ngetuk?" tanya Alena. Lelaki itu mengangguk dua kali.

"Gue ngetuk sampe tangan gue lecet pun kalian enggak bakal denger kalau kelas kalian ricuh kayak pasar," kata Alena datar dan menusuk.

Agung pun langsung terdiam menatap Alena yang berjalan kerahnya. Semua mata tertuju pada Alena.

"Jangan ngomong persoalan sopan santun, kalau elo aja masih enggak bisa sopan sama teman sendiri. Lo duduk di meja, sementara temen lo duduk di kursi." Alena tersenyum miring, ia melirik sekilas nametag di seragam lelaki itu, lalu menaruh amplop putih itu tepat di sampingnya. "Lo Agung kan? Gue ke sini cuman mau kasih surat peringatan dari Bu Neces."

Setelah mengatakan itu, Alena langsung berbalik untuk meninggalkan kelas. Saat berbalik, Alena sempat menoleh ke arah Ares yang tengah menatap kearah nya. Tapi, Alena tak perduli, ia terus berjalan untuk segera keluar dari kelas itu.

🏵️🏵️🏵️

"Lo enggak usah ke kantin. Tunggu di sini aja, biar gue beliin."

"Lo nggak apa-apa ke sana sendiri?" tanya Renata pada Alena yang hendak ke kantin.

"Enggak apa-apa, di sana juga pasti ada Tere dan yang lain," jawab Alena.

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang