MND 31 - Present

8.9K 347 2
                                    

I'm so happy for 1k vote:) thanks y'all! Happy reading<3

***

Dasha berlari kencang menyusuri pantai dimana langit sudah menggelap. Sembari menahan angin yang menusuk setiap inci kulitnya, dia menjinjing sepatu heels hitamnya. Sudah lelah ia berteriak pada hantu di depannya. Apa makhluk itu tak melihat keadaan Dasha sekarang? Gadis itu hanya mengenakan gaun separuh lutut tanpa lengan. Apalagi berbahan kain brokat yang hanya dilapisi kain tipis di dalamnya.

"ERICK! Fuck you!" pekiknya begitu lelah. Ia memelankan langkahnya.

Makhluk di depan sana menghentikan langkahnya kemudian terdengar suara tawa begitu keras. Dasha mencebik dan menyumpah. Dia, pria itu menoleh padanya. Jangan lupakan senyum menjengkelkannya.

"What? Kau lelah?"

Dasha berjalan cepat menghampiri pria itu. Ia pukuli dada bidangnya untuk meluapkan kekesalannya. "Kau menculikku kesini. Tanpa tujuan jelas hanya berjalan dari ujung sana!" tukasnya sembari menunjuk pohon cemara yang jauhnya entah berapa ratus meter. "Kau lupa keadaanku? Ish! Ini dingin tahu."

Erick langsung melepas coatnya dan memakaikannya pada Dasha. Pria itu juga memeluk istrinya. Ia membisik, "Dari tadi bersikap manis kan jauh lebih baik, hum?"

Dasha tersenyum sinis. "Kau seharusnya lebih menghargai acara yang kau buat sendiri."

"Bukan aku yang membuatnya, tapi Ayah."

Dasha memukul dadanya sambil memelotot memperingati. "Sama saja itu acara kantor, Erick."

Erick menggiring Dasha untuk berjalan bersama, tapi gadis itu merosot dan berjongkok. Dasha mendongak padanya dengan menunjukkan puppy eyesnya. Ia tarik jas suaminya dengan energi kecil.

"Stand up!"

Dasha menggeleng. "I'm so tired, Erick. Kau membuatku berjalan sejauh itu," keluhnya.

Kedua mata Dasha sedikit membola ketika Erick berjongkok di depannya. Pria itu menepuk pundaknya sembari berkata, "Naiklah!" Tanpa komentar, Dasha pun naik ke punggung Erick.

"Sudah tidak lelah sekarang?"

Dasha terkikik. Mobil mereka sudah terlihat, berjarak sekitar 200 meter dari tempat mereka berdiri sekarang. Dasha tertawa keras karena Erick membawanya berlari. Napas pria itu memburu setelah duduk di bangku kemudi.

"Do you want to go somewhere?"

Dasha menggeleng. "I just want to take a shower and have a good sleep."

"Okay," jawab Erick dan langsung melajukan mobilnya.

Seperti perkataannya, Dasha segera membersihkan diri. Ia menahan Erick yang hendak bergabung. Pria itu menggedor pintu kamar mandi seperti orang kerasukan. Tapi berujung pasrah yang dia lakukan. Dasha menikmati berendam dalam bathtub dengan menyalakan lilin aromaterapi.

Dasha mengangkat sebelah alisnya ketika keluar dari kamar mandi. "My hubby has taken a shower?"

"You think?" jawab Erick sembari menggosokkan handuk di rambutnya yang basah.

"I think it's good. So I don't have to smell bad," pungkasnya dengan senyum miring.

Bibir Erick berkedut, kesal dengan sikap istrinya. Ia lempar handuknya sembarang arah lalu berbaring di ranjang dan menarik selimut. Dasha terheran melihat suaminya yang merajuk. Ia pun tertawa dan berjalan menuju meja rias. Ia keringkan rambut panjangnya dengan hairdryer.

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang