MND 28 - Change

8.5K 410 3
                                    

Dasha tengah mengetuk-ketukan kukunya di meja. Telinganya terpasang mendengarkan dengan saksama segala ocehan temannya. Pikirannya juga ikut bermaraton mencerna maksud dari setiap kata yang keluar dari bibir gadis bersurai hitam di depannya.

"Benar kan, Dasha. Arinda itu ingin merebut Tuan Erick darimu."

Dasha mengangguk. "Ya. Dia bahkan juga berkunjung ke kantor Erick."

"Really?! Tuh, kan. Kamu harus hati-hati, Dasha. Jauhkan suamimu dari wanita ular itu," sarannya.

Dasha mendengus. "Sudah, ah! Tidak perlu membahas wanita itu lagi. Chelsea setelah ini ada acara tidak?"

Chelsea mengangkat kedua alisnya dan mengedipkan matanya beberapa kali. Ia pun menggeleng pelan. "Nope. Why?"

Dasha melebarkan senyumnya. "Keluar sampai malam, yuk?!"

Keduanya mengeluarkan tawa bersamaan. Mumpung Erick sedang tak ada di rumah, Dasha bisa menghabiskan waktu bersama temannya. Dia serasa single hari ini.

"Dasha!"

Dasha menoleh kemudian mengangguk mantap. Chelsea kegirangan mendapat persetujuan Dasha. Tadi ia meminta pendapat Dasha tentang sepatu hak tinggi yang berwarna hitam itu.

"Bagus, tidak?"

"It fits perfectly on you," jawab Dasha.

Kedua gadis itu keluar masuk ke berbagai gerai dalam mall besar di kotanya. Kedua tangan mereka penuh dengan belanjaan. Langkah kaki mereka segera menuju basement. Mereka letakan tas belanjaan itu ke bangku penumpang tengah. Dasha mengajak Chelsea menuju restoran untuk makan malam.

"Wagyu yang banyak!" seru Chelsea.

Kakak tampan dengan seragam membawakan makanan mereka. Mata kedua gadis itu berbinar menatap jajaran daging segar yang menggiurkan. Mereka menunggu pelayan itu menyalakan kompornya.

"Boleh fotokan kita?" tanya Chelsea.

Pelayan itu mengangguk. "Tentu."

Kedua gadis itu segera berpose. Setelah beberapa gambar diambil, mereka melanjutkan untuk memasak daging segar itu. Dasha mengambil sumpitnya dan mengoleskan mentega di atas kompor grill.

"Dasha yang traktir, kan?"

Dasha tertawa kecil. "Iya, Chelsea."

Kedua gadis itu mulai menata dagingnya di griller. Setelah dirasa cukup matang, mereka mulai menyantapnya dengan nasi di mangkuk. Saat sumpit Dasha mengambil daging dengan sedikit lemak itu, ia teringat temannya. Ia terdiam sejenak dan sukses menarik perhatian Chelsea.

"Dasha, you okay?"

Dasha mengerjap beberapa kali lalu tersenyum. "Aku teringat Mary dan Lilian."

Chelsea menghela napasnya. "Me too."

Dasha segera mengganti topik dengan berkata, "Kapan kau menikah?"

"Hee?!"

Dasha tertawa keras. "Ya setidaknya tunjukkan siapa kekasihmu."

"Kau meledekku? Mentang-mentang sudah menikah," sungut Chelsea dengan bibir mengerucut.

Dasha mengangkat jarinya berbentuk V sambil memperlihatkan deretan giginya. Chelsea pun ikut tertawa. Ada-ada saja Dasha. Chelsea hanya berusia satu tahun di atasnya. Kenapa dia harus menanyakan pernikahan, bukan bagaimana kuliahmu. Dasar! Dasha saja yang belia dinikahkan.

Setelah menghabiskan dua piring daging grill, kedua gadis itu keluar dari restoran. Dasha sudah ada di kemudinya. Ia diam beberapa saat. Hal itu membuat Chelsea bertanya, "What?"

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang