Halo, assalamualaikum 🎉
Hari ini author balik membawa part baru buat kalian semua🙏So, langsung di baca ya, tapi jangan lupa di follow dan di vote juga😀
HAPPY READING!!
🏵️🏵️🏵️
Hari ini hari pertama Alena kembali masuk sekolah setelah 5 hari meninggalkan sekolah untuk olimpiade di Tasikmalaya.
Alena melangkahkan kakinya masuk ke dalam lingkungan sekolahnya. Alena merasa ada yang beda hari ini, di pukul 6 pagi sudah banyak siswa yang hadir. Padahal jika hari-hari sebelumnya, pukul 7 pun, siswa masih ada yang bersantai-santai di jalan.
Alena berjalan menyusuri koridor dengan langkah santai. Alena melirik beberapa siswa yang tengah menatapnya sambil berbisik. Rasanya Alena ingin menghampiri mereka lalu menjambak mereka satu-persatu. Namun, tidak sekarang. Alena masih tau posisinya, hanya dia anggap sebagai siswa miskin, yang tak berdaya. Bisa berdiri di sekolah ini pun hanya karena berkat dari otak jeniusnya.
Alena berbelok dan hendak menaiki tangga. Namun, belum sempat kakinya menyentuh anak tangga, gadis itu terkejut karena Ares mengejutkannya.
Pria itu berdiri dengan gaya cool nya di anak tangga ke tiga. Seperti biasa, pakaiannya selalu rapih seperti anak OSIS pada umumnya.
"Kayak setan lo!" ujar Alena tanpa pikir panjang.
"Nemu di mana lo setan se-ganteng gue?" tanya Ares songong.
"Banyak. Contohnya yang di hadapan gue sekarang."
"Enak aja lo kalau ngomong," protes Ares.
"Suka suka gue. Gue ngomong pake mulut gue, bukan mulut lo!" cetus Alena.
"Oh iya? Btw Gimana rasanya makan bekas gigitan gue? Masih kebayang ciuman enggak langsung kita?"
Alena bergidik ngeri mendengar kata-kata itu. Rasanya Alena ingin muntah.
"Ares!" seru Alena. Gadis itu menatap Ares yang kini terkikik geli."Lo kenapa sih?" tanya Alena kesal.
"Gue nanya Al? Salah?" Ares memasang tampang polosnya.
Alena rasanya ingin meledak sekarang, wajahnya sudah berubah menjadi merah padam. Gadis itu menoleh kebelakang memastikan tak ada orang yang melihat atau mendengar kata-kata Ares barusan.
"Berharap nggak ada yang dengar, huh?"
"Bangsat Lo!"
"Permisi kak, kami mau lewat. Pancaran nya jangan di sini kak, cari tempat yang lebih enak." salah satu adik kelas berjalan melewati mereka setelah mengucapkan kalimat itu.
Alena semakin panas, ia yakin adik kelas itu mendengar semuanya. "Alena melempar tatapan bengis pada Ares. Ia benar-benar kesal pada pria itu.
Alena mengangkat satu tangan nya, hendak memukuli Ares, namun dengan sigap Ares menarik tangan Alena hingga gadis itu nyaris terjatuh ke depan, jika Ares tak menahan tubuh gadis itu. Jarak keduanya kini sangat dekat, Alena seperti tengah di rengkuh oleh Ares.
Sialnya, diposisi yang begitu dekat seperti itu, lagi-lagi seseorang melewati mereka.
"Ehem, maaf kak. K-kami nggak sengaja," ucap siswa kelas sepuluh yang baru saja melewati mereka.
"Pa-pacarannya di tempat lain aja kak." Siswa perempuan lain juga berkomentar.
Alena menjauhkan tubuhnya dari Ares lalu menatap adik kelas itu dengan tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Novela Juvenil"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]