MND 19 - Comeback

11.7K 571 2
                                    

Dasha Maximilian. Gadis itu duduk berhadapan dengan gadis berambut perak. Mary, gadis itu yang meminta Dasha menemuinya di kafe ini. Sudah dua puluh menit Dasha menunggu kata pertama yang akan keluar dari bibir Mary. Ia embuskan napas. Dasha juga tak tega memaksa gadis itu bercerita karena sejak tatapan mereka bertemu, Mary sudah menangis.

"Mary? Kamu mau aku menemanimu menangis, atau kau ingin aku mendengarkan ceritamu?" ucap Dasha akhirnya.

Gadis berambut perak itu menghapus air matanya, lalu mengangkat kepala. Hatinya sakit saat melihat mata almond Dasha. Ia sudah menyakiti gadis itu.

"Dasha.. Maaf..." lirihnya dan kembali menunduk.

Dasha mengernyit bingung. "Maaf untuk apa? Memangnya kau berbuat salah padaku?"

Mary mengangguk. Dasha menarik gelas lemon teanya dan menyedotnya untuk mendinginkan kepala. Ia raih tangan Mary dan mengelusnya lembut.

"Kesalahan apa, Mary? Aku tidak pernah merasa kau punya salah padaku."

"Aku melakukan kesalahan besar!" seru Mary begitu tegas.

Dasha sedikit terlonjak. "Okay.. Kalau begitu apa?"

Mary mencoba menatap kedua mata Dasha. Air matanya terus melolos. Dasha tersenyum manis padanya dan itu semakin menyesakkan untuk Mary.

"Dasha.. Aku.. Aku hamil."

Dasha mengangguk. "Iya, Mary. Aku sudah tahu itu."

"Aku hamil, Dasha..." Tangis Mary kembali pecah.

Dasha meraih tisu dan memberikannya pada Mary. Ia sodorkan minuman Mary yang belum tersentuh itu. Mary menyeruputnya sedikit. Dasha meminta Mary menarik napas dalam lalu mengembuskannya pelan. Mary pun mengikuti arahan Dasha.

"Lebih tenang?"

Mary mengangguk.

"Berceritalah."

Sekarang kepala Mary sudah tidak menunduk, tapi pandangannya yang menunduk. Gadis bermata hijau itu menatap gelas jus jeruknya dengan sorot kosong. Di kedua sudut matanya terus mengalirkan cairan bening.

"Aku hamil, Dasha. Aku mengandung anak Bastian."

Dasha diam mencerna suara lirih Mary. Ia mengerutkan kening dan berkedip beberapa kali. Sungguh, telinga Dasha perlu dibawa ke dokter THT.

"Anak siapa, Mary?" tanyanya.

"Bastian, Dasha! Bastian!" pekik Mary.

Dasha membelalak. Ia edarkan pandangan. Semua orang menatap mereka. Dasha berkedip beberapa kali dan kembali menatap Mary. Gadis itu menatap lurus padanya.

"Bastian siapa, Mary?" tanyanya mencoba menenangkan hati.

"Bastian. Bastian mantan kekasih Dasha."

Dasha menelan ludahnya susah payah. Ia segera menarik lemon teanya dan menyedotnya hingga tinggal separuh. Dadanya terasa sesak.

"Dasha.."

"Ya?"

Mary menatapnya sendu. Dia berucap, "Boleh aku meminta tolong padamu?"

"Minta tolong apa?"

Mary meraih tangan Dasha dan menggenggamnya erat. Dasha bingung harus berekspresi seperti apa. Ia lihat air mata yang terus mengalir di pipi pucat itu.

"Tolong hubungi Bastian untukku."

Dasha menarik tangannya cepat. "Tidak, Mary. Aku tidak mau berhubungan dengannya lagi!" tegasnya.

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang