41. ALANTA •BIODATA KOSONG•

114 8 2
                                    

HAPPY READING!!

🏵️🏵️🏵️

Hari Senin yang melelahkan. Sekitar satu jam berbaris di lapangan dan di temani dengan terik nya matahari, kini akhirnya para siswa bisa kembali masuk ke dalam kelas.

Seperti hal nya Alena saat ini. Gadis itu baru saja masuk bersama Renata dengan sebuah botol air mineral di tangan mereka masing-masing.

"Lo nggak pusing?" tanya Alena.

"Enggak, gue udah minum obat sebelum ke sekolah tadi."

Alena pun mengangguk lalu duduk di bangkunya bersama Renata.

"Ulangan semester seminggu lagi. Lo udah ada persiapan?" tanya Alena membuat Renata menggerutu.

"Seharusnya lo nggak ingatin gue itu. Gue pusing mikirin nya."

"Ya terus lo nggak mau buat persiapan gitu? Lo bakal jawab apa nanti pas ulangan?"

"Bisa nyontek sama elo," jawab Renata enteng.

"Kelas bakal di pisah. Otomatis gue nggak bisa bareng elo."

"Serius?!" Renata menatap Alena tidak yakin.

"Ya iyalah. Makanya kalau ada informasi itu di denger," kata Alena.

"Terus gue gimana?" Renata menatap Alena dengan lemas.

"Belajar."

"Gue susah kalau belajar sendiri."

"Datang ke rumah gue. Kita belajar bareng."

"Seriusan nih?" tanya Renata.

"Iya, Ta."

"Oh Okey. Besok gue ke rumah elo."
Mendengar itu Alena pun hanya berdehem singkat lalu menyibukkan diri dengan membuka bukunya.

🏵️🏵️🏵️

Alena masuk ke dalam perpustakaan lalu mencari keberadaan Devan yang katanya sudah menunggunya di perpustakaan. Adik kelasnya itu akhir-akhir ini memang sedikit membuat nya sibuk. Tapi mau bagaimana lagi? Selain karena Alena senang berbagi ilmu, ini semua juga perintah dari Bu Gena.

Alena mengedarkan pandangannya ke seluruh perpustakaan. Namun, tak ada Devan di sana. Alena pun segera beranjak dari perpustakaan. Mungkin saja Devan sedang ada urusan lain.

Alena berjalan terburu-buru, hendak meninggal kan perpustakaan. Namun, tak sengaja ia bersenggolan dengan seseorang yang berjalan berlawanan arah dengannya.

Alena sedikit meringis lalu berbalik badan untuk melihat siapa yang baru saja menabrak nya.

Detik berikutnya Alena membeku karena ternyata itu adalah Ares. Pria itu juga tengah menatapnya saat ini.

"Lo nggak apa-apa?"

Alena menggeleng pelan. Ia merasa sedikit canggung sekarang. Pertemuan nya dengan Ares tidak seperti sebelumnya. Jika dulu Ares selalu mengusili nya, maka sekarang Ares bersikap biasa saja.

"Kalau gitu, gue ke dalam dulu." Ares pun kembali melanjutkan langkahnya masuk ke dalam perpustakaan, meninggalkan Alena yang masih berdiam diri di tempatnya.

Alena memperhatikan tubuh tegap laki-laki itu. Ingin rasanya Alena mengatakan sesuatu, namun ia sendiri tak tahu mau mengatakan apa.

Dari kejauhan Alena masih dapat melihat Ares yang sedang mengambil beberapa buku lalu pria itu mulai menyibukkan dirinya sendiri.

Alena jadi tersadar akan satu hal.
"Liat aja dia. Cowok itu bahkan seperti sedang tidak ada beban apapun, setelah kejadian kemarin. Gue curiga semua ini cuman taktik dia doang," kata Alena.

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang