55. ALANTA • KATANYA KANGEN•

25 2 0
                                    

Keesokan harinya, seperti biasa, Ares sudah bisa kembali masuk ke sekolah. Kondisi nya sudah cukup membaik, lukanya juga sudah kering.

Pagi ini, Ares di sibukkan dengan kegiatan organisasi nya. Karena sekarang sudah memasuki detik-detik masa jabatannya sebagai wakil ketua OSIS. Dan sebentar lagi akan ujian akhir semester.

Tidak terasa sudah setahun lebih Ares menekuni jabatannya sebagai sang wakil ketua OSIS.

Di dalam ruang OSIS, Ares hanya berdua dengan Galang. Namun tiba-tiba Sarah datang dengan membawa sebuah kotak di tangannya.

"Hai, Ares, Galang!" sapa Sarah dengan senyumannya yang menawan.
Galang menanggapinya dengan senyum singkat, tetapi Ares hanya meliriknya sebentar lalu kembali fokus pada layar monitor di hadapannya.

"Ares, gue bawain sarapan buat lo. Gue dengar-dengar lo habis sakit kan kemarin?" tanya Sarah lalu menaruh kotak bekal itu di hadapan Ares.

"Lo nggak perlu repot-repot."

Ares mengambil ponselnya di dekat kotak bekal Sarah lalu mulai menghubungi seseorang.

Sarah yang melihat respon Ares yang acuh mulia merasa kesal. Pria itu nampak tidak memperdulikannya.

"Ares lagi sibuk banget, Sar. Lo simpan aja disitu, nanti biar gue yang urus," kata Galang.

Tak lama kemudian Ares berdiri dari duduknya lalu segera meninggalkan ruang OSIS.

"Ares akhir-akhir ini berubah ya?" ucap Sarah saat melihat punggung Ares sudah menghilang di balik pintu.

Galang tersenyum singkat, "Lo aja kali yang terlalu berharap lebih."

Sarah mendelik kesal. Dengan rasa kesal yang menumpuk di hatinya, ia langsung keluar dari ruang OSIS dan membiarkan kotak bekalnya tadi tetap di meja Ares.

•••

Sarah berjalan di koridor menuju kelasnya dengan perasaan kesal. Wajahnya murung seperti orang yang sedang patah hati.

"Di tolak lagi lo sama Ares?"

Sarah menoleh, mendapati Calista yang sudah bersender di tembok kelas. The queen off bullying itu sangat-sangat menor dalam berpenampilan. Sarah kadang suka terheran-heran.

"Kenapa?" tanah Sarah.

"Lo habis ketemu Ares lagi?" tanya Calista.

"Iya, gue habis bawain dia bekal sarapan pagi," jawan Sarah.

Calista terkekeh geli. "Aduh Sarah, Sarah. Baik banget sih jadi cewek. Lagian ya, emang Ares mau nerima makanan dari lo?" tanya Calista dengan nada mengejek.

"Makanya itu gue kesel. Dia nggak respon gue sama sekali!" ungkap Sarah.

"Ya gimana mau respon. Lo aja udah buat gosip-gosip yang bikin dia risih. Lo sih yang bego," kata Calista menyudutkan Sarah.

"Ah udah deh. Terserah lo mau ngomong apa. Gue ke kelas dulu," kata Sarah.

"Saran gue sih, lo harus jauhin Alena dari Ares."

Sarah yang hendak pergi jadi mengurungkan niatnya. Ia menatap Calista menuntut penjelasan lanjutan.

"Iya, Alena. Ares udah tergila-gila kan sama cewek miskin itu?"

"Gue nggak bisa kalau sama Alena deh, dia tuh batu banget," ucap Sarah. Mengingat bagaimana kerasnya Alena ketika melawan.

"Lo aja yang lemah!" cibir Calista.

"Heh! Lo juga pas nge-bully dia, lo Di lawan kan? Dasarnya emang tuh anak aja yang nggak bisa di injek."

Calista menegakkan tubuhnya dan menatap Sarah dengan penuh makna.
"Gue mau nawarin kerja sama lagi buat hancurin tuh anak. Gue nggak suka ada orang yang miskin dan nggak mau nunduk sama gue. Gimana?" tanya Calista dengan senyumannya yang menjengkelkan.

ALANTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang