Extra Part

11.3K 292 25
                                    

Hola, hi readers! Aku putuskan buat extra part My Naughty Dasha. Semoga bisa ngobatin kangen kalian xixixi. Bye bye!

Aluna Maximilian tengah duduk di samping sang bunda dengan memangku boneka beruangnya. Gadis kecil itu bercerita tentang sekolahnya hari ini. Katanya dia bermain bersama kelinci yang lucu dan memberinya makan wortel. Dasha tersenyum sambil mengelus rambut putrinya yang mulai panjang.

"Mommy. Apa weekend nanti kita jalan-jalan ke taman kelinci?"

Dasha membalas, "Kenapa kamu tidak bertanya pada Daddy nanti saat makan malam?"

Aluna tersenyum dan mengangguk.

Suara Alfred membuat kedua perempuan itu menoleh. Bocah berusia 12 tahun itu mencium pipi ibunya lalu mencium bibir adiknya. Tak lupa, dia juga mengelus perut sang ibu yang sudah membuncit.

"Kapan dia lahir, Mom?"

"Tiga bulan lagi, Sayang."

Aluna tersenyum lebar. "Sebentar lagi Aluna akan jadi kakak. Kak Aldrich dan Kak Alfred tidak boleh jahil lagi sama Aluna."

Alfred mengangkat kedua alisnya. "Tidak boleh jahil, hum?"

"Ah! Ahaha. Mommy! Help! Ahaha."

"Alfred. Ganti baju dulu sana!"

Alfred terkekeh dan berhenti menggelitiki adiknya. Ia pun berlalu meninggalkan Dasha dan Aluna. Gadis kecil itu memanyunkan bibirnya.

"Lihat kan, Mom? Kedua kakakku selalu begitu."

Dasha tertawa kecil. "Itu karena mereka sangat menyayangimu."

Siang berganti sore. Matahari sudah berlalu meninggalkan semburat jingganya yang berpadu dengan indigo. Dasha sudah mempersiapkan makan malam bersama pelayan.

"Aldrich. Bisa tolong ambilkan piring itu?" tanya Dasha.

Aldrich bangkit dari kursinya. Bocah laki-laki itu tingginya sudah hampir menyamai sang ayah. Ia pun mengambilkan piring yang berada di kabinet atas untuk sang ibu. Setelahnya, dia kembali duduk di kursi makannya.

"Mana adik-adikmu?"

"Nanti juga datang, Mom."

Tak berselang lama, suara Aluna dan Alfred saling bersahutan. Sepertinya dua bocah itu membicarakan sebuah kartun yang baru-baru ini mereka tonton. Kedua anak bungsu Dasha dan Erick itu duduk di kursi masing-masing. Dasha hendak menyapa, tapi suara berat menginterupsi.

"Daddy!" panggil Aluna dan Alfred serempak.

Erick Maximilian memeluk kedua anaknya itu. Setelahnya dia memeluk sang istri serta membelai perutnya. Dia juga menyapa jagoannya yang duduk manis menatapnya.

"Selamat makan!" seru Erick mengawali.

Aldrich tersenyum kecil dengan tingkah ayahnya. "Apa Daddy sangat kelaparan, huh? Biasanya Daddy akan membiarkan princess Aluna mengambil semua makanan favoritnya dulu."

Erick terkekeh. "Iya. Daddy habis teriak-teriak di kantor."

"Why, Dad?" tanya Aluna.

Erick mengendik. "Biasalah. Beberapa karyawan Daddy susah diajak ngomong."

"Ohh. Kalau begitu Daddy harus merayunya."

"Anak kecil tahu apa?!" sahut Alfred.

Aluna memanyunkan bibir. "Ish! Itu kata Miss di sekolah Aluna. Kalau ada yang tidak mau bicara dengan kita, berarti kita yang harus mengajaknya bicara dulu."

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang