HAPPY READING 🎉
🏵️🏵️🏵️
Laskar duduk di samping brankar Alena. Pria itu nampak cemas dengan keadaan Alena. Bagaimana bisa gadis ini bisa seperti ini? Wajahnya terdapat beberapa lebam serta lengannya terdapat luka goresan yang cukup banyak.
"Al, gue siap buat menghadapi orang tua lo. Tapi untuk menghadapi kakak lo, gue sama sekali nggak berani," kata laskar bercerita pada Alena yang masih terlelap. Wajah gadis itu terlihat damai saat tidur.
Lain lagi dengan laskar yang takut sekaligus bingung. Apa yang terjadi pada Alena saat ini adalah masalah untuknya. Laskar bersumpah, siapapun yang melakukan ini pada Alena, maka akan Laskar pastikan orang itu menadapat akibatnya. Meskipun Laskar tau, seseorang sudah mengambil langkah cepat untuk membalas perbuatan jahatnya pada Alena.
Flashback on
Laskar berdiri di depan pintu kamar ruang rawat Alena sambil memegang ponselnya dengan perasaan cemas. Ia baru saja mengubungi kedua orang tua Alena dan memberitahu apa yang sudah terjadi pada Alena.
Kedua orang tua gadis itu bilang akan segera datang. Dan sekarang mereka tengah berada di perjalanan. Berhubung merasa sedang berada di luar kota, jadi mereka memerlukan banyak waktu untuk sampai ke rumah sakit.
Tak lama kemudian, 4 orang pria bertubuh kekar datang menghampiri Laskar.
"Maaf Tuan muda, bagaimana keadaan Nona Alena?" tanya salah satu dari mereka.
"Kenapa kalian bisa membiarkan Alena seperti ini? Apa kalian tidak bisa mengawasi dia?" tanya Laskar dengan marah.
"Maaf Tuan muda, kami memang lalai. Maafkan kami." Mereka merunduk di depan Laskar karena merasa bersalah. Mereka sudah gagal dalam melaksanakan tugas mereka kali ini.
"Udah cari tau siapa pelakunya?"
"Kami sudah menyelidiki tuan. Rekan-rekan kami juga sudah berusaha untuk mencari tau siapa sang pelaku. Malam ini, data diri pelaku akan segera sampai di tangan tuan."
"Bagus kalau begitu. Kalian boleh pergi dari sini. Biar saya yang menjaga Alena," kata Laskar.
-
Tak lama setelah kepergian 4 pria bertubuh kekar itu, ponsel Laskar langsung berdering.
Laskar dengan segera merogoh ponselnya lalu melihat siapa yang menelfon nya. Hingga saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya, tubuh Laskar terasa bergetar.
Alarm bawa sadarnya mengatakan, ini adalah tanda bahaya. Dengan perasaan ragu sekaligus takut, Laskar mengangkat telfonnya lalu mendekatkan pada telinganya.
"Laskar Bagaskara!"
Suara serak nan berat itu masuk ke indera pendengaran Laskar, dan mampu membuat Laskar semakin panas dingin.
"Halo, Bang."
"Bagaimana bisa ini terjadi?" tanya seseorang di sebrang sana.
"Maaf bang, Gue—."
"Dia adik gue! Kelemahan gue, dan gue nyuruh lo buat selalu jagain dia. Tapi kenapa dia bisa sampai ngalamin hal ini?"
Suara itu semakin membuat Laskar merasa bahwa dirinya memang salah.
"Gue emang udah nyuruh beberapa orang buat selalu awasi langkah Alena. Tapi gue nyuruh elo, karena cuman lo yang bisa jaga Alena secara dekat, Laskar!"
"Iya bang, gue tau gue emang salah. Lo pantas buat hukum gue karena gue udah langgar janji gue."
"Tentu aja! Lo harus di hukum, tapi untuk saat ini, pelaku yang udah buat Alena sampai masuk rumah sakit itu, harus mendapatkan akibatnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Roman pour Adolescents"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]