22. ALANTA •KEBERANGKATAN•

124 15 2
                                    

-Waktu itu terus berjalan. Sebab itu, yang berantakan harus segera di selesaikan, dan yang masih tertata harus makin di perkuat. Karna kita tidak tau, betapa jahatnya waktu yang terus berjalan tanpa mau menunggu kita yang tertinggal jauh-

(Author)

HAPPY READING 💝

🏵️🏵️🏵️

Tepat hari ini, adalah hari keberangkatan Alena juga Ares ke Tasikmalaya untuk mengikuti ajang olimpiade Nasional yang kesekian kalinya.

Kini Ares dan Alena tengah berada di waiting room, di salah satu bandara terkenal yang ada di Jakarta Selatan, Bandara Halim Perdanakusuma.

Dengan balutan kaos abu-abu dan dilapisi jaket Levis, Ares duduk di samping Alena, sambil membuka tutup botol untuk gadis itu, karena  Alena sedikit kesusahan membuka nya.

"Ayo Alena, Ares kita siap-siap. Pesawat nya bentar lagi." Alena dan Ares pun lantas mengangguk menanggapi ucapan Bu Gena yang hari itu juga tengah berada di situ.

Alena menyatukan kedua tangannya seolah tengah saling menggenggam. Entah mengapa Alena merasa sedikit deg-degan. Ia juga kepikiran ucapan seseorang beberapa waktu lalu.

"Kakak kamu akan kembali, tidak lama lagi. Dia sangat merindukan kamu, Alena."

Perkataan itu terus berputar di kepala Alena. Dalam hatinya Alena sangat senang, ia juga sangat merindukan sosok pahlawan yang selalu ada untuknya. Tapi di sisi lain, Alena belum siap. Karena ia tau, kedatangan kakaknya adalah awal dari utuhnya semua malasah yang Alena rasakan. Dan Alena belum siap jika semua itu terjadi. Tau sendiri lah, rasa kecewa Alena masih terlalu besar.

"Al, Lo kenapa?" tanya Ares, mengejutkan Alena.

Alena menatap Ares sebentar, lalu menggeleng kecil. Ia jadi tidak mood hanya untuk sekedar berbicara.

"Ke sana yuk, bentar lagi pesawat nya berangkat," ajak Ares pada Alena.

Alena pun menurut saja, ia berdiri dengan tangannya yang masih saling bertautan. Entahlah, dia merasa sangat deg-degan, juga pikirannya yang tiba-tiba stuk pada kata-kata seseorang itu.

Ares yang melihat sikap Alena jadi bingung. Tidak biasanya gadis itu jadi seperti ini. Alena memang lebih banyak diam, tapi diam nya Alena bukan berarti ia tidak mau berkata ketus pada Ares.

"Lo kenapa? Sakit?" tanya Ares. Ia menjadi tidak yakin dengan gadis itu.

"Enggak."

Ares terdiam sambil terus berjalan di samping gadis itu. Ares sendiri menjadi tidak tenang karena sikap Alena.

Ares melirik tangan Alena yang terus saja bertaut. Entah mendapatkan dorongan dari mana, Ares langsung menarik satu tangan Alena, lalu di genggam nya dengan erat.

Alena tentu saja terkejut, namun ia hanya bisa diam dan membiarkan tangannya di dalam rengkuhan tangan Ares yang terasa hangat dan nyaman.

🏵️🏵️🏵️

Ares dan Alena sudah menempuh perjalanan setidak sudah 30 menit.
Perjalanan dari Jakarta Selatan ke Tasikmalaya setidaknya membutuhkan waktu sekitar 1 jam lamanya.

Ares dan Alena mendapatkan kursi yang saling berdampingan, sementara Bu Gena tepat di hadapan Ares.

Sepanjang perjalanan Alena hanya terdiam. Gadis itu nampak sangat tak bersemangat, dan Ares bisa merasakan hal itu.

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang