–Sama halnya dengan daun dan ranting, semakin lama akan semakin lemah, dan suatu saat nanti pasti akan patah dan gugur ;)
Begitu pula dengan rahasia, kamu rapi dalam menyembunyikan nya, namun suatu saat pasti akan terkuak juga–-Author-
HAPPY READING 💖
️🏵️🏵️🏵️
Kini waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba, yakni waktu pulang.
Semua siswa bersorak gembira dan berlarian keluar kelas.Namun tidak dengan Alena juga Renata. Kini keduanya masih berada di dalam kelas yang sunyi.
"Mau bareng gue gak?" tanya Renata.
"Kayaknya gak deh Ta, Gue sama Ares mau belajar hari ini," jawab Alena.
"Oh oke deh, kalau gitu gue duluan ya. Lo hati-hati sama Ares," pesan Renata sebelum meninggalkan Alena seorang diri di kelas.
Sebenarnya Alena berbohong pada Renata. Hari ini ia sudah mengatakan pada Ares bahwa mereka tidak akan belajar bersama untuk hari ini, pasal nya Alena mau pergi ke suatu tempat yang sudah beberapa hari ini ia tak kunjungi.
Hari ini Alena harus meminta seseorang menjemputnya untuk mengantarkan nya ke tempat itu. Ya sekalipun ia tau, bahwa yang datang bukan hanya satu orang. Bisa saja yang datang itu lebih dari 3 orang.
Alena membuka ponselnya dan menelfon seseorang.
"Halo, selamat siang Nona Alena," sapa seseorang di sebrang sana.
"Jemput saya di sekolah sekarang juga!" Alena langsung memutuskan panggilan nya dengan sepihak.
15 menit menunggu, akhirnya jemputan yang Alena tunggu datang. Tak tanggung-tanggung, dua laki-laki bertubuh besar dengan setelan khas jas hitam lengkap dengan kacamata hitam, langsung menjemput Alena di dalam kelasnya.
Ya Alena tak terkejut sama sekali, karna ia tau, selama ini ia selalu di pantau dan di awasi di manapun ia berada. Alena tak bodoh, ia menyadari semua itu. Namun, itu bukan masalah selagi orang-orang itu tidak mengusik Alena dan mengundang perhatian orang-orang.
Dua orang yang baru masuk ke dalam kelas Alena itu menunduk dengan hormat saat Alena berdiri dari duduknya.
Awalnya Alena takut dan ragu, namun setelah melihat keadaan di luar kelas, ternyata sudah sangat sepi. Hanya staf guru yang tersisa. Namun itu bukan masalah bagi Alena.
"Kita berangkat sekarang?" tanya satu pengawal Alena.
"Iya." Alena berjalan di depan dengan kedua pria itu yang berjalan di belakangnya sambil membawakan tas Alena.
Alena berjalan dengan santai menuju mobil yang sudah terparkir rapih di lapangan sekolah nya. Ada dua mobil sedan yang berjejer di sana, dan saat Alena hendak masuk ke salah satu mobil, tak sengaja ia menangkap sosok seorang gadis yang berdiri tak jauh darinya.
Alena terkejut namun, sebisa mungkin ia mengontrol dirinya. Alena menatap lurus ke arah gadis itu. Gadis itu menggunakan seragam yang sama dengan Alena, dan hanya dia yang tersisa di sekolah saat itu.
Dia Mona.
"Ada apa nona?" Alena menoleh pada salah satu dari pengawalnya.
"Bawa gadis itu ke hadapan saya sekarang!"
Pengawal itu mengikuti arah pandang Alena dan langsung bergegas mendekati Mona dan menarik gadis itu kehadapan Alena. Meskipun sedikit ada penolakan, namun akhirnya Mona sampai di hadapan Alena.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Novela Juvenil"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]