MND 07 - Uncover

24.3K 738 3
                                    

Suara hentakan kaki meramaikan keheningan pagi ini. Gadis berkacamata itu menyeret paksa temannya menuju atap gedung. Dengan terus mencebik dan sesekali berteriak, Dasha tetap mengikuti langkah Chelsea. Dasha menyentak tangannya dari genggaman gadis berambut legam itu.

"Kau ini kenapa?!" bentak Dasha.

Chelsea menyisir rambutnya ke belakang dengan jari. Ia menatap Dasha yang bersendekap tangan. Chelsea mengepalkan kedua tangannya dan membuang napas.

"Jangan mengelak lagi!"

Dasha mengernyit. "Apa maksudmu? Bicara yang jelas!"

"Kau pergi dengan seorang pria di kedai kan? Jadi selama ini kau membohongi kita?! Kau kencan dan tak ingin semua temanmu tahu?! Iya?!"

Dasha memicing pada Chelsea. "Iya! Memangnya kenapa?!"

"Kau tahu hal ini bisa menyakiti yang lain, Dasha? Tak seharusnya kau menyembunyikan ini!"

"Itu hakku!"

Chelsea meraih kerah jas sekolah Dasha. "Kenapa?! Kau malu karena pacarmu om-om?!"

Bola mata Dasha membelalak. "Jaga mulutmu ya!"

Chelsea melepaskan eratan tangannya. Ia melangkah mundur dan menyilangkan tangannya di dada. Lihat senyum penuh cibiran itu! Membuat Dasha mengepulkan asap di kepalanya.

"Okay, aku mengerti. Kau menyembunyikan ini karena kau kencan dengan om-om. Atau jangan- jangan.."

"APA?!"

"Kalian sedang apa?"

Kedua gadis itu menoleh serempak. Dasha menatap Chelsea tajam dan berlalu begitu saja. Chelsea berkacak pinggang serta menundukkan kepala. Pemuda berkacamata tebal itu mengikuti bayang Dasha yang kian menghilang.

"Kalian bertengkar?"

Chelsea menelan ludahnya. Mereka berakhir duduk di tempat biasanya Franco dan Dasha bertukar cerita. Franco menoleh pada Chelsea yang terus terdiam.

"Kau tidak apa-apa?"

Chelsea menoleh cepat. "Eh? Aku tidak apa-apa."

Franco menghela napas. "Syukurlah. Aku melihat Dasha meneriakimu. Sepertinya kalian bertengkar lumayan serius. Kenapa, kalau aku boleh tahu?"

Chelsea mengerjap. "Dia tidak bercerita tentang kekasihnya. Seharusnya dia kan bisa jujur pada kita kalau dia pergi dengan kekasihnya tanpa perlu berbohong."

Franco mengernyit. "Bukannya biasanya Dasha bercerita tentang kekasihnya ya?"

"Iya. Hanya saja dia tidak pernah memberitahu nama dan bagaimana wajah kekasihnya itu. Kau tahu, kekasihnya itu o--"

TRING!!

"Sudah masuk. Ayo ke kelas!"

Chelsea sampai di kelas. Ia melirik Dasha yang duduknya berjarak satu bangku darinya. Saat mata Chelsea melihat gadis itu, Dasha bergeming. Tak lama Mr. Perez datang. Hari ini adalah pengumpulan blanko perguruan tinggi yang dibagikan tempo hari.

"Selamat pagi anak-anak hebatku!"

"Pagi, Sir!"

"Sudah kalian isi blankonya? Silakan dikumpulkan ke depan."

Semua maju ke depan dengan membawa selembar kertas berwarna putih itu, termasuk Dasha. Banyak yang bertanya pada Dasha ingin melanjutkan kemana, tapi Dasha hanya diam. Sepertinya singa kelas itu sedang dalam suasana tak baik. Mereka memilih diam tak menuntut jawaban Dasha.

My Naughty DashaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang