HAPPY READING 🎉
🏵️🏵️🏵️
Hamparan bunga berwarna jingga yang begitu indah, serta sejuknya angin yang menerpa kulit wajah seorang gadis yang tengah duduk sambil bersender pada batang pohon rindang.
"Lo tau nggak, Al?"
Laskar membuka suara membuat Alena menoleh lalu menunggu pria itu melanjutkan kata-katanya.
"Semalam, gue mimpi Nalla balik lagi," kata Laskar.
"Lalu?"
"Lalu, gue ngerasain sakit yang kedua kalinya. Lagi-lagi Ares mengambil start lebih awal, meskipun hanya dalam mimpi," ujar Laskar. Pria itu menatap lurus ke depan.
"Kenapa harus Ares yang jadi saingan gue?"
Alena terkejut karena tiba-tiba Laskar menatap nya dalam. "Apa yang Ares punya dan gue nggak punya?" tanya Laskar sungguh-sungguh.
Alena terdiam sejenak memikirkan sesuatu dalam otak cantik nya. Lalu tak lama kemudian gadis itu tersenyum lalu mengacak-acak rambut Laskar.
"Semua yang Ares punya, lo juga punya. Malahan, apa yang lo punya, Ares nggak punya."
"Apa itu?"
"Kesabaran elo. Mungkin, Ares memang sabar. Tapi elo lebih sabar dari dia," kata Alena.
"Gue aja salut sama kesabaran elo. Di saat dimana cinta lo begitu besar untuk Nalla, tapi elo berusaha ikhlasin dia buat Ares. Itu jelas nggak mudah, tapi lo berusaha untuk sabar untuk itu. Saat Nalla pergi, lo emang uring-uringan, tapi nggak berlangsung lama, Lo bisa kendalikan diri lo, dan berusaha sabar menunggu dia kembali."
"Tapi Ares pun sama. Dia lakuin hal kayak gitu juga. Dia sabar juga, Al."
Alena menggeleng. "Lo pernah bilang, kalau dulu, Ares nolak Nalla dengan cara kasar, dia bentak Nalla sampai cewek itu milih bunuh dirikan?"
"Iya."
"Seharusnya, kalau emang Ares sabar, dan bisa kontrol emosi dia, pasti dia nggak bakal bentak Nalla. Lo tau, cewek itu nggak mau di sudut kan, juga nggak terima jika cintanya di tolak mentah-mentah sama cowok, sebab itu cewek kadang mengungkapkan semua yang ia rasa tanpa berpikir panjang. Gue tau, dulu Nalla juga kayak gitu, tapi Karna Ares nggak sabar dan terlalu gegabah, dia akhirnya menolak Nalla dengan cara yang terlewat batas."
Laskar terdiam mencerna semua kata-kata Alena.
"Paham kan?" tanya Alena.
"Lagi coba pahami," jawab Laskar membuat Alena tertawa.
"Ganteng-ganteng kok lemot?"
"Sial!" umpat Laskar lalu menarik Alena dan mencekik lehernya pelan berniat bercanda pada gadis itu.
"Laskar, lo sayang nggak sama gue?" tanya Alena saat Laskar sudah melepaskan dirinya.
"Kok lo pake nanya?"
"Mastiin aja lah," balas Alena.
"Sayang lah, kenapa? Lo mau gue tembak sekarang?"
"Idih, nggak banget!" sungut Alena.
"Terus, apa?"
"Kalau gue suka sama Ares, lo bakal marah, nggak?"
Laskar terdiam menatap Alena dengan bingung.
"Lo suka dia?"
"Enggak. Tapi kalau misalnya gue suka dia, gimana? Kan lo tau perasaan kita nggak ada yang tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Fiksi Remaja"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]