HAPPY READING 💖
🏵️🏵️🏵️
Sore harinya, Alena sudah sampai di rumahnya bersama Laskar yang mengantarkannya.
"Mampir dulu ya, gue lagi butuh teman," kata Alena.
"Walau nggak lo minta, gue bakal tetap temenin lo, atas perintah kakak lo."
Alena berjalan di samping Laskar sambil menghela nafas pelan.
"Kak Al sering hubungin lo ya?""Setiap jam kakak lo nelfon. Dia nanyain gimana keadaan lo, udah makan atau belum. Gue udah kayak babysitter lo tau nggak?"
"Blok aja nomornya kalau lo merasa terganggu," kata Alena berniat bercanda.
"Ya kali gue blok. Sampe sini gue di bacok sama Abang lo. Lagian ya, kenapa sih kalian nggak saling menghubungi aja? Udah lebih setahun lo ini?" kata Laskar.
"Gue nggak bisa, Laskar. Gue denger suaranya aja udah pengen nangis karena rindu. Gue takut tiba-tiba drop karena kepikiran dia, terus dia juga terganggu di sana," ucap Alena.
Gadis itu duduk bersama Laskar di ruang tamu untuk beristirahat.
"Luka lo masih perih?" tanya Laskar melihat kearah perban di lengan gadis itu.
"Enggak, bentar lagi sembuh ini."
"Lo bener-bener nggak tau siapa yang berbuat kayak gini? Dan kenapa mereka bisa melakukan hal kayak gini? Nggak ada yang tau kan kalau elo itu—."
"Gue nggak tau Laskar. Gue nggak tau siapa mereka. Dan nggak ada juga yang tau tentang gue, kecuali–." Alena terdiam mengingat satu hal.
"Apa?" tanya Laskar penasaran.
"Ada yang tau siapa gue sebenarnya."
"Ha?! Siapa?"
"Mona."
🏵️🏵️🏵️
Laskar melempar pelan lembaran-lembaran kertas yang baru saja ia baca. Beberapa menit yang lalu, Alena menelfon bawahan ayahnya untuk mengirimkan berkas-berkas tentang Mona.
"Siapa dia?" tanya Alena. Gadis itu baru saja kembali dari dapur untuk menghidangkan Laskar teh panas.
"Nggak ada yang istimewa dari dia. Cuman anak dari keluarga biasa. Ayahnya hanya salah satu pegawai di perusahaan bawahan papa gue."
"Perusahaan mana? Ilaska Crop?"
"Iya."
"Gue kurang yakin kalau dia yang berbuat," komentar Alena.
"Gue juga kurang yakin. Tapi sekarang ini, siapapun bisa melakukan apapun. Iya kan?"
Alena mengangguk menyetujui. "Ya udah lah, lupain aja. Kita tunggu aja hasil dari bokap gue."
"Oh iya, Al. Gue tau soal Sarah dan Calista. Mereka senior yang suka bully lo kan?"
"Calista doang senior gue. Tapi sekarang gue jarang ketemu dia. Kecuali Sarah, dia masih suka kibarkan bendera perang buat gue," ungkap Alena.
"Balas aja. Lo emang udah pernah di apain?"
"Di bully soal cowok doang. Soal Ares," jawab Alena.
Laskar berdecak. "Area terus. Emang dia itu nggak bisa dekat-dekat sama lo. Bawa masalah!" sarkas Laskar.
Alena terdiam. Perkiraan nya langsung tertuju pada Ares. Apa yang sedang pria itu lakukan saat ini? Bagaimana perasaannya? Apakah dia benar-benar sakit atau tidak sama sekali?
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Ficção Adolescente"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]