MND 17 - Purgatorial

14K 604 9
                                    

Yasmine berjalan menuju kamar putra bungsunya. Semakin hari.. Paul semakin tidak waras. Pemuda itu terus memeluk bingkai foto seorang gadis bersurai cokelat. Entah apa yang ada di pikiran pemuda itu.

"Paul, Sayang. Ayo makan yuk! Mama sudah buatkan dimsum udang kesukaan kamu," pungkasnya lembut.

Paul mengangguk dan mengikuti langkah Yasmine menuju ruang makan. Langkahnya langsung terhenti saat melihat wanita berambut pirang itu duduk disana. Wanita itu tersenyum padanya.

"Pergi! Paul tidak mau ada wanita itu disini!" jerit Paul. "Dia jahat. Dia licik!"

Joshua langsung membanting garpunya. Moodnya langsung hancur seketika. Deavon memperingati putranya itu. Wanita yang tak lain adalah Sella itu menghela napas kesal.

Yasmine berhasil memenangkan Paul dengan segala bujuk rayunya. Putranya mau untuk duduk disana. Tatapan mata Paul terus mengintimidasi Sella, membuat Sella ingin sekali menelannya bulat-bulat.

Makan malam telah berlalu. Setidaknya tidak hancur itu sudah lebih baik. Paul segera kembali ke kamarnya. Ia duduk di meja belajarnya --kembali meraih bingkai foto itu.

"Kenapa Bastian melakukan ini padaku?" ucapnya sendiri.

Joshua berjalan beriringan dengan Sella. Ia akan mengantar wanita itu pulang. Deavon benar-benar tak bisa menghentikan putra sulungnya itu untuk mengakhiri hubungan dengan Sella. Deavon hanya berdoa mereka akan menjadi lebih baik saja.

"Aku sangat kesal, kau tahu?"

Joshua mengangguk. "Bukan hanya kau."

Mereka segera menaiki mobil dan melaju. Di tengah perjalanan, gerimis mulai turun. Padahal tadi hujan sudah mengamuk hebat yang menyebabkan Sella harus ikut makan malam di kediaman Edgar. Suasana dingin sangat membangkitkan gairah mereka. Tangan keduanya sudah saling meraba.

"Uuhh.. Jo," lenguh Sella.

Gerimis mulai berubah menjadi hujan. Kedua manusia itu sibuk mencari kenikmatan.

"Uuhh.. Don't stop sweetheart!"

TIIINN!!

Tiba-tiba Joshua menginjak rem begitu kuat sehingga mereka sampai terpental.

"Punya otak tidak sih?!" gerutu Joshua.

Pria itu turun dari mobilnya setelah menaikkan resleting celananya.

"Apa kau gila, hah?" sarkas seorang pria yang turun dari mobil itu.

Gadis yang hampir saja tertabrak itu menundukkan kepala dan mencoba berdiri. Ia memegang perutnya dan mengelusnya pelan. Di dalam mobil, Sella mengumpat berkali-kali karena jengkel dengan reaksi gadis yang ling-lung itu. Ia mendecak dan turun dari sana.

"Jika ingin bunuh diri bukan dengan begini, jalang! Menyusahkan orang lain saja!"

Sella benar-benar dirundung amarah. Gadis itu mengangkat kepalanya dan menatap dirinya. Kedua mata gadis itu membelalak begitupun Sella. Gadis itu merangsek dan menjambak rambut pirang Sella.

"Gara-gara kau! Gara-gara kau keluargaku hancur! JALANG!!"

Sella berteriak kencang. Joshua segera membantu untuk melepaskan eratan tangan gadis itu di rambut kekasihnya. Setelah terlepas, Joshua menampar gadis berambut perak itu.

"Wanita tak tahu diri!" ucapnya.

Sella masih mengontrol napasnya. Sorot kebencian terpatri begitu nyata di kedua bola matanya. Joshua segera membukakan pintu dan mobil itu melaju meninggalkan gadis itu yang terduduk di jalan raya.

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang