****
"Disini rumah gadis itu?" tanya Gion yang sudah turun dari mobil bersama Desta dan Moka.
"Iya om. Ini rumahnya," jawab Desta.
"Eh om, lihat deh! Itu ada darah," celetuk Moka membuat Gion menoleh.
"Eh iya bener, darah." Desta mendekati bekas darah kering itu.
"Om, kayanya bener, Ares di tembak di sini," kata Desta yakin.
"Tapi om, setelah ini bagaimana? Bagaimana om bisa tau siapa pelakunya?" tanya Moka.
Gion tidak menjawab pertanyaan moka. Ia malah balik bertanya pada kedua remaja itu.
"Ares, suka gadis yang bernama Alena itu?"
"Iya om, Ares suka sama cewek itu," jawab Desta.
"Kalian kenal dia?"
"Kenal."
"Tau identitas dia?" tanya Gion.
"Tidak, om. Katanya gadis itu terlalu tertutup. Tidak ada satupun yang tau dia anak siapa, bahkan di hanya tinggal sendiri," jelas Desta.
Gion menatap kearah halaman rumah Alena dengan penuh makna. Ia juga mulai penasaran, seperti apa Alena itu.
"Dia tidak punya teman dekat? Atau sepupu?"
"Saya cuman tau dia punya teman dekat, namanya Renata," ujar Desta.
"Eh, terus Laskar itu siapa?" tanya Moka tiba-tiba. Ia baru terpikir oleh nama Laskar saat itu.
Desta lantas tersadar. "Ah iya om. Alena punya sepupu. Namanya Laskar."
"Kalian kenal?"
"Iya om. Dia teman dekat kita dulu," jawab Moka.
"Dia anak dari Fathur Bagaskara."
Gion mengernyit, seperti merasa tak asing dengan nama itu.
"Fathur Bagaskara? Dia suami dari Kinara Erlando?" tanya Gion memastikan.
"Iya, apa om kenal mereka?"
Gion terdiam. Ia nampaknya agak terkejut dan mulai memikirkan banyak hal.
"Kalian benar-benar nggak tau soal orang tua Alena?" tanya Gion sekali lagi.
"Iya om. Emang ada apa?" tanya Moka mulai terlihat sangat penasaran dengan ekspresi Gion.
"Jangan sampai dugaan ku benar!" lirih Gion.
"Ah kenapa om?"
"Tidak. Sebaiknya kita pulang sekarang," ujar Gion lalu masuk ke dalam mobilnya.
Desta dan Moka saling pandang lalu sama-sama menggeleng. Mereka hendak ikut masuk ke dalam mobil bersama ayah Ares, namun aktifitas itu harus terhenti karena seseorang memanggil mereka.
Ke dua pria itu berhenti lalu menoleh kebelakang. Mereka berdua tersenyum singkat menyapa Alena.
"Kalian ngapain disini?" tanya Alena.
"Kita cuman anterin bokap nya Ares," jawab Moka.
"Bokap nya Ares? Buat apa?"
Gion kembali keluar dari mobil dan menghampiri Alena. Ia menatap sebentar wajah Alena lalu berkata, "Anak saya menjadi korban tembakan di depan rumah mu ini. Apa kamu tau sesuatu?" tanya Gion.
Alena terkejut. "Korban tembakan di di sini?"
"Iya, kemarin malam Ares bilang dia datang kesini dan dia diserang oleh seseorang. Tepat di depan rumah mu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANTA
Teen Fiction"Gue hanya mau Alena. Sekeras itu dunia melarang, sekeras itu juga gue memberontak." Antares Vernando [WAJIB FOLLOW!]