Chap4

65 7 2
                                    

"Dunia tidak hanya berisi tentang kamu dan aku, itu sebabnya tidak ada kita."

.......

Happy reading!

.

......

Rain terdiam di kursi penumpang sebelum menoleh ke arah Kakaknya yang fokus menyetir mobil tanpa menoleh ke arahnya. Sedari dia menjemputnya di taman, lelaki itu tidak mengatakan apapun sampai sekarang.

"Kak..." Panggilnya.

Lelaki itu hanya mengangkat sebelah alisnya sekilas.

"Kak.."

Dia akhirnya menoleh, "Hm?"

Rain menghela nafas beberapa kali, merasa bersalah lebih tepatnya. Mungkin seharusnya ia menerima saja tawaran lelaki disebelahnya itu untuk menemaninya mencari buku tadi.

Meskipun Hendery lebih sering terlihat konyol tapi sebenarnya lelaki ini satu-satunya orang yang tidak pernah sedikitpun menelantarkannya.

Lelaki itu selalu bertanya apa yang Rain lakukan, bertanya kapan Rain pulang meskipun dia sibuk, mengetahui segala kesukaan gadis itu serta ketidaksukaannya, dan momen kemarahannya adalah hal yang paling Rain takutkan.

"Maaf kak." Gadis itu menunduk, merasa bersalah, Ia memfokuskan tatapan pada gantungan kunci yang tergantung di tasnya.

Hening.

Meskipun selama beberapa saat tidak ada jawaban dari Hendery, Ia tetap tidak berani menoleh ke arah kakaknya itu.

Hendery menghela nafas dan tiba-tiba menepikan mobilnya dekat trotoar. Ia melepas sabuk pengamannya dan memiringkan posisi duduknya agar sedikit menghadap ke arah adik satu-satunya itu.

"Raina.." Panggilnya membuat pemilik nama menoleh, "Jangan suka bikin khawatir orang rumah ya."

Gadis itu mengangguk cepat dan menatap mata kakaknya bersungguh-sungguh, "Maaf."

"Kakak tau kamu orang yang nggak suka dibantu, tapi orang di sekitar kamu pasti ingin ngelakuin sesuatu buat kamu, Setidaknya dengan begitu mereka bakalan ngerasa mereka berguna dalam hidup kamu." Ia menghela nafas dan tersenyum pengertian.

Yang bisa Rain lakukan hanya mengangguk, mata sedikit berkaca-kaca, lelaki disampingnya ini memang sering terlihat aneh dan tak peduli tapi jujur saja dia yang terbaik.

"Tadi udah bilang makasih ke Lathan?"

"Udah kak."

"Bagus, lain kali kalo ada apa-apa langsung ke kakak aja, jangan ngerepotin orang luar."

"Iya kak."

..........

"Kamu dari mana aja?"

Rain melihat mamanya sudah menunggu di ruang tamu dengan tatapan datar, Rain rasa wanita paruh baya itu kesal.

"Habis nyari buku di sekolah ma."

"Jangan suka bikin khawatir, orang rumah nyariin kamu semua. Kamu udah besar, pasti bisa urus diri sendiri kan? Jangan apa-apa harus bikin khawatir orang rumah terus."

Gadis itu tersenyum miris, kenapa tiba-tiba mamanya jadi sok perhatian seperti ini, bukannya biasanya dia lebih sering tidak perduli dengan apapun yang Rain lakukan.

"Iya ma, maaf." Ucapnya, dia tidak punya banyak tenaga untuk berdebat.

"Ma, jangan marahin Rain terus."

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang