EPILOG

20.2K 464 30
                                    

Lalala... Happy reading:)

***

TIINN!!

Bayi dalam pangkuan ayahnya itu terlonjak kemudian tergelak keras. Beberapa kali ayahnya menekan klakson dan respon yang sama selalu diberikan. Pria itu mengelus rambut putranya penuh sayang. Kemarin usia bayinya sembilan bulan pas. Sudah mulai belajar berjalan meski hanya satu langkah. Dia bahagia melihat pertumbuhan putranya.

"Apasih berisik!"

"Apa? Orang kita main klakson ya, Kiddo."

Wanita berbalut dress salmon itu memutar bola matanya. "Ya itu membuatku gugup. Pergi dengan membawa anak kecil itu harus dipersiapkan semuanya, Daddy. Mulai dari diapers, tisu basah dan kering, minyak telon, bedak, selim-"

"Iya, Mommy! Aldrich paham," jawab Erick.

Dasha terkekeh. Ia raih putranya yang diberi nama Aldrich Maximilian itu dari pangkuan suaminya. "Sama Mommy dulu, ya? Biar Daddy fokus menyetir."

"Aku juga bisa menyetir sambil memangkunya," sahut Erick.

Dasha menghela napas. "Nanti kebiasaan, Erick."

Erick mengangkat kedua alisnya sekilas. Pria itu segera melajukan mobilnya. Dalam perjalanan, Dasha menunjukkan banyak hal pada putranya itu. Mulai dari pohon besar, awan, gedung pencakar langit, lampu lalulintas dan masih banyak lagi.

"Uuh.. Jagoan Mommy tambah tampan saja," ucapnya pada Aldrich.

Erick tersenyum. "Siapa dulu dong bapaknya?"

"Ya.." Dasha mengangguk malas. "Kau tak lupa membawa kadonya kan, Erick?"

Erick melirik bangku penumpang di belakang dengan dagunya. Dasha pun tersenyum. Mereka sampai di depan sebuah hotel mewah. Erick segera merengkuh pinggang istrinya sedang tangan kirinya menggendong putranya. Mereka disambut hangat saat memasuki ballroom yang sudah didekor begitu indah. Mereka berjalan menuju panggung di salah satu sisi ballroom.

"Dasha!" pekik pengantin wanita disana.

Dasha segera merentangkan tangan dan ia pun berpelukan dengan mempelai wanita. "Selamat atas pernikahan kalian, Lilian, Kak Jean."

"Terima kasih Dasha, Tuan Erick, sudah hadir dan memberi restu," jawab Jean.

Erick menyahut, "Mau tak memberi restu, juga kita tidak memberi makan mereka kan, Sayang?"

Mereka tertawa atas guyonan Erick. Dasha berikan kadonya yang tadi dipenggang Erick.

"Uuhh.. Jagoan sudah tambah besar. Giginya berapa ini?" tanya Lilian sembari menoel pipi Aldrich.

"Gigi Aldrich sudah delapan, Aunty," jawab Erick.

"Cepat punya momongan, okay?" sahut Dasha.

Lilian tertawa pelan. "Kami tidak terburu. Masih menikmati merawat Sheryl."

Dasha teringat. "Oh ya, dimana Sheryl?"

"Sudah lengket dengan Kakeknya," jawab Jean. "Itu!"

Mereka kompak menatap seorang lansia disana yang digandeng gadis kecil berusia tiga tahun. Dasha dan Erick tertawa saat Sheryl, putri Bastian itu meminta gendong Timothy. Oh, ternyata gadis kecil itu ingin es krim.

"Kita bergabung dengan yang lain, ya?" ucap Dasha.

Lilian dan Jean kompak mengangguk. "Enjoy the party!" pungkas Jean.

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang