HAPPY READING 💗
JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK
💗💗
🏵️🏵️🏵️
Alena berlari sekuat yang ia bisa. Entah sejak kapan air matanya luruh membasahi pipi nya. Kenapa rasanya benar-benar sakit? Sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya? Kenapa semuanya terasa berubah, semuanya sudah berbeda?
"Al, berhenti!" Alena semakin mempercepat larinya saat mendengar suara Ares. Laki-laki itu rupanya belum menyerah untuk mengejarnya.
Alena masuk ke dalam pekarangan rumahnya lalu buru-buru membuka pintu rumahnya. Sayangnya ia tidak melihat kunci rumahnya yang ia taruh di dalam tas. Alhasil kini Ares sudah berdiri di hadapannya sambil menarik lengan nya.
"Kenapa lo lari?" tanya Ares tak memperdulikan nafasnya yang masih berantakan.
Alena menepis tangan Ares den kasar. "Nggak usah sentuh!" bentak Alena.
"Al, gue ada salah apa sama lo?" tanya Ares tidak mengerti dengan semua sikap Alena akhir-akhir ini.
Alena tak menjawab, gadis itu malah mengalihkan pandangannya ke tempat lain sambil terus menghapus air matanya yang tak kunjung berhenti.
"Al, Lo jangan kayak gini. Gue nggak pernah ngerti dimana letak kesalahan gue?"
Alena masih diam, enggan untuk bersuara. Hanya isak tangis gadis itu yang masih terdengar meski berusaha ia tahan.
"Oke, gue emang enggak masalah kalau lo nolak perasaan gue. Tapi, kalau lo kayak gini, gue enggak bisa, Al. Gue nggak ngerti apa salah gue."
"Al, lo jangan egois!" lanjut Ares.
Alena spontan menatap Ares dengan mata sembab nya. Perkataan Ares berhasil mengalihkan perhatiannya.
"Gue, egois?" tanya Alena tidak percaya.
"Iya. Lo egois, Al," sepik Ares mulai menyuarakan isi hatinya.
"Maksud lo?"
"Gue ngerti Al. Sebenarnya lo marah dan kecewa sama gue karna gue udah banyak menyembunyikan hal dari, lo. Awalnya gue udah pernah bilang, kalau elo bakal gue beri hak buat tau semua nya tentang gue. Tapi sayangnya lo terlalu egois, lo terlalu buru-buru buat tau semua tentang gue. Dan ya, akhirnya lo tau kalau inilah gue yang sebenarnya. Di balik Ares yang disiplin dan cerdas, gue adalah anak berandalan, anak geng motor yang masih suka keluar masuk club."
Alena merasakan hatinya terasa terkemas kuat. Rasanya sangat nyeri, nafasnya pun terasa tercekat.
Ia benar-benar ingat dengan jelas, dulu Ares pernah mengatakan hal itu padanya. Bahwa ia akan di berikan hak untuk mengetahui semua tentang Ares.
"Lo yang salah, Al. Lo egois. Gue suka sama lo, gue sayang sama lo. Tapi lo nolak gue."
"Karna gue benci sama lo. Gue nggak suka semua sikap elo!" jerit Alena meluapkan emosi nya.
"YA TERUS GUE HARUS GIMANA? INI GUE, GUE YANG APA ADANYA!" Alena terkejut karena ini pertama kalinya Ares membentak nya.
"Kenapa lo harus cari tau semua tentang gue? Kenapa lo lancang, Al!"
"Lo marah sama gue karena gue nyembunyiin jati diri gue yang asli. Lalu, gimana sama elo? Lo juga sama, Alena. Lo juga banyak menyembunyikan hal dari semua orang, bukan sama gue aja. Jadi, apa bedanya?"
Ares menyentuh tangan Alena dan di genggam nya dengan erat. "Al, kalau lo kecewa dan marah sama gue, maka gue juga bisa lebih marah dan kecewa sama lo. Gue nggak nyangka orang kayak lo bisa se-egois ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Ficção Adolescente"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]