Chap6

37 6 0
                                    

........

Happy reading!
.
.
.....

"Lathan pulang." Lelaki jangkung dengan hoodie denim itu memasuki rumah bernuansa putih miliknya yang terlihat lumayan sepi.

Lathan menoleh ke arah asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya, "Mama dimana bi?"

"Di taman belakang den."

Mendengar itu, Ia mengangguk paham dan berlalu dari sana untuk menuju ke tempat mamanya berada.

"Mama.."

Seorang wanita yang duduk di kursi roda itu menoleh dan tersenyum hangat.

"Eh kamu udah pulang?"

Lathan mengangguk, Ia menghela nafas dan berjongkok di depan wanita paruh paya itu, "Aku cuma kerumah Malvin sebentar ma, kenapa mama keluar? Kan dingin."

"Gapapa, mama bosen di kamar terus. Kamu mau mama stres?" Ujar mamanya dengan nada dibuat sedih.

"Nggak lah, Okay okay, kalo gitu, mama butuh sesuatu?"

Wanita itu menggeleng, "Lathan duduk disini." Titahnya seraya menepuk-nepuk bangku yang terletak di sebelah kursi rodanya.

Lathan mengangguk dan tersenyum lebar, Ia beralih duduk di sebelah wanita yang panggil mama itu dengan senang hati.

"Ngapain kerumah Malvin?"

Lathan menggeleng, "Cuma main."

"Tante Merinnya ada?" Tanyanya lagi.

"Ada." Lelaki itu menoleh saat mamanya menanyakan ibu dari sahabatnya itu, "Kenapa?"

"Nggak ada cuma nanya."

Lathan mengangguk mengerti, tidak heran karena biasa mamanya selalu bertanya tentang ibu Malvin jika dia sehabis dari rumah lelaki itu. Selain itu, Ibu Malvin juga sering kali berkunjung jika ada waktu luang bahkan hanya untuk menemani Mama Lathan agar tidak kesepian.

"Beneran mama nggak lagi butuh apa-apa?"

Mamanya terlihat berpikir sebentar sebelum berujar, "Ehm, kamu bisa beli sayur nggak di minimarket?"

"Beli sayur?"

Wanita itu tersenyum teduh ke arahnya, "Mama mau masak, tapi nggak ada bahan. Lathan bisa beliin?"

"Oalah, mau jadi chef rupanya, tapi mama yakin mau masak?"

"Iya, boleh ya? Mama udah lama nggak buatin kalian makanan."

Lelaki itu terkekeh, "Boleh dong, nanti Lathan bantuin juga masaknya ya,"

"Makasih sayang," Wanita itu segera merentangkan tangannya untuk memeluk Lathan, "Anak sulung mama ini memang yang terbaik."

Lathan dengan senang hati menerimanya, lagipula wanita didepannya ini adalah satu-satunya alasan Ia masih bertahan hingga sekarang dan mencoba berusaha hal-hal baik agar mamanya bahagia.

.........

Daniel: Lo dmn?

Rain kembali mematikan layar ponselnya setelah melihat pesan itu sekilas dari notifikasi. Tidak ada yang ia lakukan, tidak juga berniat membuka apalagi membalas pesannya. Bukannya kenapa, dia sedang malas berinteraksi dengan siapapun sekarang.

Akhir-akhir ini lelaki itu memang lebih sering menghubunginya bahkan mengajak untuk berangkat sekolah bersama. Agak aneh memang, dan tidak salah jika ia mulai curiga pada Hendery. Siapa tau kedua lelaki itu punya rencana terselubung terhadapnya.

Langit Untuk Semestanya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang